Anda di halaman 1dari 84

PLENO

Kelompok 11 B
Muhammad Araaf
Lukmanul Hakim
Abdul Khairi Munzi
Fitri Sukmawati
Shylvia Helmanda
Noptriani
Artha Dian Chrisni Mahulaf
Vhinta Fadila Erza
Luvia Rahmi Adriyanti
Skenario : Pelayanan prima, mungkinkah?
Pak Heru pergi berobat ke Puskesmas Sehati karena sakit gigi. Kebetulan hari itu adalah hari
jumat. Beliau memilih datang ke Puskesmas karena tempatnya paling dekat dibanding Klinik
dan Rumah Sakit, tetapi sangat disayangkan para petugas sebagian sudah tidak ada di
tempat. Mereka berseliweran kesana kemari, padahal waktu baru menunjukan 10.20 WIB,
dan di tempat pendaftaran pun tidak ada orang menunggunya. Selang beberapa menit
datanglah seorang perempuan petugas pendaftaran, dengan nada marah dan muka yang
cemberut memarahi Pak Heru karena datang terlambat karena hari jumat tutup jam 11.00,
begitu juga di bagian pelayanan juga memarahi dan memeriksa gigi Pak Heru dengan
sembrono. Padahal masih ada waktu 40 menit lagi menjelang jam 11.00.
Pelayanan di puskesmas tersebut sangat mengecewakan Pak Heru, sebelumnya Pak Heru juga
pernah membaca tentang kematian pasien di Puskesmas ataupun di Rumah sakit yang pada
akhirnya menyebabkan kematian. Seperti meninggalnya seorang pasien di sebuah rumah
sakit negeri setelah tiga hari di UGD tidak ditangani dengan serius karena obat habis, kasus
kedua meninggalnya pasien di sebuah rumah sakit swasta akibat kesalahan penyuntikan obat
anestesi dimana label obat dan isinya tidak sesuai. Pak Heru walaupun bukan petugas
kesehatan tetapi dia juga sangat mengerti dengan mutu pelayanan kesehatan yang sama
dengan pelayanan publik lainnya. Dalam kasus di atas dimensi mutu yang dilanggar Pukesmas
dan rumah sakit adalah yang kurang serta penerapan patient safety yang juga sangat kurang.
Menurut Pak Heru Seharusnya ada pedoman pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
dimensi mutu di Puskesmas dan rumah sakit.
Bagaimana anda menjelaskan kondisi di atas?
Terminologi
1. Patient Safety : suatu sistem yang membuat asuhan pasien
di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
2. Dimensi Mutu : suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.
Rumusan Masalah
1. Kapan jadwal kerja puskesmas?
2. Bagaimana manajemen pelayanan puskesmas yang baik?
3. Mengapa para petugas kesehatan tidak bertanggung jawab/ berada di
tempat?
4. Mengapa stok obat di rs bisa habis?
5. Bagaimana penerapan patient safety yang baik?
6. Mengapa pasien tidak puas dengan pelayanan kesehatan?
7. Siapa yang bertanggung jawab dalam patient safety?
8. Apa saja dimensi mutu pelayanan kesehatan?
HIPOTESIS
1. Kapan jadwal kerja puskesmas?

Hari kerja : Senin - Sabtu


Senin - Kamis = 07.30 - 14.30
Jumat = 07.30 - 11.30
Sabtu = 07.30 - 13.00
2. Bagaimana manajemen pelayanan
puskesmas yang baik?
Manajemen puskesmas meliputi :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
2. Pelaksanaan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta
penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana
tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pilihan,
dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
3. Pengawasan pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan
peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku.
3. Mengapa para petugas kesehatan tidak
bertanggung jawab/ berada di tempat?
- Faktor dari individu yang tidak disiplin
- Tidak paham dengan tugas masing-masing
- Kurangnya pengawasan dari pimpinan puskesmas
- Tidak seimbang sarana prasarana pelayanan
kesehatan dengan pasien
4. Mengapa stok obat di rs bisa habis?

- Manajemen logistik yang tidak baik


- Dana yang tidak cukup
- Hubungan tidak optimal dengan distributor
- Keterlambatan dari pihak farmasi
5.Bagaimana contoh penerapan patient safety
?
1.Identifikasi Pasien Secara Tepat
2.Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
3.Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang
membutuhkan perhatian
4.Meningkatkan benar lokasi, benar pasien, benar prosedur
pembedahan
5.Mengurangi Risiko Infeksi
6.Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh
6. Mengapa pasien tidak puas dengan
pelayanan kesehatan?
- merasa semua keluhan belum disampaikan atau
didengarkan
- inform consent yang tidak jelas
- petugas kesehatan yang kurang ramah
7. Siapa yang bertanggung jawab dalam
patient safety?
semua komponen bertanggung jawab dalam
menerapkan patient safety.
8. Apa saja dimensi mutu pelayanan
kesehatan?
1.TANGIBLE (BUKTI FISIK / BUKTI LANGSUNG )
Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap
pakai serta penampilan karyawan / staf yang menyenangkan.
2.EMPHATY ( EMPATI )
3.REABILITY ( REABILITAS) adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan
segera, tepat dan memuaskan.
4.RESPONSIVENESS yaitu keinginan para karyawan / staf membantu semua
pelanggan serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan
tanggap.
5.ASSURANCE (JAMINAN )
Karyawan / staf memilki kompetensi, kesopanan dandapat dipercaya , bebas
dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-raguan.
SKEMA
Pelayanan Mutu Realibility
SOP
Kesehatan Pelayanan
Kesehatan Assurance
Dimensi
Pelayanan Empati
Mutu
Patient Responsiveness
Safety
Service Tangible
RS,Klinik, Excellent
Puskesmas Attitude
Ketentuan
Penilaian Mutu Attention
Hukum
Ksehatan Action
Manajemen
Logistik Ability
2 Arah Appearanc
(Pasien-Petugas) e
Perencanaan, Accountability
Pencatatan,
Ketersediaan 2 Arah Pengawasan dari pimpinan
Obat (Pasien-Petugas) RS,Klinik,Puskesmas
LEARNING OBJECTIVES
1. Manajemen Pelayanan Kesehatan
2. Penerapan Patient Safety
3. Mutu Pelayanan Kesehatan
4. Aspek Hukum Patient Safety
5. Prinsip Leadership dalam pelayanan kesehatan
6. Sistem Pencatatan, Pelaporan, dan Monev Patient
Safety
7. Masalah Kesehatan dan Program Pengembangan
Kesehatan
Manajemen
Pelayanan Kesehatan
Manejemen
• Untuk mencapai tujuan organisasi
• Untuk mencapai keseimbangan diantara tujuan-
tujuan yang saling bertentangan
• Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
Manajemen Pelayanan Kesehatan
• Meliputi 2 jenis pelayanan
1. Pelayanan kesehatan
2. Pelayanan administrasi
Manajemen Pelayanan Kesehatan RS
• Meliputi beberapa fungsi :
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Penggerakan pelaksanaan (actuating)
d. Pengawasan dan pengendalian (controlling)
Unsur Pokok Manajemen Pelayanan
Kesehatan
• Terdapat 5 faktor
a. Input
b. Process
c. Output
d. Target
e. Impact
Manajemen Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas
• Upaya menjalankan misi Puskesmas :
a. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan 2 cara :
- Quality of care
- Quality of service
c. Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
d. Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
e. Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat
desa.
Manajemen Klinik

• Manajemen bisnis dan marketing


• Manejemen operasional dan finansial
Persiapan membangun klinik
1. Fase persiapan
2. Persiapan lokasi, fasilitas, dan infrastruktur
3. SDM
4. Perizinan
5. Menentukan pembiayaan
6. Promosi
Penerapan Patient
Safety
Pengertian Patient Safety
• Patient Safety atau keselamatan pasien adalah
suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
rumah sakit menjadi lebih aman.
• Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Tujuan Patient Safety
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS.
• Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan
masyarakat.
• Menurunnya KTD di RS.
• Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Patient
Safety
I. Sembilan solusi keselamatan pasien di RS :
1. Memperhatikan nama obat, rupa, dan ucapan mirip.
2. Pastikan identifikasi pasien.
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien.
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat.
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang.
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai.
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi
nosokomial.
II. Tujuh standar keselamatan pasien :
1. Hak pasien ; Pasien dan keluarganya mempunyai hak
untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga ; RS harus mendidik pasien
dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan ; RS
menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan
kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien ; RS harus
mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja
melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta KP.
5. Peran kepemimpinan dalam menigkatkan keselamatan
pasien ; 1). Pimpinan dorong dan jamin implementasi
program KP melalui penerapan “7 langkah menuju KP
RS”. 2). Pimpinan menjamin berlangsungnya program
proaktif identifikasi risiko KP dan program mengurangi
KTD. 3). Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi
dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan
pengambialn keputusan tentang KP. 4). Pimpinan
mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan menigkatkan kinerja RS serta
tingkatkan KP. 5). Pimpinan mengukur dan mengkaji
efektifitas kontribusinya dalam menigkatkan kinerja RS
dan KP.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien ; 1).
RS memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan
oreintasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas. 2). RS
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan
memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan
kesehatan.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien ; 1). RS
merencanakan dan mendesign proses
manajemen informasi KP untuk memenuhi
kebutuhan informasi internal dan eksternal. 2).
Transmisi data dan informasi harus tepat waktu
dan akurat.
Mutu Pelayanan
Kesehatan
Mutu

Suatu Kondisi dinamis yang berhubungan dengan


produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan
(Siswanto,2005)
Pelayanan

Aktivitas atau serangkaian aktivitas yang terjadi


sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal yang disediakan oleh
perusahaan atau Rumah Sakit (pemberi pelayanan)
yang dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan konsumen atau pelanggan
(Ratminto dan Atik,2005)
Mutu Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan


setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serta
penyelenggaraannya sesuai standar dan kode etik
profesi
(Azrul Azwar,1996)
Kompponen pelayanan kesehatan
Input
Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen
tdd: Dokter, Bidan, Tenaga kesehatan, sarana, dan
prasarana kesehatan)

Proses
Langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (planning, organizing,
implementasi, dan evaluasi)
...
Output
Hasil dari suatu pekerjaan manajemen

Sasaran
Kepada dan untuk siapa output yang dihasilkan

Impact
Dampak yang dihasilkan oleh output
MANFAAT PENERAPAN
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN

• Meningkatnya efektivitas pelayanan kesehatan


• Terjaminnya efisiensi manajemen pelayanan
kesehatan
• Masyarakat menerima produk jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhannya
• Para petugas kesehatan akan terlindungi jika terjadi
gugatan hukum.
PRINSIP SERVICE EXCELLENCE (Peran Pelayanan
Prima)DALAM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN

Service Excellence
adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam
memenuhi harapan dan kebutuhan pasien, yang
merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar
kualitas.

Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah


suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan
kepuasan pelanggan/masyarakat (Maddy, 2009)
KONSEP SERVICE EXCELLENCE
Konsep pelayanan prima berdasarkan A6 (Barata,
2003; 31),

• Attitide (Sikap ),
• Attention (Perhatian ),
• Action (Tindakan ),
• Ability (Kemampuan ),
• Appearance (Penampilan ) dan
• Accountability (Tanggung jawab ).
DIMENSI SERVICE EXCELLENCE
• Ketepatan waktu pelayanan berkaitan dengan
waktu tunggu dan proses
• Kualitas pelayanan berkaitan dengan akurasi atau
kepetatan pelayanan
• Kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan
dan keramahan pelaku bisnis
• Kualitas pelayanan berkaitan dengan tanggung
jawab dalam penanganan keluhan pelanggan
KONSEP ZERRO DEFECT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
• Zero Defect merupakan standar kualitas.

• bertujuan untuk menekan dan meminimalkan jumlah


cacat maupun kesalahan yang terjadi dalam sebuah
proses, dan melakukan segala sesuatunya dengan benar
dari sejak awal.

• Tujuan utamanya adalah untuk menekan tingkat


kecacatan atau kesalahan sampai dengan nol.

• Zero defect tidak mengartikan bahwa kesalahan tidak


pernah terjadi
DIMENSI UTAMA DALAM JAMINAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. TANGIBLE (BUKTI FISIK / BUKTI LANGSUNG ) Dapat berupa ketersediaan
sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan
karyawan / staf yang menyenangkan.
2. EMPHATY ( EMPATI ) Dalam hal ini karyawan / staf mampu menempatkan
dirinya pada pelanggan, dapat menjalin komunikasi dan dapat memahami
kebutuhan pelanggan.
3. REABILITY ( REABILITAS ) Adalah kemampuan memberikan pelayanan
dengan segera, tepat (akurat )dan memuaskan.
4. RESPONSIVENESS (DAYA TANGGAP ) Yaitu keinginan para karyawan / staf
membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian
pelayanan dengan tanggap.
5. ASSURANCE (JAMINAN ) Karyawan / staf memilki kompetensi, kesopanan
dan dapat dipercaya , bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-
raguan.
Aspek Hukum Patient
Safety
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau
keselamatan pasien adalah sebagai berikut

UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit


1. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
a. Pasal 53 (3) UU No.36/2009 “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien.”
b. Pasal 32n UU No.44/2009 “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
c. Pasal 58 UU No.36/2009
1) “Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam Pelkes
yang diterimanya.”
2) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit
a. Pasal 29b UU No.44/2009 ”Memberi pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit.”
b. Pasal 46 UU No.44/2009 “Rumah sakit bertanggung jawab
secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”
c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009 “Rumah sakit tidak dapat dituntut
dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa
manusia.”
3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit
“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara
hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak
atau menghentikan pengobatan yang dapat
berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan
medis yang kompresehensif. “
4. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009 “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh
layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional”
b. Pasal 32e UU No.44/2009 “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh
layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi”
c. Pasal 32j UU No.44/2009 “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan
medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan”
d. Pasal 32q UU No.44/2009 “Setiap pasien mempunyai hak menggugat
dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana”
Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
1) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
3) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan
ditujukan untuk mengoreksi system dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien.
Prinsip Leadership
dalam pelayanan
kesehatan
KEPEMIMPINAN

“Kepemimpinan adalah kegiatan


memengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh
kemampuan untuk tujuan
kelompok.”
-George R. Terry-
Kemunculan Pemimpin:
• Pemimpin muncul melalui
1. Bakat / dilahirkan
2. Didik:
- Formal
- Situasi

oLingkungan membentuk kepemimpinan:


1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan tempat tinggal
3. Lingkungan pendidikan
4. Lingkungan pekerjaan
KEPRIBADIAN PEMIMPIN
1. Komunikatif 13 Rasional

2. Merespon masalah dengan realtime 14 Taat Sistem / konsisten

3. Berfikir diluar Box 15 Bijaksana


4. Disiplin 16 Amanah
5. Moral 17 Empati
6. Berani mengambil resiko 18 Mau mengurus
7. Mengubah krisis menjadi peluang 19 Cepat mengambil keputusan

8. Bisa melakukan transformasi diri 20 Teliti dan cermat

9. Selalu belajar cepat 21 Objektif


10 Kemampuan inovasi dan improvisasi 22 Peka terhadap situasi

11 Punya energi bathin dan Fisik 23 Bermental tangguh


12 Mencari solusi 24 Penggagas ide
KEPEMIMPINAN EFEKTIF

• Komunikatif
• Mau mendengar
• Koordinatif
• Responsif
• Tanggungjawab
• Mau berbagi tanggungjawab
“mau batarak dan gigih”
Prinsip Kepemimpinan
• Menguasai Bidang Tugas
• Koordinasi dengan Bidang Lembaga terkait
• Responsif Setiap Masukan
• Komunikatif
• Problem Solver
Gaya kepemimpinan berdasarkan
pendekatan pemecahan masalah

• Instruktif, telling atau direktif


• Konsultasi atau selling
• Partisipasif
• delegatif
Modal dokter menjadi pemimpin
“IDEAL”
• Kompetensi
• Etika
• Karakter
• Empati
• Kemampuan menginspirasi (inspiring ability)
• Membangun semangat dan kerjasama tim
• Penyelesaian konflik (conflict resolution)
Sistem Pencatatan,
Pelaporan, dan
Monev Patient Safety
PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN
SOLUSI

• Penting U/ memonitor upaya pencegahan,


terjadinya kesalahan, shg diharapkan
dapat mendorong dilakukannya investigasi
selanjutnya
Tujuan pelaporan

Umum :
• Menurunkan insiden  KTD, KNC dan
meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.

( Keselamatan pasien prioritas dlm pelayanan


kesehatan )
Tujuan khusus :

Internal ( RS )
1. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan
insiden keselamatan pasien di RS.
2. Mengetahui penyebab insiden keselamatan pasien
sampai pada akar masalah
3. U/ perbaikan asuhan kepada pasien agar dpt
mencegah kejadian yg sama dikemudian hari.
lanjutanTujuan khusus ….

 Eksternal ( komite keselamatan pasien RS )


1. Diperolehnya data nasional angka insiden
keselamatan pasien ( KTD, KNC )
2. Diperolehnya pembelajaran u/ meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan bagi RS lain.
3. Ditetapkannya langkah-langkah praktis
keselamatan pasien u/ RS lain.
Mengapa pelaporan penting ?

Pelaporan akan menjadi awal proses,


pembelajaran u/ mencegah kejadian yg
sama terulang kembali
Bagaimana cara memulai pelaporan ?

Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di RS


, meliputi :
1. Kejadian.
2. Alur pelaporan.
3. Formulir pelaporan
4. Prosedur pelaporan
( harus disosialisaikan pd seluruh
karyawan )
Apa yg dilaporkan ?

• Kejadian yg sudah terjadi, potensial


terjadi / nyaris terjdi.
Cara Membuat Laporan Kejadian

• Berikan pelatihan : mulai dari maksud, tujuan


manfaat dan alur pelaporan.
• Cara mengisi formulir laporan.
• Kapan harus dilaporkan.
• Pengertian –pengertian yg digunakan dlm
sistem pelaporan dan cara menganalisa
pelaporan.
Alur pelaporan pasien

• Apabila terjadi insiden KTD/KNC di RS, wajib


ditindak lanjuti ( dicegah/ditangani ) u/ mengurangi
dampak/akibat yg tdk diharapkan.

• Setelah ditindak lanjuti segera buat laporan dgn


mengisi formulir laporan insiden pd akhir jam
kerja/shift kepada atasan lansung ( paling lambat 2
X 24 Jam ) jgn menunda laporan
• Setelah selesai mengisi laporan segera laporkan kpd
atasan langsung pelapor.
• Atasan memeriksa laporan dan melakukan grading
risiko terhadap insiden yg dilaporkan.
• Hasil grading akan melakukan bentuk investigasi dan
analisa yg akan dilakukan.
• Setelah selesai dilakukan investigasi dilaporkan ke
tim KP RS.
• Tim keselamatan RS akan menganalisa kembali hasil
investigasi dan laporan insiden u/menentukan
analisaapakah perlu investigasi lanjutan.
• U/ grade kuning, merah lakukan analisa akar masalah
• Setelah melakukan RCA  tim akan memberi
petunjuk pasien safety agar kejadian tdk terulang.
• Hasil rekomendasi laporkan ke direksi.
• Hasil rekomendasi laporkan ke direksi.
• Rekomendasi u/ perbaikan kembalikan ke unit
kerja terkait.
• Unit kerja membuat laporan analisa kejadian
kerja masing-masing.
• Monitoring dan evaluasi perbaikan o/tim KP
RS.
ALUR PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN SOLUSI

Pasal 11
(1) Sistem pelaporan insiden dilakukan di internal rumah
sakit dan kpd Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
(2) Pelaporan insiden kpd Komite Nasional Keselamatan
Pasien RS mencakup KTD, KNC, dan KTC, dilakukan
setelah analisis dan mendapatkan rekomendasi dan
solusi dari TKPRS.
(3) Sistem pelaporan insiden kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus dijamin
keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas),
tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak.
(4) Pelaporan insiden sebagaimana ditujukan untuk
menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam
rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak
untuk menyalahkan orang (non blaming).
• Pasal 12
1. Setiap insiden harus dilaporkan secara internal
kepada TKPRS dlm waktu paling lambat 2x24 jam
sesuai format laporan sebagaimana tercantum pd
Formulir Peraturan ini.
2. TKPRS melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang
dilaporkan
3. TKPRS melaporkan hasil kegiatannya kpd kepala
rumah sakit.
 Pasal 13
1. RS harus melaporkan insiden, analisis, rekomendasi
dan solusi KTD secara tertulis kepada Komite
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai
format laporan

2. Komite Nasional Keselamatan Pasien RS melakukan


pengkajian dan memberikan umpan balik
(feedback) dan solusi atas laporan..
Pasal 14
• Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem
pelaporan insiden diatur dgn Peraturan
Menteri.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

 Pasal 15
(1) Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota secara
berjenjang melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap kegiatan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit sesuai tugas dan fungsi
masing-masing.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan


Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mengikutsertakan asosiasi perumahsakitan dan
organisasi profesi kesehatan.
MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN

 Memastikan staf dpt melaporkan kejadian/ insiden,


serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Langkah penerapan:
A. Untuk Rumah Sakit:
Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden
ke dlm maupun ke luar, yg harus dilaporkan ke Komite
Nasional Keselamatan Pasien RS

B. Untuk Unit/Tim:
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda u/ secara
aktif melaporkan setiap insiden yg terjadi dan insiden
yg telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena
mengandung bahan pelajaran yg penting.
MONITORING DAN EVALUASI
a. Di Rumah sakit
Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada
unit-unit kerja di rumah sakit, terkait dengan pelaksanaan
keselamatan pasien di unit kerja

b. Di propinsi
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Keselamatan Pasien
Rumah Sakit di wilayah kerjanya

c. Di Pusat
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit di rumah sakit-rumah sakit
2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahan
satu kali.
Masalah Kesehatan dan Program
Pengembangan Kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI)
• Faktor Penyebab :
- Pelayanan kesehatan yang belum memadai
- Kondisi ibu hamil yang tidak sehat
- Kurangnya pengetahuan ibu hamil akan kesehatan diri sendiri dan
kandungannya

• Solusi :
- Pembangunan puskesmas dan pustu
- Program ANC
- Program KB
- 1 desa 1 bidan
Angka Kematian Bayi (AKB), Balita,
dan Remaja
• Faktor Penyebab AKB: Balita : Remaja :
- IUFD - Diare -
Tembakau, Rokok
- BBLR - Pneumonia
- Campak, Rubella

• Solusi :
- Imunisasi wajib dasar
- Pembentukan UKS di sekolah-sekolah
Gizi Buruk
• Faktor Penyebab :
- Multifaktorial

• Solusi :
- Pembangunan infrastruktur
- Pembangunan suprastruktur
Meningkatnya Non Communicable
Disease (NCD)
• Faktor Penyebab : Contoh penyakit
:
- Kemajuan teknologi - DM
- Berkembangnya industri - PPOK
- Perubahan gaya hidup -
Hipertensi

• Solusi :
- Program screening
- BPJS
- Pembuatan guideline untuk penatalaksanaan
Persebaran Dokter yang tidak merata
• Faktor Penyebab :
- Multifaktorial

• Solusi :
- Nusantara sehat
- Internship
- Wajib kerja dokter spesialis
- Pendirian FK baru

Anda mungkin juga menyukai

  • Ulkus Diabetikum
    Ulkus Diabetikum
    Dokumen25 halaman
    Ulkus Diabetikum
    Akbar Muzakki Alvarino
    Belum ada peringkat
  • CRS Peb
    CRS Peb
    Dokumen50 halaman
    CRS Peb
    Akbar Muzakki Alvarino
    Belum ada peringkat
  • Rinitis Alergi - CSS
    Rinitis Alergi - CSS
    Dokumen9 halaman
    Rinitis Alergi - CSS
    Akbar Muzakki Alvarino
    Belum ada peringkat
  • CRS Pre Eklampsia Berat
    CRS Pre Eklampsia Berat
    Dokumen35 halaman
    CRS Pre Eklampsia Berat
    Akbar Muzakki Alvarino
    Belum ada peringkat
  • Anam Veruka
    Anam Veruka
    Dokumen1 halaman
    Anam Veruka
    Akbar Muzakki Alvarino
    Belum ada peringkat
  • PPT Mutan
    PPT Mutan
    Dokumen33 halaman
    PPT Mutan
    Akbar Muzakki Alvarino
    Belum ada peringkat
  • Crs Pneumonia
    Crs Pneumonia
    Dokumen41 halaman
    Crs Pneumonia
    Akbar Muzakki Alvarino
    Belum ada peringkat