VINA FITRIA ABD.RAFIK FATMAWATI SYAHARUNI SARI MANNAN A. SKRINING ADMINISTRASI
No Komponen Resep Keterangan Untuk Resep
Ada Tidak Ada INSCRIPTIO 1. Nama Dokter V - 2. Alamat Dokter V - 3. Nomor Telepon V - 4. Tanggal Penulisan Resep V - INVOCATIO 5. Tanda Resep diawal (R/) V - PRESCRIPTIO 6. Nama Obat V - 7. Jumlah Obat V - 8. Kekuatan Obat V - SIGNATURA 9 Aturan Pakai V - 10 Nama Pasien V - 11 Umur Pasien V - 12 Alamat Pasien v - SUBSCRIPTIO 13 Paraf / Tanda Tangan Dokter V - B. SKRINING FARMASETIKA
• Bentuk sediaan : sesuai ( Kapsul/ Tablet )
• Dosis a. BERDASARKAN RESEP Cefadroxil 500 mg ( 2 x sehari 1 kapsul) Methylprednisolon ( 2 x sehari 1 tablet ) Cetirizine ( 1 x sehari 1 kapsul ) b. BERDASARKAN LITERATUR
1. Cefadroxil 500 mg : dewasa 0,5 – 1 g dua kali
sehari ; kulit, jaringan lunak, dan infeksi saluran kemih ; 1 g sehari. Anak 6- 18 tahun, berat badan < 40 kg, 500 mg 2 x sehari; berat badan lebih dari 40 kg dosis dewasa ( BNF ed. 68 hal. 369) kesimpulan : dosis sesuai • Methylprednisolon : untuk pemakaian oral, 2- 40 mg sehari. (BNF ed.68 hal.488) Kesimpulan dosis sesuai. • Cetirizine : dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun, 10 mg sekali sehari ; anak-anak 2-6 tahun 2,5 mg 2 x sehari ; 6-12 tahun 5 mg 2 x sehari (BNF ed. 68 hal.204) kesimpulan : dosis sesuai. Skrining farmasi klinik 1. Cefadroxil a. indikasi : untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti infeksi saluran pernapasan ( tonsilitis, faringitis, pneumonia), otitis media, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih. b. Kontra indikasi : hipersensitif terhadap sefalosporin c. Farmakokinetik : cefadroxil stabil dalam asam lambung dan diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral . Absorbsi cefadroxil tidak dipengaruhi oleh adanya makanan. Waktu paruh 1-2 jam, 20-24 jam di ginjal. Waktu untuk mencapai puncak serum selama 70-90 menit. Eliminasi lebih dari 90% dosis di ekskresi lewat urin selama 8 jam. d. Efek samping : gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare. Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit , gatal-gatal . e. Penyimpanan : simpan Di tempat kering, pada suhu dibawah 30 oC, terlindung dari cahaya. f. Interaksi obat : obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas sefalosporin terhadap ginjal. Probenesid menghambat sekresi sefalosporin sehingga memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh. 2. Methylprednisolone
a. Indikasi : kelainan endokrin, penyakit reumatik, penyakit kulit, keadaan alergi,
peny. Mata, peny. Saluran napas, gangguan saluran pencernaan, anti inflamasi. b. Kontra indikasi : infeksi jamur sistemik, dan pasien yang hipersensitif terhadap komponen obat. c. Farmakokinetik : methylprednisolon diabsorbsi dengan baik dan dimetabolisme dihati. Kadar puncak dicapai dalam 1-2 jam, waktu paruh eliminasi sekitar 2,5 jam. d. Efek samping : gangguan elektrolit dan cairan tubuh, gangguan pencernaan, keringat berlebihan, osteoporosis, hipertensi, DM, hambatan pertumbuhan pada anak, katarak. e. penyimpanan : simpan di tempat yang kering dan sejuk (15-30 oC ), terlindung dari cahaya. f. Interaksi obat : pemberian methylprednisolon bersama siklosporin meningkatkan efek penghambatan metabolisme dan terjadinya konvulsi pernah dilaporkan. Trolendamycin dan ketokonazol menghambat metabolisme mthylprednisolone. Pemberian aspirin bersama kortikosteroid harus diawasi pada pasien hipoprothrombin. 3. Cetirizine
a. Indikasi : untuk pengobatan alergi, rhinitis alergi, rinitis parennial
dan urtikaria idiopatik kronis. b. Kontra indikasi : hipersensitif terhadap cetrizin, jangan digunakan selama semester pertama kehamilan atau saat menyusui, jangan digunakan untuk bayi dan anak-anak berumur kurang dari 2 tahun. c. Farmakokinetik : waktu paruh plasma 11 jam. Sekitar 70% dari obat tersebut diekskresi atau dikeluarkan melalui buang air kecil. d. Efek samping : sakit kepala, mengantuk, pusing, agitasi, mulut kering, dan gangguan pencernaan. e. Penyimpanan : simpan di tempat sejuk (15-25 oC) dan kering, terlindung dari cahaya. f. Interaksi obat : hati-hati bila digunakan bersam-sama dengan sedatif dan alkohol. Terapi Non Farmakologi
• Hindari merokok juga hindari lingkungan
penuh asap • Hindari makanan yang bersifat pedas dan asam • Hindari minuman yang bersifat dingin, seperti es, ice cream dan sirup. • istirahat yang cukup