Anda di halaman 1dari 43

REFRESHING

Mata Tenang Visus Turun


Mendadak

Pembimbing:
Dr. M Iqbal Sofyan, Sp. M

Oleh :
Verga Baiqillah Torada
2014730096

Kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Mata


Rumah Sakit Islam Cempaka Putih
2019
ANATOMI
• Orbita berbentuk seperti buah pir, dengan nervus optikus sebagai
tangkainya.

• Volume orbita dewasa kira-kira 30 cc


– Bola mata  seperlima bagian ruangannya.
– Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya.

• Batas anterior rongga orbita adalah septum orbitale,


–  pemisah antara palpebra dan orbita.
Batas-batas:
• Superior: os. Frontal

• Inferior: os. Zigomatik,


os. Maksila, os. Palatina

• Medial: os. Maksila, os.


Lakrimal, os. Etmoid

•Lateral: os. Frontal, os.


Zigomatik, ala magna os.
Sphenoid
Pendarahan:
• berasal dari arteri oftalmika
 cabang besar arteria karotis
interna.

• Cabang intraorbital pertama adalah


arteria retina sentralis

Cabang lain arteria oftalmika antara lain:


Arteria lakrimalis
 glandula lakrimalis dan kelopak mata
atas
Arteria siliaris anterior
 sklera, episklera, limbus, dan
konjungtiva serta ikut membentuk
circulus arterialis mayor iris.
Konjungtiva
• Membrane mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior
kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva
bulbaris).

• Kelenjar musin yang dihasilkan sel Goblet  membasahi bola mata

• Konjungtiva terdiri atas tiga bagian:


– Konjungtiva tarsal
• Menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
– Konjungtiva bulbi
• Menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
– Konjungtiva fornises (forniks konjungtiva)
• Tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
• Lapisan konjungtiva:
– Lapisan epitel konjungtiva
• Sel epitel superfisial  sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus.
• Sel epitel basal  berwarna lebih pekat dan mengandung pigmen.
– Stroma konjungtiva
• Lapisan adenoid (superfisial)
– Jaringan limfoid
• Lapisan fibrosa (profunda)
– Jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus.
– Kelenjar airmata asesori
• Kelenjar Krause di forniks atas dan sebagian forniks bawah.
• Kelenjar Wolfring di tepi atas tarsus atas.
• Terdapat di dalam stroma.
• Fungsi mirip dengan kelenjar lakrimal.
SKLERA DAN EPISKLERA
– Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar.

• Lapisan sklera:
• Episklera: luar sklera anterior
• Lamina cribosa: lembaran jaringan sklera yang melintang di bagian
anterior nervus optikus
• Lamina fusca: lapisan berpigmen coklat yang membentuk ruang
suprakoroid.
– Tebal sklera:
• Di inserio musculi recti: 3 mm
• Di tempat lain: 1 mm
Kornea
– Jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding
dengan kristal jam tangan.
– Transparansi  strukturnya yang seragam, avaskularitas, dan
deturgensinya.
– Ukuran kornea
• Tebal kornea dewasa:
–Tengah: 0,54 mm
–Tepi: 0,65 mm
• Diameter: 11,5 mm
Lapisan kornea:
1. Epitel.
2. Membran Bowman.
3. Stroma.
4. Membran Descement.
5. Endotel.
Uvea
• Iris
–korpus siliaris ke anterior.
–Iris berupa suatu permukaan pipih dengan apertura
bulat yang terletak di tengah pupil.
–Fungsi: mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke
dalam mata.
–Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot
dilator
• Khoroid
– Secara kasar berbentuk potongan melintang, membentang ke depan dari
ujung anterior khoroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm).
– Terdiri dari:
• Zona anterior berombak (Pars plikata)
• Zona posterior yang datar (Pars plana)
– Lapisan epitel siliaris:
• Dalam: tanpa pigmen  perluasan neuroretina ke anterior.
• Luar: berpigmen  perluasan epitel pigmen retina.
– Muskulus siliaris
• Gabungan serat longitudinal, sirkuler, dan radial.
• Fungsinya untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula yang
berorigo ke lembah-lembah diantara procesus siliaris.
• Khoroid
– Merupakan segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
– Ada 3 lapis pembuluh darah:
• Kecil
• Sedang
• Besar
– Semakin dalam pembuluh terletak di dalam khoroid, semakin
lebar lumennya  khoroidkapilaris.
– Batas-batas:
• Sebelah dalam: membrana Bruch
• Sebelah luar: sklera
• Lensa
– Suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna.
– Ukuran:
• Tebal: 4 mm
• Diameter: 9 mm
– Digantung oleh zonula, yang menghubungkannya dengan korpus
siliare.
– Batas-batas:
• Anterior: humor akuos
• Posterior: vitreus
Komponen lensa
• Depan  selapis epitel
subkapsular.

• Nukleus lensa  pemadatan


serat-serat lensa di bagian sentral
oleh sel epitel lensa.

• Korteks lensa  serat lensa


yang lebih muda.
•Korteks anterior: depan
nukleus lensa.
•Korteks posterior: belakang
nukleus lensa.
• Retina
–selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan
multilapis yang melapisi bagian dalam ⅔ posterior bola
mata.
–Ukuran:
• Tebal:
–Pada ora serata: 0,1 mm
–Pada kutub posterior: 0,23 mm
• Di tengah-tengah retina
–Makula: daerah pigmentasi kekuningan yang
disebabkan pigmen luteal (xantofil)
• diameternya 1,5 mm.
–Di tengah-tengah makula: fovea  zona avaskular
berbentuk cekungan yang memberikan cekungan
khusus bila dilihat dengan oftalmoskop.
Penyakit-penyakit mata
putih visus Turun mendadak
• Mata tenang atau mata putih yaitu
– Tidak adanya pelebaran pembuluh darah yang dikarenakan
radang atau infeksi pada ekstraokuler.

• Penglihatan menurun
– Berkurangnya penglihatan atau gangguan pada media
penglihatan baik yang terjadi secara mendadak atau perlahan.
– Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optik, ablasio retina,
obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral,
perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks, dan koroiditis.
Neuritis optik
• Gangguan penglihatan  karena peradangan pada saraf optik.
• Akibat saraf optik yang merupakan jaras yang membawa impuls
penglihatan ke otak  peradangan  sarung mielin yang
membungkus saraf tersebut mengalami kerusakkan = demielinisasi
• Terjadinya:
– unilateral 70%
– Bilateral  30%

• Menyerang dewasa muda dengan usia rata-rata 30-an.


• 75%  wanita.
papilitis

• Radang pada serabut retina saraf optik

• Gejala klinis : penglihatan berkurang, mata tidak terasa sakit

• Gambaran klinis : visus sangat menurun, lapang pandangan


menciut, papil akan mengalami sedikit hiperemi dengan batas atau
tepi yang kabur, dan udema papil

• Penyembuhan : kadang-kadang visus sedikit lebih baik


Neuritis retrobulbar

• Radang saraf optik di belakang bola mata

• Gejala klinik :
- sakit jika digerakkan pada bola mata belakang
- >> sakit bola mata ditekan + sakit kepala
- Permulaan tidak terlihat kelainan fundus
Pengobatan neuritis optik
- (Will Eye Manual)
Pada keadaan akut :
- - dilakukan pengamatan saja
- metilprednisolon 250 mg iv, disusul dengan
prednison tablet
Iskemik optik neuropati akut

• Penyebab: trombus, emboli /radang pembuluh darah

• Gejala : tajam penglihatan turun mendadak disertai skotoma, tidak sakit,


tidak progresif, sakit kepala, sakit saat mengunyah, polimialgia, kadang
demam

• Funduskopi: tepi papil sembab. Keadaan lanjut, papil pucat dan udem
berkurang

• Pengobatan : berdasarkan penyebab


Ablasio retina

• Terlepasnya lapisan sel fotoreseptor retina (sel batang & kerucut)


dari lapisan epitel pigmen retina

• Klasifikasi :
- regmatogenosa
- non regmatogenosa
*eksudatif
*traksi
• Gejala klinis :
- Floaters
- Photopsia
- Defek lapangan pandang
- Penurunan tajam penglihatan

• Penatalaksanaan
prinsip  reposisi
Oklusi arteri retina
sentral
Definisi : hambatan aliran darah arteri ke retina
Etiologi: - radang arteri
- trombus dan emboli pada arteri
- spasme pembuluh darah
- akibat terlambatnya pengaliran darah
- penyakit kolagen
- hiperkoagulasi
- trauma
• Gambaran klinik :
amourosis fugaks, tidak sakit,
gelap menetap

• Gejala klinik :
pupil refleks ,anisokoria

• Funduskopi
- milky white appearance
- papil pucat, batas kabur, atropi
- cherry red spot pada makula lutea
Penatalaksanaan
- menurunkan TIO
- asetazolamid
- parasintesis bilik mata depan
- vasodilator + antikoagulan
- inhalasi segera  O2 95% + CO2 5%
OKLUSI VENA RETINA SENTRAL

• Definisi : Penyumbatan vena retina yang mengakibatkan


gangguan perdarahan

• Etiologi :
- kompresi
- Penyakit pada pembuluh darah vena
- hambatan aliran darah
Gejala klinis:
- visus sentral terganggu
- penglihatan menurun mendadak
- tidak sakit,unilateral
Funduskopi
- vena yang berkelok-kelok
- udema makula dan retina, perdarahan, bercak-bercak (eksudat)
wol katun,papil merah

• Angiografi fluoresein  menentukan letak


penyumbatan,neovaskularisasi
Komplikasi Pengobatan
 Penyebab
 Perdarahan masif ke  Antikoagulansia
dalam retina  Fotokoagulasia daerah
 Perdarahan badan kaca retina
 Steroid
Kekeruhan & perdarahan
corpus vitreus

• Kekeruhan disebabkan oleh penuaan disertai degenerasi


• Perdarahan disebabkan oleh trauma intraokular, setiap keadaan
yang meningkatkan tekanan darah arteri dan vena, bedah
intraokular, neovaskularisasi pada retina, dll.
• Gejala : penglihatan turun mandadak, lapang pandangan ditutup
oleh sesuatu sehingga menganggu penglihatan, tanpa rasa sakit
• Perdarahan corpus vitreus biasanya cepat sekali menggumpal
• Funduskopi
- tidak terlihat refleks fundus
- bayangan hitam yang menutup retina
• Penatalaksanaan
- observasi perdarahan
- tidur dengan kepala sedikit terangkat
- vitrektomi
RETINOPATI SEROSA SENTRAL

Penimbunan cairan pd makula lutea


Visus menurun mendadak, skotoma sentral, metamorfopsia
Funduskopi: udem makula, terangkatnya lapisan retina yang
sangat kecil, refleks fovea (-)
Terlihat kebocoran fundus pd pembuluh darah yg
mengangkat makula
Penanganan: koagulasi laser pd tempat kebocoran
Amaurosis fugaks

• Buta sekejap satu mata yang berulang selama 2-5 detik


• mengenai satu mata pada saat serangan dan normal kembali
sesudah beberapa menit atau jam
• Tidak sakit
• Tidak ditemukan kelainan fundus
• Penyebab : arteriosklerosis atau gangguan vaskular lain
• Pengobatan : - vasodilatansia
- antikoagulansia
Uveitis posterior/
koroiditis
• Peradangan lapis koroid bola mata

• Etiologi : toksoplasmosis, trauma, pasca bedah, defisiensi imun

• Klasifikasi : koroiditis anterior, koroiditis areolar, koroiditis difusa


atau diseminata, koroiditis eksudatif, koroiditis juksta papil

• Gejala : penglihatan kabur, flaoter, mata jarang merah, fotofobia


 Kekeruhan didalam badan
kaca
Gambaran  Infiltrat dalam retina &
Klinis koroid
 Edema papil
 Perdarahan Retina
 Vaskular sheating

Penyebab:
Toksoplasmosis, trauma, pasca bedah, dan defisiensi imun

Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma, katarak, dan ablasi retina.
Daftar Pustaka
• Ilyas, S. (2010). ILMU PENYAKIT MATA. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Ilyas, S., Mailangkay, H. B., Taim, H., Saman, R. R.,
& Widodo, P. S. (2010). ILMU PENYAKIT MATA
UNTUK DOKTER UMUM DAN MAHASISWA
KEDOKTERAN (2 ed.). Jakarta: Sagung Seto.
• James, B. (2005). LECTURE NOTES OFTAMOLOGY
(9 ed.). Jakarta: Erlangga Medical Series.
• Vaughan, D. G., Asbury, T., & Riordan-Eva, P.
(2000). OFTALMOLOGI UMUM (14 ed.). Jakarta:
Widya Medika.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai