Pembimbing:
Dr. M Iqbal Sofyan, Sp. M
Oleh :
Verga Baiqillah Torada
2014730096
• Lapisan sklera:
• Episklera: luar sklera anterior
• Lamina cribosa: lembaran jaringan sklera yang melintang di bagian
anterior nervus optikus
• Lamina fusca: lapisan berpigmen coklat yang membentuk ruang
suprakoroid.
– Tebal sklera:
• Di inserio musculi recti: 3 mm
• Di tempat lain: 1 mm
Kornea
– Jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding
dengan kristal jam tangan.
– Transparansi strukturnya yang seragam, avaskularitas, dan
deturgensinya.
– Ukuran kornea
• Tebal kornea dewasa:
–Tengah: 0,54 mm
–Tepi: 0,65 mm
• Diameter: 11,5 mm
Lapisan kornea:
1. Epitel.
2. Membran Bowman.
3. Stroma.
4. Membran Descement.
5. Endotel.
Uvea
• Iris
–korpus siliaris ke anterior.
–Iris berupa suatu permukaan pipih dengan apertura
bulat yang terletak di tengah pupil.
–Fungsi: mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke
dalam mata.
–Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot
dilator
• Khoroid
– Secara kasar berbentuk potongan melintang, membentang ke depan dari
ujung anterior khoroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm).
– Terdiri dari:
• Zona anterior berombak (Pars plikata)
• Zona posterior yang datar (Pars plana)
– Lapisan epitel siliaris:
• Dalam: tanpa pigmen perluasan neuroretina ke anterior.
• Luar: berpigmen perluasan epitel pigmen retina.
– Muskulus siliaris
• Gabungan serat longitudinal, sirkuler, dan radial.
• Fungsinya untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula yang
berorigo ke lembah-lembah diantara procesus siliaris.
• Khoroid
– Merupakan segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
– Ada 3 lapis pembuluh darah:
• Kecil
• Sedang
• Besar
– Semakin dalam pembuluh terletak di dalam khoroid, semakin
lebar lumennya khoroidkapilaris.
– Batas-batas:
• Sebelah dalam: membrana Bruch
• Sebelah luar: sklera
• Lensa
– Suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna.
– Ukuran:
• Tebal: 4 mm
• Diameter: 9 mm
– Digantung oleh zonula, yang menghubungkannya dengan korpus
siliare.
– Batas-batas:
• Anterior: humor akuos
• Posterior: vitreus
Komponen lensa
• Depan selapis epitel
subkapsular.
• Penglihatan menurun
– Berkurangnya penglihatan atau gangguan pada media
penglihatan baik yang terjadi secara mendadak atau perlahan.
– Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optik, ablasio retina,
obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral,
perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks, dan koroiditis.
Neuritis optik
• Gangguan penglihatan karena peradangan pada saraf optik.
• Akibat saraf optik yang merupakan jaras yang membawa impuls
penglihatan ke otak peradangan sarung mielin yang
membungkus saraf tersebut mengalami kerusakkan = demielinisasi
• Terjadinya:
– unilateral 70%
– Bilateral 30%
• Gejala klinik :
- sakit jika digerakkan pada bola mata belakang
- >> sakit bola mata ditekan + sakit kepala
- Permulaan tidak terlihat kelainan fundus
Pengobatan neuritis optik
- (Will Eye Manual)
Pada keadaan akut :
- - dilakukan pengamatan saja
- metilprednisolon 250 mg iv, disusul dengan
prednison tablet
Iskemik optik neuropati akut
• Funduskopi: tepi papil sembab. Keadaan lanjut, papil pucat dan udem
berkurang
• Klasifikasi :
- regmatogenosa
- non regmatogenosa
*eksudatif
*traksi
• Gejala klinis :
- Floaters
- Photopsia
- Defek lapangan pandang
- Penurunan tajam penglihatan
• Penatalaksanaan
prinsip reposisi
Oklusi arteri retina
sentral
Definisi : hambatan aliran darah arteri ke retina
Etiologi: - radang arteri
- trombus dan emboli pada arteri
- spasme pembuluh darah
- akibat terlambatnya pengaliran darah
- penyakit kolagen
- hiperkoagulasi
- trauma
• Gambaran klinik :
amourosis fugaks, tidak sakit,
gelap menetap
• Gejala klinik :
pupil refleks ,anisokoria
• Funduskopi
- milky white appearance
- papil pucat, batas kabur, atropi
- cherry red spot pada makula lutea
Penatalaksanaan
- menurunkan TIO
- asetazolamid
- parasintesis bilik mata depan
- vasodilator + antikoagulan
- inhalasi segera O2 95% + CO2 5%
OKLUSI VENA RETINA SENTRAL
• Etiologi :
- kompresi
- Penyakit pada pembuluh darah vena
- hambatan aliran darah
Gejala klinis:
- visus sentral terganggu
- penglihatan menurun mendadak
- tidak sakit,unilateral
Funduskopi
- vena yang berkelok-kelok
- udema makula dan retina, perdarahan, bercak-bercak (eksudat)
wol katun,papil merah
Penyebab:
Toksoplasmosis, trauma, pasca bedah, dan defisiensi imun
Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma, katarak, dan ablasi retina.
Daftar Pustaka
• Ilyas, S. (2010). ILMU PENYAKIT MATA. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Ilyas, S., Mailangkay, H. B., Taim, H., Saman, R. R.,
& Widodo, P. S. (2010). ILMU PENYAKIT MATA
UNTUK DOKTER UMUM DAN MAHASISWA
KEDOKTERAN (2 ed.). Jakarta: Sagung Seto.
• James, B. (2005). LECTURE NOTES OFTAMOLOGY
(9 ed.). Jakarta: Erlangga Medical Series.
• Vaughan, D. G., Asbury, T., & Riordan-Eva, P.
(2000). OFTALMOLOGI UMUM (14 ed.). Jakarta:
Widya Medika.
Terima kasih