1. HENDRA GUSTIKA
2.HALIMATUSSYADIAH
3. ISTIYANI LOTINA L
4. JEFRI
5. KRISEVI HANDAYANI
6. YULIA TIKAI
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang
menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah
penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru.
Mycobakterium Tuberculosa merupakan
bakteri batang tahan asam, dapat merupakan
organisme patogen atau saprofit.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 16
Januari 2020, pukul : 09.00 Wib
IDENTITAS :
Tn. N, umur 53 tahun, jenis kelamin laki-laki,
suku dayak/Indonesia, agama kristen protestan,
pekerjaan Swasta, pendidikan SMA, status
perkawinan sudah menikah, alamat jl. DS
Tumbang Mujan, masuk rumah sakit pada
tanggal 16 januari 2020 dengan diagnosa
medis Tuberculosis Paru.
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan: “Pasien mengatakan nyeri
dada sebelah kanan P: Pasien mengatakan nyeri
dada sebelah kanan Q: Nyeri terasa ditusuk-
tusuk R: Nyeri dada sebelah kanan S: Skala
Nyeri 4 (sedang) T: Nyeri selama 10-15
menit,nyeri hilang timbul”
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan pada tanggal 16 Januari 2020
pasien mengalami batuk keringmsudah lebih satu
bulan dan tidak kunjung sembuh dan pada tanggal
16 januari 2020 pasien sedang melakukkan
aktivitas tiba-tiba sesak nafas, nyeri dada seperti
ditusuk-tusuk dan disertai batuk-batuk di rumah
lalu pasien langsung dibawa oleh keluarga ke IGD
RSUD dr. Doris sylvanus palangkaraya selama di
IGD pasien mendapatkan terapi infus nacl + drip
aminophylline 25 mg 1 ampul sebanyak 16 tpm,
dan mendapat terapi injeksi lansoprazole 2 x 30
mg dan nebulizier combivent. Setelah dilakukan
pemeriksaan rontgen lalu pasien dianjurkan untuk
rawat inap di ruang Gardenia untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit
dan riwayat operasi) :
Pasien mengtakan pasien belum pernah
masuk rumah sakit sebelumnya dan belum
pernah melakukan operasi.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada memiliki riwayat
penyakit keluarga seperti Tuberculosis paru,
Diabetes mellitus, jantung dan hipertensi.
Keadaan Umum :
Pasien tampak sakit sedang, keasadaran compos
mentis, pasien tampak meringis, pasien tampak
gelisah, pasien tampak lemas, pasien tampak
terpasang infus nacl 0,9 % 20 Tpm di tangan
sebelah kanan, penampilan kurang rapi
Status Mental :
Tingkat kesadaran compos mentis, ekspresi
wajah gelisah, bentuk badan kurus, cara
berbaring terlentang bergerak bebas, berbicara
lancar, suasana hati cemas, penampilan kurang
rapi. Fungsi kognitif : pasien mampu mengetahui
waktu pagi, sore dan malam, pasien mampu
mengenal keluarga dan perawat ruangan, pasien
mengetahui bahwa dirinya masuk RS.
Tanda-tanda Vital
Suhu :36.6 c/axilla, Nadi: 80x/menit, RR 20
x/menit, TD 130/80 mmHg.
Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, pasien tidak merokok
dan mengalami batu-batuk kering dan nyeri
dada sebelah kanan. Pasien tidak mengalami
sesak nafas. Tipe pernapasan dada dan perut,
irama pernapasan tidak teratur,ada suara
napas tambahan seperti ronchi kering,
pernapasan 20x/menit. Keluhan lainnya :
Pasien mengeluh nyeri saat batuk
Masalah Keperawatan: Nyeri akut dan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Aktivitas sehari-hari
Sebelum sakit pasien mengatakan pasien
melakukan aktivitas mandiri, namun saat
sakit aktivitasnya dibantu oleh keluarga.
Dengan skala aktivitas 3 dengan memerlukan
bantuan atau pengawasan dan bimbingan
sederhana.
Masalah Keperawatan: Intoleransi aktivitas
No Parameter Hasil Nilai Normal
2 Ureum 20 Mg/dl 21 – 53
Produksi secret
meningkat
Mengalami perkejuan
Difusi O2 menurun
Intoleransi aktivitas
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan produksi secret meningkat. Ditandai dengan
pasien mengatakan sering batuk-batuk, pasien tampak
gelisah, bunyi nafas menurun, frekuensi nafas berubah
diagnose medis Tuberculosis Paru
2. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru,
dibuktikan dengan dengan pasien mengatakan nyeri
dada sebelah kanan, pasien tampak meringis, pasien
tampak gelisah, pasien tampak sulit tidur, tekanan
darah meningkat
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan difusi O2
menurun. Pasien mengatakan dirinya merasa lemah ,
Klien tampak lemah, Klien tampak berbaring di tempat
tidur dan tidak melakukan aktivitas apapun, Skala
aktivitas 3 (memerlukan bantuan atau pengawasan dan
bimbingan sederhana).
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Intervensi Rasional
hasil)
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan 1. Kaji fungsi 1. Penurunan bunyi
efektif berhubungan dengan asuhan keperawatan pernafasan nafas indikasi,
produksi secret meningkat selama 3x7 jam 2. Catat kemampuan rhonchi indikasi
diharapkan pasien untuk akumulasi
dapat mempertahakan mengeluarkan secret/ketidakmampua
jalan nafas dengan secret atau batuk n membersihkan jalan
kriteria hasil : efektif, catat nafas sehingga otot
1. Mengeluarkan secret karakter, jumlah aksesori digunakan
tanpa bantuan sputum, adanya dan kerja pernapasan
2. Menunjukkan hemoptisis meningkat
perilaku untuk 3. Berikan posisi 2. Meningkatkan
memperbaiki semi fowler, ekspansi paru,
bersihan jalan nafas bantu/ajarkan ventilasi maksimal
3. Berpartisipasi dalam batuk efektif dan membuka area
program pengobatan latihan napas atelectasis dan
sesuai kondisi dalam peningkatan gerakan
secret agar mudah
dikeluarkan
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara komperehensif 1. Mengetahui tingkat nyeri
dengan inflamasi paru keperawatan selama 3x7 terhadap nyeri 2. Untuk mengetahui
jam nyeri pasien teratasi, 2. Observasi ketidaknyamanan
Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan secara 3. Untuk mengalih perhatian
(tahu penyebab nyeri, verbal non verbal pasien
mampu menggunakan 3. Komunikasi terapeutik 4. Untuk mengurangi faktor
tehnik nonfarmakologi 4. Tentukan faktor yang yang memperburuk nyeri
untuk mengurangi nyeri, memperburuk nyeri 5. Agar pasien mampu
mencari dengan kriteria 5. Ajarkan teknik menggunakan teknik
hasil: bantuan) nonfarmako nafas dalam nonfarmako dafas dalam
1) Melaporkan bahwa dan distraksi dan distraksi
nyeri berkurang 6. Kolaborasi pemberian
dengan menggunakan analgetik sesua indikasi
manajemen nyeri advis dokter
2) Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
3) Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
4) Tanda vital dalam
rentang normal
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional