Anda di halaman 1dari 9

Erupsi Obat Alergik

OLEH : AULIYAH TANIA ALKADRIE


PEMBIMBING : DR. HERNI, SP.KK
Definisi

Erupsi obat alergik / adverse cutaneous drug


eruption  reaksi hipersensitivitas terhadap
obat dengan manifestasi pada kulit yang dapat
disertai maupun tanpa keterlibatan mukosa.
• Obat  zat yang dipakai untuk menegakkan diagnosis,
profilaksis, dan pengibatan
Imunopatogenesis
Klasifikasi Coombs dan Gell, patomekanisme EOA dibagi menjadi 4 :

Tipe I • Mediator  IgE


• Manifestasi  reaksi anafilaksis, urtikaria, angioedema, timbul sangat cepat, terkadang
(reaksi cepat) ada urtikaria/angioedema persisten selama beberapa minggu setelah obat dihentikan

• Mediator  reaksi antigen, IgG, dan komplemen terhadaop eritrosit, leukosit,


Tipe II trombosit, atau sel perkusor hematologic lain.
• Golongan obat  penisilin, sefalosporin, streptomisin, klorpromazin, sulfonamide,
(mekanisme sitotoksik) analgesic, dan antipiuretik.

Tipe III • Sering terjadi akibat penggunaan obat sistemik dosis tinggi dan terapi jangka panjang.
• Manifestasi  vaskulitis pada kulit dan penyakit autoimun yang diinduksi oleh obat.
(reaksi imun-kompleks)

Tipe IV • Yang paling mendasari EOA, diperantarai oleh limfosit T


• Manifestasi  erupsi ringan hingga berat, dapat melibatkan organ lain (hati, ginjal, dll).
(tipe lambat)
Pendekatan Diagnosis
Anamnesis
Data medikasi pasien,
Riwayat pajanan obat
baik oral, topikal,
Riwayat alergi obat Riwayat atopi pada yang dicurigai atau obat
maupun IV (termasuk
sebelumnya pasien dan keluarga yang dapat bereaksi
obat herbal dan
silang
suplemen)

Hentikan dan/atau
Perhatikan kronologis substitusi semua obat
Pertimbangkan uji kulit Jika uji kulit (-), lakukan
reaksi obat  tanda dan yang memiliki hubungan
untuk menentukan obat provokasi oral dengan
gejala serta hasil temporal yang kuat,
penyebab dosis dinaikkan perlahan
laboratorium observasi gejala setelah
obat dihentikan
Manifestasi Klinis
Urtikaria dan Angioedema Erupsi makulopapular Fixed Drug Eruption
• Urtikaria  edema setempat • Paling sering ditemukan pada • Lesi berupa macula/plak
pada kulit dengan ukuran yang EOA, timbul dalam 2-3 minggu eritema-keunguan dan kadang
bervariasi. Predileksi  setelah konsumsi obat. disertai vesikel/bula pada
seluruh tubuh. Keluhan  • Predileksi  lesi eritematosa bagian tengah lesi.
gatal dan panas pada lesi dimulai dari batang tubuh, • Predileksi  bibir, tangan,
• Angioedema  di daerah kemudian menyebar ke perifer genitalia.
mukosa (bibir, kelopak mata, secara simetris dan • Ciri khas  berulang pada
genitalia eksterna, tangan dan generalisata, hampir selalu predileksi yg sama setelah
kaki). Penyebab tersering  disertai pruritus. Lesi akan pajanan obat penyebab.
penisilin, asam asetilsalisilat, hilang dengan deskuamasi, • Penyebab tersering 
dan NSAID terkadang meninggalkan bekan tetrasiklin, naproxen, dan
hiperpigmentasi. metamizol
• Penyebab tersering 
ampisilin, NSAID, sulfonamide,
fenitoin, dan karbamazepin
Manifestasi Klinis
Pustulosis Eksantematosa Sindrom Hipersensitivitas
Eritoderma
Generalisata Akut (PEGA) Obat
• Berupa erupsi pustular akut, • Lesi  eritema difus • Bentuk EOA tipe berat dan
timbul 1-3 minggu konsumsi obat disertai skuama >90% mengancam jiwa
• Keluhan  diawali dengan area tubuh • Sering diawali dengan infeksi
demam, mual, dan malaise • Penyebab tersering  saluran napas atas dan
• Lesi  pustule millier banyak di asetaminofen dan dihubungkan dengan infeksi HHV-
atas dasar eritematosa minosiklin 6, HHV-7, Epstein-Barr virus, dan
• Predileksi  wajah dan lipatan cytomegalovirus
tubuh • Keluhan  demam >38C, lesi pada
kulit, limfadenopati, gg fungsi hati
dan/atau ginjal, leukositosis,
eosinophilia
• Lesi  muncul 3 minggu setelah
konsumsi obat, lesi makulopapular,
pustular, epidermolisis
Tatalaksana
Langkah pertama  segera menghentikan obat penyebab dan obat yang dapat bereaksi silang
Terapi suportif
• Kortikosteroid  respon sangat baik pada kasus.
EOA ringan = 0,5 mg/kgBB/hari, EOA berat = 1-4
Terapi mg/kgBB/hari. Perhatikan efek samping selama
pemberian.
Sistemik • Antihistamin  terutama diberikan pada EOA
tipe urtikaria dan angioedema.

• Terapi topical tidak spesifik, bergantung luas lesi dan


Topikal prinsip dermatoterapi
Prognosis

EOA tipe ringan  EOA tipe berat 


baik bila obat dapat menjadi buruk,
penyebab dapat disebabkan komplikasi
diindentifikasi (mis. sepsis)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai