• Serangan otak merupakan istilah kontemporer untuk stroke
atau cedera serebrovaskuler yang mengacu kepada gangguan suplai darah otak secara mendadak sebagai akibat dari oklusi pembuluh darah parsial atau total, atau akibat pecahnya pembuluh darah otak (Chang, 2010). ETIOLOGI a. Trombus Serebral Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehinnga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya (Muttaqin, 2010) b. Emboli Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Emboli menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. c. Iskemia Penurunan aliran darah ke area otak (Smeltzer, 2010) MANIFESTASI KLINIS Misbach (2011) antara lain : • Hipertensi • Gangguan motorik (kelemahan otot, hemiparese) • Gangguan sensorik • Gangguan visual • Gangguan keseimbangan • Nyeri kepala (migran, vertigo) • Muntah • Disatria (kesulitan berbicara) • Perubahan mendadak status mental (apatis, somnolen, delirium, suppor, koma) PATHOFISIOLOGI PATHWAY PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. CT Scan untuk menunjukan adanya hematoma, infark dan perdarahan : sub dural, sub aracnoid, intra cerebral. edema, dan iskemia 2. EEG (Elektro Ensofalogram) : Mengidentifikasi area lesi dan gelombang listrik dan dapat membantu dalam menentukan lokasi gelombang delta lebih lambat di daerah yang mengalami gangguan. 3. Scan resonan magnetic (MRI) lebih sensitive dari CT Scan dalam mendeteksi infark serebri dini dan infark batang otak, kelainan arteri venous 4. Pemeriksaan mata (Obtalmuskopy) menunjukan tanda-tanda tekanan darah tinggi dan pengapuran arteri yang menuju arteri. 5. Angiografi atau foto sinar X dari pembuluh darah otak menunjukan pembuluh yang melokalisasi tempat yang mengalami penyempitan atau rusak. membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri. 6. Lumbal Punksi : Pada perdarahan Sub Arachnoid dan intra cerebral cairan cerebro spinal. Menunjukan adanya tekanan normal. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan. PENATALAKSANAAN MEDIS a. Terapi trombolitik : menggunakan recombinant tissue plasminogen activator (rTPA) yang berfungsi memperbaiki aliran darah dengan menguraikan bekuan darah, tetapi terapi ini harus dimulai dalam waktu 3 jam sejak manifestasi klinis stroke timbul dan hanya dilakukan setelah kemungkinan perdarahan atau penyebab lain disingkirkan (Esther, 2010). Beberapa contoh obat sebagai terapi trombolitik dalah streptokinase dan urokinase b. Terapi antikoagulan : terapi ini diberikan bila penderita terdapat resiko tinggi kekambuhan emboli, infark miokard yang baru terjadi, atau fibrilasi atrial (Esther, 2010). Antikoagulan dikelompokkan menjadi 3 yaitu heparin, antikoagulan oral: kumara (antagonis vit.K) dan warfarin, serta antikoagulan bekerja mengikat ion kalsium c. Terapi antitrombosit : seperti aspirin, dipiridamol, atau klopidogrel dapat diberikan untuk mengurangi pembentukan trombus dan memperpanjang waktu pembekuan (Esther, 2010). Obat-obatan yang termasuk dalam terapi antitrombosit antara lain, asam asetil silisilat,sulfinpirazon, dipiridamol, dan dekstran. d. Terapi suportif : yang berfungsi untuk mencegah perluasan stroke dengan tindakannya meliputi penatalaksanaan jalan nafas dan oksigenasi, pemantauan dan pengendalian tekanan darah untuk mencegah perdarahan lebih lanjut, pengendalian hiperglikemi pada pasien diabetes sangat penting karena kadar glukosa yang menyimpang akan memperluas daerah infark (Esther, 2010) DIAGNOSA 1. Gangguan Menelan berhubungan dengan Disfungsi Lidah (NANDA 2018-2020, Domain 2 Kelas 1 Kode 00103) 2. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kehilangan Konrol Volunter (NANDA 2018 – 2020, Domain 4 kelas 2 kode 00085) 3. Hambatan Komunikasi Verbal berhubungan dengan Disfungsi bahasa dan komunikasi (NANDA 2018 – 2020, Domain 5 kelas 5 kode 00051) 4. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan otak berhubungan dengan Penyumbatan Pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara (NANDA 2018 – 2020, Domain 4 Kelas 4 Kode 00201) Dx. Kep NIC NOC 1. Tujuan: setelah dilakukan • Kaji Tingkat Kesadaran tindakan keperawatan • Pantau gerakan lidah klien saat makan diharapkan pasien • Berikan atau gunakan alat bantu jika menunjukan perbaikan diperlukan dalam proses menelan. • Ajarkan keluarga untuk memberikan Kriteria Hasil: makan yang mudah ditelan Menunjukan kemampuan • Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain menelan Peningkatan Upaya menelan 2. Tujuan: • Kaji Persiapan pasien dalam setelah dilakukan tindakan meningkatkan kekuatan otot keperawatan diharapkan • Gunakan aktivitas motorik pasien bisa untuk mobilisasi • Ajarkan kepada pasien dan keluarga Kriteria Hasil: Untuk miring kanan miring kiri Ambulasi Pasien meningkat • Kolaborasi Dengan Fisioterapi Dx. Kep NOC NIC 3. Tujuan : • Monitor anaomis dan fisiologi Setelah dilakukan tindakan terkait dengan kemampuan keperawatan diharapkan berbicara kemampuan komunikasi verbal • Sediakan metode alternatif untuk pasien meningkat. berkomunikasi dengan berbicara Kriteria hasil: • Kenali emosi dan perilaku fisik Mengenali pesan yang diterima sebagai bentuk komunikasi Mengarahkan pesan pada • Kolaborasi dengan keluarga untuk penerimaan yang tepat mengembangkan rencana agar bisa Pertukaran pesan yang akurat komunikasi secara efektif dengan orang lain
4. Tujuan: • Monitor adanya penurunan
Setelah dilakukan tindakan kesadaran, keluhan pusing dan keperawatan diharapkan perfusi pingsan jaringan serebral pasien efektif • Monitor tanda – tanda vital Kriteria Hasil: • Monitor TIK Sakit kepala Tidak ada • Lakukan Latihan Rom Aktif Tekanan Intrakranial deviasi ringan • Ajarkan pasien cara Rom Aktif dari kisaran normal • Kolaborasi dengan tim medis lainya Tidak ada Muntah