Kep Disusun oleh : Munauwaroh Trombositopenia adalah jumlah trombosit rendah, yang dapat mengakibatkan perdarahan abnormal dan mudah memar, menurut Engram (1999: 399).
Takaran normal trombosit dalam darah yaitu 150.000
hingga 450.000 per mikroliter. Trombosit memiliki fungsi penting dalam tubuh manusia, yaitu untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga pendarahan berlebihan tidak terjadi. 1. Penyakit tertentu, seperti kanker darah, limfoma, atau purpura trombositopenik trombotik. 2. Kelainan darah, contohnya anemia aplastik. 3. Konsumsi alkohol yang berlebihan. 4. Proses kemoterapi atau radioterapi. 5. Infeksi virus, seperti HIV, cacar air, dan hepatitis C. 6. Infeksi bakteri dalam darah. 7. Obat-obatan tertentu, misalnya heparin, kina, atau obat antikonvulsan. 8. Kondisi autoimun, contohnya lupus. Kelelahan. Darah pada urine Menstruasi dengan volume darah yang berlebihan. Memar-memar pada tubuh. Bintik-bintik merah keunguan pada kulit, terutama bagian kaki. Pembengkakan pada limpa. Sakit kuning. Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan–gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, paling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Mengatasi penyebab dasar terjadinya trombositopenia. Jika tombositopenia disebabkan oleh efek samping suatu obat, maka penderita harus berhenti meminum atau mengganti obat yang memicu kondisi ini. Penggunaan kortikosteroid agar sistem kekebalan tubuh berhenti menyerang dan menghancurkan trombosit. Transfusi darah, khususnya untuk kondisi darurat. Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan jumlah trombosit penderita. Operasi pengangkatan organ limpa. Langkah ini akan dianjurkan ketika penanganan lain terbukti tidak efektif. WASSALAMUALAIKUM