Anda di halaman 1dari 27

PENGERTIAN :

• Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak
berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari
apendisitis adalah obstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran
darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson & Goldman, 2011).
• Apendiksitis
kronis adalah penyebab paling umum inflamasi kronis pada kuadran
bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
(Smeltzer Suzanne, C., 2009)
ANATOMI FISIOLOGI

Menurut Mohamad Judha & Rizky Erwanto 2011


- Appendiks merupakan organ yang panjang kira-kira 10 cm dan berpangkal pada
sekum.
- Appendiks memiliki meso- appendiks yang menggantungnya pada mesenterium bagian
akhir ileum. Appendiks terletak pada regioiliaca kanan. Dasar appendiks terletak
pada 1/3 atas garis yang menghubungkan spina iliaca anterior superior dengan
umbilicus (titik mcburney) dan pangkal appendiks lebih ke dalam dari titik pada
batas antara bagian sepertiga lateral dan dua pertiga medial garis miring antara
spina iliaca anterior superior dan anulus umbilicalis (titik mcburney).
Fisiologi Appendiks :

1. Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari yang bersifat basa mengandung


amylase, erepsin dan musin.
2. Immunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid
Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah Ig A
(Mohamad Judha & Rizky Erwanto 2011)
ETIOLOGI :

Menurut Mansjoer 2009, menyatakan penyebab apendiksitis kronis :


1. Hiperflasia folikel limfoid.
2. Fekalit (timbunan tinja yang keras)
3. Benda asing.
4. Striktur (penyempitan) karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.
PATOFISIOLOGI :

WOC APPENDIKSITIS.DOC
MANIFESTASI KLINIS :
− Nyeri dikuadran kanan bawah
− Anoreksia
− Mual, muntah
− Demam ringan di awal penyakit dapat naik tajam pada peritonitis
− Nyeri lepas
− Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali
− Konstipasi
− Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam
setelah munculnya gejala pertama. Menurut Schwart, (2009)
Pemeriksaan penunjang :
1. Darah lengkap
2. Rontgen
3. USG
4. Ct-Scan
5. Barium enema
6. Laparascopi
7. Apendicogram, hasil positif bila berupa : non filling, partial filling, mouse tail,
cut off. Bila roentgen abdomen tidak menolong kecuali telah terjadi peritonitis
(sari, dkk. 2008)
Komplikasi :

- Abses
- Perforasi
- Peritonitis
Penatalaksaan :
1. Penanggulangan konservatif
Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita yang
tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian
antibiotik.
2. Operasi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan apendisitis maka
tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang apendiks
(apendiktomi). Penundaan apendiktomi dengan pemberian antibiotik
dapat mengakibatkan abses dan perforasi. Pada abses apendiks
dilakukan drainage (mengeluarkan nanah). (Brunner & suddarth,
2012)
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian : Jumat, 13 September 2019
Waktu : Pukul 09.30 WIB

Identitas diri klien


Nama : nn. R
Usia : 20 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Dukuh 10/05, Sindutan, Temon, Kulon Progo
Tanggal masuk RS : 6 September 2019
Tanggal pengkajian : 13 September 2019
DATA FOKUS
Keluhan Utama
Klien mengatakan “nyeri skala 5 di perut sebelah kanan bawah”

Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengatakan merasakan “nyeri perut skala 5 di perut sebelah
kanan bawah sejak seminggu yang lalu”, sempat demam hari selasa,
mual dan muntah, nyeri pinggang kanan dan nyeri pada ulu hati, nyeri
senut-senut dan terasa hilang timbul

Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan “belum pernah mengalami riwayat penyakit yang
sama sebelumnya”
Pemeriksaan fisik
− Kesadaran : compos mentis E4 V5 M6
− Vital Sign : TD : 114/84 mmhg, suhu : 36,8oc, nadi : 110 x/menit, RR : 18 x/menit,
spo2 : 98%
− Berat badan : 38 kg
− Tinggi badan : 147 cm
− Abdomen :
I : tampak bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
A : peristaltik usus 12x/menit
P : suara tympani
P : ada nyeri tekan pada daerah kuadran kanan bawah
Kecemasan skala HARS (hamilton anxietas rating scale)
Skala HARS.docx

Interpretasi kecemasan : pada pemeriksaan kecemasan pada Nn. R


dengan menggunakan tabel HARS diatas didapatkan skor 21 yang
menyatakan bahwa Nn. R mengalami kecemasan sedang.
Data penunjang

1. Hasil laboratrium darah


tanggal pemeriksaan : 6 september 2019
hasil pemeriksaan : normal
2.Hasil pemeriksaan appendicogram
tanggal pemeriksaan : 11 september 2013
oleh : dr. E, sp. Rad
hasil pemeriksaan :
appendicogram : tak tampak kontras pada appendix, tak tampak
indentasi pada coecum
kesan : appendicogram negative, kemungkinan adanya apendisitis
belum dapat di kesampingkan.
Pre Operatif

Analisa Data
Analisa Data Pre.docx

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (apendisitis)
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
(tindakan operasi)

Intervensi dan Implementasi dan evaluasi keperawatan


pre operatif
Rencana Keperawatan Pre Operatif.docx
Asuhan Keperawatan Intra-Operatif
Persiapan Perawat
- Perawat di penerimaan
- Perawat instrumen
- Perawat sirkuler

Persiapan alat dan ruang


- Mengatur meja operasi
- mengatur lampu operasi
- Menyiapkan pengalas di atas meja operasi
- Menyiapkan mesin electric couter
- Menyiapkan troley mayo instrument
- Menyiapkan dan memastikan instrument dalam keadaan steril
- menyiapkan mesin suction
- menyiapkan tempat sampah medis, non medis dan tajam
- menyiapkan tempat jas dan duk kotor

Persiapan Instrument Steril


1. Duk steril yang terdiri dari :
Jas Operasi : 4 buah
Duk Sedang : 2 lembar
Duk Besar : 2 lembar
Handuk Pengering : 4 buah
2. Instrumen steril dan alat dan bahan medis habis pakai
instrumen steril.Docx
SIGN IN
SIGN IN.docx
Pelaksanaan operasi
1. Tim operasi memakai pakaian khusus kamar operasi lengkap dengan goggle (kacamata),
masker, tutup kepala, apron, sepatu boot.

2. Perawat instrument mempersiapkan set instrumen, set linen, dan bahp.


3. Tim operasi melakukan cuci tangan bedah sesuai standar, memakai jas operasi dan sarung
tangan steril dengan cara tertutup.
4. Perawat instrumen menyiapkan / menata instrumen operasi sesuai dengan yang diperlukan
(menghitung instrumen dan kasa yang akan dipakai).

5. Asisten operator melakukan skin preparasi pada area yang akan di insisi dengan alkohol 70
% dilanjutkan dengan iodine povidon 10 % seluas ± 30 cm disekitar daerah insisi (abdomen
menyeluruh dari bawah diafragma sampai 1/3 femur atas) diulangi 3 kali.
6. Asisten melakukan drapping memasang duk besar bawah dan atas, duk sedang
kanan dan kiri dan dijepit dengan duk klem.
7. Perawat sirkuler memasang pen couter ke mesin ESU (electro surgical unit) dan
memasang selang suction.
8. Tim menempati posisinya masing-masing, meja mayo didekatkan.
9. Perawat sirkuler membacakan time out sebelum insisi
time out.Docx
10. Mempersilahkan operator memimpin do’a
11. Perawat instrument memberikan pinset cirugis kepada operator untuk menandai dan mengecek obat
anastesi dan memberikan mess kepada operator untuk insisi lokasi operasi 1/3 lateral dextra, dari
lapisan epidermis.
12. Perawat instrument memberikan couter kepada operator untuk cuting subkutis, dan saction
untukmenghisap udara cari proses cuting dengan couter.
13. Perawat instrumen memberikan kocer ke asisten untuk mengklem fasia ke arah lateral dan medial.
Kemudian dengan mess untuk insisi, selanjutnya dengan gunting jaringan untuk memperluas. Setelah
itu di tahan dengan nedel drof untik memperluas lapang pandang
14. Setelah fascia scarpa terbuka perawat instrument memberikan pean dan pinset anatomis untuk
melakukan split pada m obliqus externus dan m obliqus internus.
15. Instrument memberikan langenback untuk split, setelah peritonium terlihat di ganti dengan middle
drof
16. Perawat instrument memberikan 2 pean kepada asisten operator untuk mengklem peritoneum dan
mengangkat ke atas.
16. Perawat instrument memberikan gunting jaringan ke operator, untuk membuka peritoneum.
17. Perawat instrumen memberikan pinset anatomis kepada operator untuk menekan jaringan di bawah
peritonium saat dilakukan insisi.
18. Perawat instrumen memberikan spong holding forcep dan kasa NACL untuk menyusuri letak secum dan
mengidentifikasi Apendik.
19. Sekum diangkat dengan kasa NACl dari dalam Peritonium
20.Perawat instrumen memberikan babcock dan allis klem ke operator untuk mengangkat appendik.
21. Perawat instrument memberikan pean kepada asisten operator untuk mengklem meso apendiks dan
perawat instrument memberikan gunting jaringan kepada operator untuk memotong meso apendiks yang
menyatu dengan apendiks.
22.Perawat instrumen memberikan needle holder dengan benang silk 2.0 serta pinset anatomis kepada
operator untuk menjahit meso apendiks yang sudah dipotong dengan tehnik simpul melingkar. Serta
memberikan gunting ligature (gunting benang) kepada asisten operator.
23.Memberikan couter pada operator untuk melakukan koagulan pada meso apendik.
21. Perawat instrumen memberikan mess no. 20 ke operator untuk memotong apendiks serta
memberikan kasa betadin kepada asisten operator untuk mengalasi apendiks yang akan
dipotong.
22. Perawat instrumen memberikan needle holder dengan benang silk 2.0 serta pinset anatomis
kepada operator untuk menjahit apendiks yang sudah dipotong dengan tehnik simpul
melingkar. Serta memberikan gunting ligature (gunting benang) kepada asisten operator.
23. Memberikan couter pada operator untuk melakukan koagulan pada meso apendik.
24. Perawat instrument memberikan kasa nacl menggunakan spong holding forcap kepada asisten
operator untuk memastikan tidak ada perdarahan.
25. Perawat instrument memberikan nacl dalam bowl kepada asisten 2 untuk membersihkan
sebelum peritoneum ditutup.
26. Perawat instrument dan perawat sirkuler melakukan sign out
Sign Out.docx
26. Perawat instrument memberikan 4 pean ke asisten 1 untuk mengklem bagian peritoneum 4
sisi arah mata angin.
27. Perawat instrument memberikan needle holder bersama benang catgut cromic 0 ke operator
serta pinset anatomis untuk menjahit peritoneum fat dengan tehnik continue locking.
Bersamaan dengan perawat instrument memberikan gunting ligature ke asisten 2.
28. Perawat instrument memberikan needle holder bersama benang cutgud plan 2.0 ke operator
serta pinset anatomis untuk mengaitkan otot dengan teknik jahitan simple. Asisten 2
membantu untuk menggunting benang.
29. Perawat instrument memberikan kasa nacl kepada asisten untuk membersihkan area jahitan.
30. Perawat instrument memberikan needle holder bersama benang catgut cromic 0 ke operator
serta pinset anatomis, untuk menjahit fascia.
31. Untuk subkutis dengan tehnik simple dengan benang cutgud plan 2.0. Bersamaan dengan
perawat instrument memberikan gunting ligature ke asisten 2.
32. Perawat instrument memberikan needle holder bersama benang dafilon 3.0 cutting
ke operator serta pinset cirurgis untuk menjahit kutis dengan teknik jahitan
matras.
33. Setelah selesai menjahit kutis, asisten 2 membersihkan area insisi dengan kasa
nacl kemudian dikeringkan dengan kasa.
34. Asisten 1 dan asisten 2 menutup luka insisi dengan sufratul dilapisi kassa steril
secukupnya lalu difiksasi dengan hepafix
35. Perawat instrument dan perawat sirkuler memasukkan jaringan apendik ke dalam
pot jaringan dan diberi barcode.
36. Perawat instrument merapikan instrument. Instrumen yang terpakai dekontaminasi
selama 15 menit.
Asuhan keperawatan post operatif
Analisa Data Post Operatif.docx

Diagnosa keperawatan intra-operatif


- Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

Intervensi keperawatan dan Pelaksanaan dan evaluasi


intra-operatif
Rencana Keperawatan Post Operatif.docx

🆗 ⛄

Anda mungkin juga menyukai