PADA BALITA
Program Gizi Puskesmas Sungai Pinang
STUNTING adalah ketika balita lebih pendek dari
standar tinggi badan seumurnya. Stunting
disebabkan oleh kekurangan gizi dalam waktu yang
lama (kronis) pada 1000 hari pertama kehidupannya
dari janin sampai anak berusia 2 tahun.
STUNTING sebuah kondisi dimana tinggi badan
STUNTING? seseorang lebih PENDEK dibanding tinggi badan
orang lain pada umumnya (yang seusianya).
• FAKTA
Di Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 juta) anak
balita mengalami stunting.
Indonesia adalah Negara dengan prevalensi
stunting kelima terbesar.
Fokus pada Stunting
bukan semata pada ukuran fisik pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa
proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya
hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk
otak:
Usia 2 tahun
2 bulan Usia 4 tahun
4 bulan
Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
• Nilai Z-score <-2,0 4 2
Mudah sakit/rentan terhadap penyakit
Memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal
Saat tua lebih beresiko terkena penyakit yang
berhubungan dengan pola makan
Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa
Menurunnya tingkat produktivitas
DAMPAK Menghambat pertumbuhan ekonomi
STUNTING Meningkatkan kemiskinan & memperlebar
ketimpangan
BALITA
Kondisi Otak yang Stunting
Stunting
mempengaruhi: Fisik anak kurang gizi
Fisik
dapat diperbaiki
Mental
Intelektual
stunting
PENCEGAHAN PENANGANAN
9
3 KOMPONEN
PENANGGULANGAN STUNTING -
I. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil 1. Menyedia dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi 2. Menyediakan dan Memastikan Akses kan dan pada Sanitasi.
kekurangan energi dan protein kronis.
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat. 3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
3. Mengatasi kekurangan iodium.
4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil 4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga
5. Melingunguibu hamil dari malaria. Berencana (KB).
II. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan 5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum). 6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
2. Mendorong pemberian ASI Ekslusif.
7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
III. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan 8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI. 9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
2. Menyediakan obat cacing. 10. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi
3. Menyediakan suplementasi zink.
pada Remaja.
4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
5. Memberikan perlindungan terhadap malaria. 11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin.
6. Memberikan imunisasi lengkap.
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare 12. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi
Edukasi+Sosialisasi Edukasi+Sosialisasi