Anda di halaman 1dari 37

 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan sindrom yang timbul akibat N.

Medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di


pergelangan tangan, sewaktu nervus melewati terowongan tersebut dari
lengan bawah ke tangan.
 CTS merupakan salah satu penyakit yang dilaporkan oleh badan-badan
statistik perburuhan di negara maju sebagai penyakit yang sering dijumpai
di kalangan pekerja-pekerja industri.
 Penyebab Carpal Tunnel Syndrome
• Cedera pada pergelangan tangan.
• Kehamilan. Hampir setengah dari wanita hamil mengalami CTS. Namun, gejala
ini biasanya menghilang sesaat setelah bayi lahir.
• Pekerjaan berat dan berulang-ulang dengan memakai tangan, seperti mengetik,
menulis, atau menjahit.
• Kondisi medis lain, misalnya rheumatoid arthritis dan diabetes.
 Beberapa faktor diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada
pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot,
getaran, suhu, postur kerja yang tidak ergonomik dan lain-lain
 Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan
tangan yang berulang-ulang. Seorang sekretaris yang sering mengetik,
pekerja kasar yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik
terutama pemain piano dan pemain gitar yang banyak menggunakan
tangannya juga merupakan etiologi dari carpal turner syndrome

 Menurut teori getaran gejala CTS bisa disebabkan oleh efek dari
penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada saraf median di
karpal tunnel.
 Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome Diagnosa CTS ditegakkan selain
berdasarkan gejala-klinis seperti di atas dan perkuat dengan pemeriksaan
yaitu :

 1) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh


pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan
otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat
membantu menegakkan diagnosa CTS adalah
a) Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal.
Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong
diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif
untuk menegakkan diagnosa CTS.
b) Torniquet test : Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet
dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas
tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes ini
menyokong diagnosa.

c) Tinel's sign : Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri
pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada
terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
d) Flick's sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau
menggerakgerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan
menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai
pada penyakit Raynaud.

e) Thenar wasting : Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi
otot-otot thenar.

f) Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun
dengan alat dynamometer
g) Wrist extension test : Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara
maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat
dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS, maka tes
ini menyokong diagnosa CTS.

h) Pressure test : Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan


menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala
seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.
i)Luthy's sign (bottle's sign) : Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari
telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita idak dapat
menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung
diagnose

j) Pemeriksaan sensibilitas : Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik


(two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus
medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnose
Terapi konservatif

 1. Istirahatkan pergelangan tangan.

 2. Obat anti inflamasi non steroid.

 3. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat


dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.
 4. Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan (ROM) latihan dari
ekstremitas atas dan leher yang menghasilkan ketegangan dan gerakan
membujur sepanjang saraf median dan lain dari ekstremitas atas. Latihan-
latihan ini didasarkan pada prinsip bahwa jaringan dari sistem saraf perifer
dirancang untuk gerakan, dan bahwa ketegangan dan meluncur saraf
mungkin memiliki efek pada neurofisiologi melalui perubahan dalam aliran
pembuluh darah dan axoplasmic. Latihan dilakukan sederhana dan dapat
dilakukan oleh pasien setelah instruksi singkat
 5. Injeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau
metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal
dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah
proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus
palmaris longus. Sementara suntikan dapat diulang dalam 7 sampai 10 hari
untuk total tiga atau empat suntikan,. Tindakan operasi dapat
dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3 kali
suntikan. Suntikan harus digunakan dengan hati-hati untuk pasien di bawah
usia 30 tahun.
 6. Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah
satu penyebab CTS adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka
menganjurkan pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan.
Tetapi beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian
piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila
diberikan dalam dosis besar. Namun pemberian dapat berfungsi untuk
mengurangi rasa nyeri.

 7. Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan.


Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
CTS atau mencegah kekambuhannya antara lain

a. Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, gerakan repetitif, getaran


peralatan tangan pada saat bekerja.

b. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja.

c. Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerakan.

d. Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek serta mengupayakan


rotasi kerja.

e. Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang gejala-gejala dini CTS sehingga


pekerja dapat mengenali gejala-gejala CTS lebih dini
bursitis

 Bursa adalah kantong yang berisi cairan yang terletak diantara


otot/tendo dengan tonjolan tulang tempat melekatnya tendo tersebut,
yang gunanya untuk mencegah gesekan pada saat kontraksi otot
tersebut.
 Gerakan yang berulangulang akan menyebabkan terjadinya
peradangan bursa yang mengakibatkan timbulnya pembengkakkan dan
disebut sebagai bursitis.
 Bursitis merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang paling tua,
seringkali diberi nama profesi penderitanya seperti “miner’s elbow”,
“weaver’s elbow”, “housemaid’s knee”, “hod-carrier’s shoulder”,
“dustmen’s shoulder”; “fishporter’s hump” dan “miner’s beat hand”.
Tendinitis
Sprain dan strain
STRAIN :
• Strain merupakan tarikan otot akibat penggunaan yang berlebihan, peregangan berlebihan atau stress lokal
yang berlebihan.
• Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalam jaringan.
• biasanya mengeluh nyeri mendadak dengan adanya nyeri tekan lokal pada pemakaian otot.

 Sprain

sprain adalah adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar.
• Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas namun masih mampu melakukan mobilitas.
• Ligamen yang sobek kehilangan kemampuan stabilitasnya.
• Pembuluh darah akan terputus dan terjadilah edema, sendi terasa nyeri tekan dan gerakan sendi terasa
sangat nyeri.
Trigger finger

 Trigger finger atau stenosing tenosynovitis, adalah sebuah kondisi di mana jari
terkunci pada posisi menekuk, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan
membatasi pergerakan tangan yang terkena.
 Ini terjadi saat tendon pada jari, membengkak, sehingga menghalanginya bergulir
dengan mudah melalui sarungnya yang merupakan jaringan yang menutupi
tendon.
 Saat jari menekuk, tendon yang bengkak akan tertarik melewati sarung yang
sempit, sehingga menyebabkan suara ledakan diiringi dengan rasa sakit.
 Ada beberapa penyebab yang mungkin memincu trigger infinger atau meradangnya tendon, yaitu:

• Tegang karena gerakan yang berulang

• Tekanan yang dirasakan jari atau jempol

• Kondisi seperti reumatoid arthritis, diabetes, atau encok

• Mengenggam objek dengan kuat dalam waktu yang lama

• Trauma lokal pada telapak tangan atau pangkal pada jari yang sakit

 Penyebab-penyebab ini juga menunjukkan bahwa beberapa orang memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. Ini
termasuk orang yang pekerjaannya melibatkan penggunaan jari secara berlebihan atau mengenggam secara berulang-ulang, seperti
petani atau pemain musik.
 De Quervain tendinosis/tenosynovitis adalah peradangan atau pembengkakan tendon
ibu jari dan selubungnya, yang terletak di sisi pergelangan tangan di pangkal ibu jari
tangan. Kelainan ini sering juga dikenal sebagai gamer’s thumb, Blackberry thumb.

 Penyebab pasti dari De Quervain tendinosis/tenosynovitis atau gamer’s thumb tidak


diketahui. Namun setiap kegiatan yang mengandalkan gerakan tangan berulang atau
gerakan pergelangan tangan, seperti bekerja di kebun, bermain golf atau mengangkat
raket atau menggendong bayi, barang bawaan, dll, akan menyebabkan tendon
bergerak keluar masuk melewati terowongan (selubung tenosynovium) berulangkali.
Peningkatan gesekan ini mungkin mengiritasi dan memicu terjadinya peradangan
tendon dan pembengkakan tendon maupun lapisan tenosynovium.
De quervain
Diagnosis De Quervain
Tendinosis/Tenosynovitis

Anda mungkin juga menyukai