Anda di halaman 1dari 18

Kesehatan Jiwa

Gangguan Jiwa
Kesehatan Jiwa
• Keadaan sehat dan bahagia, mampu menghadapi
tantangan hidup serta dapat menerima orang lain
sebagaimana seharusnya dengan memberikan sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain (WHO)
• kemampuan seseorang menilai diri dan menyadari
kemampuan diri, dapat mengatasi tekanan, bekerja secara
produktif dan ikut serta dalam kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
• kondisi dimana seseorang individu berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya (UU 18/ 2014)
Gangguan jiwa
• kondisi di mana seseorang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi
dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan
perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.
• sekumpulan gejala yang dicirikan dengan gangguan
yang signifikan pada fungsi kognisi, regulasi emosi, atau
perilaku seseorang yang merefleksikan disfungsi pada
proses psikologis, biologis, atau perkembangan pada
fungsi mental, disertai dengan distres yang signifikan
atau disabilitas sosial, okupasional, atau aktivitas
penting lainnya
• Kondisi antara tidak sesuainya emosi, proses
berpikir, perilaku, dan persepsi pada seseorang
disebut dengan gangguan kesehatan jiwa.
• Gangguan kesehatan jiwa menjadi suatu masalah
yang harus dihadapi oleh seseorang karena hal ini
dapat mengganggu proses berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain,
• hal ini juga membuat seseorang kesulitan dalam
membuat persepsi yang benar tentang kehidupan
dan kontribusi untuk komunitasnya
• ODGJ: orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna,
serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang
sebagai manusia

• ODMK: orang yang mempunyai masalah fisik,


mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan,
dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko
mengalami gangguan jiwa
Gangguan Jiwa
1. Gangguan Mental Psikotik
2. Gangguan Mental Organik
3. Gangguan Neurotik dan Gangguan
Kepribadian
4. Gangguan Masa Kanak, Remaja, dan
Perkembangan
1. Gangguan Mental Psikotik
• Skizofrenia dan gangguan waham
– paranoid,
– hebefrenik,
– katatonik,
– residual,
– simpleks
• Gangguan afektif
1.a. Skizofrenia dan gangguan waham

• Skizofrenia ditandai dengan adanya penyimpangan yang


fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh
afek yang tidak wajar.
• Skizofrenia ditandai dengan adanya halusinasi yang menetap dan
disertai waham (waham, kejar, kebesaran, rujukan, penyiaran
pikiran, penyisipan pikiran, dan waham aneh) arus pikiran yang
terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat pembicaraan
tidak relevan, perilaku katatonik seperti gundah-gelisah, dan gejala
negative seperti sikap yang sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang tidak wajar.
• Dikatakan skizofrenia apabila terdapat dua gejala dan berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
• Skizofrenia paranoid
– Biasanya ditandai dengan sering mendengar suara-suara halusinasi yang mengancam
pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi peluit, mendengung, atau bunyi tawa.
• Skizofrenia hebefrenik
– Ditandai dengan menunjukkan ciri khasnya adalah pemalu dan senang menyendiri,
cekikikan, perasaan puas diri, senyum sendiri, tinggi hati, tertawa menyeringai, dan
ungkapan kata yang diulang-ulang.
• Skizofrenia katatonik
– Ditandai dengan berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungannya, tidak
berbicara, gaduh-gelisah, posisi tubuh yang tidak wajar atau aneh,
• Skizofrenia Residual
– Gejala "negatif' dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan,psikomotorik,
aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif,
kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk
seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh,
perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.
• Skizofrenia Simpleks
– Gejala yang dari skizofrenia tanpa didahului riwayat halusinasi atau waham yang
disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa
tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.
1.b. Gangguan afektif
• Mania
– Mania memiliki gejala berupa semangat yang berlebihan, kepercayaan diri meningkat,
kebutuhan tidur menurun atau tidur menjadi lebih sedikit, berpenampilan berlebihan,
serta bicara lebih banyak dan lebih cepat. Dikatakan mania apabila gangguan tersebut
terjadi setiap hari selama minimal satu minggu.
• Depresi
– Depresi ditandai dengan gejala utama berupa sering merasa sedih, hampa, tidak
punya harapan, murung, dan sering menangis; kehilangan minat dan kesenangan
terhadap aktivitas yang biasanya disukai; berkurangnya energi, mudah lelah, dan
aktivitas menurun. Sedangkan, gejala tambahan berupa sulit konsentrasi, merasa
harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna,
pesimis, berpikir untuk melukai diri atau bunuh diri, gangguan tidur, dan nafsu makan
berkurang. Depresi terjadi setiap hari selama minimal dua minggu.
• Bipolar
– Bipolar merupakan gangguan yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang
ekstrem antara mania dan depresi. Masing-masing episode terjadi selama minimal
dua minggu. Bipolar sering terjadi setelah peristiwa hidup yang menimbulkan stres
atau trauma.
2. Gangguan Mental Organik
• Gangguan organik dan simtomatik
– Demensia
– Delirium

• Gangguan akibat alkohol dan obat/zat.


– Intoksikasi akut
– Sindrom ketergantungan dan toleransi
– Keadaan putus zat
Dementia
• Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan
otak yang biasanya bersifat kronik-progresif,
• dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel,
termasuk didalamnya yaitu, daya ingat, daya pikir, orientasi, daya
tangkap, berhitung, kemampuan belajar, berbahsa, dan daya nilai.
• Orang dengan demensia biasanya ditandai dengan adanya
penurunan daya ingat yang sampai mengganggu kegiatan harian
seseorang seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang
air besar dan kecil, namun tidak ada gangguan kesadaran.
• Gejala dan disabilitas sudah nyata paling sedikit 6 bulan.
• Berdasarkan etiologinya demensia dibedakan menjadi, demensia
pada penyakit Alzheimer, demensia vaskuler, demensia pada
penyakit pick, demensia pada penyakit creutfeld-jakob, demensia
pada penyakit Huntington, demensia pada penyakit Parkinson,
demensia pada penyakit HIV/AIDS.
Delirium
• Delirium adalah sindrom yang ditandai dengan
gangguan kesadaran dan kognisi yang terjadi
secara akut dan berfluktuasi.
• Gejala pada orang dengan delirium seperti
berkurangnya atensi, agitasi psikomotor,
gangguan emosi, gangguan persepsi, kekacauan
arus dan isi pikir, dan gangguan siklus tidur-
bangun yang terjadi dalam periode waktu yang
pendek dan cenderung terjadi dalam setiap hari.
Intoksikasi
• Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan tingkat
dosis zat yang digunakan. Intosikasi akut
merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul
akibat penggunaan alkohol, atau zat psikoaktif
lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi
kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi
dan respons psikofisiologis lainnya.
• Intensitas intoksikasi berkurang dengan
berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya akan
menghilang bila tidak terjadi penggunaan zat lagi.
Keadaan putus zat
• Orang dengan ketergantungan akan
mengalami keinginan yang kuat atau dorongan
yang memaksa untuk menggunakan zat
psikoaktif.
• Terbukti adanya toleransi yaitu berupa
penigkatan dosis zat psikoaktif yang
diperlukan guna memperoleh efek yang sama
yang biasanya diperoleh dengan dosis yang
lebih rendah.
3. Gangguan Neurotik dan Gangguan
Kepribadian
3.a. Gangguan anxietas
3.b. Gangguan kepribadian dan perilaku masa
dewasa
– Gangguan makan
– Gangguan tidur
– Disfungsi seksual
• Ditandai dengan adanya kegagalan dari respon genital (pada
pria yaitu disfungsi ereksi, pada wanita yaitu kekeringan
vagina atau kegagalan pelicinan), disfungsi orgasme,
ejakulasi dini, vaginismus, disparaunia (nyeri pada waktu
hubungan seksual)
4. Gangguan Masa Kanak, Remaja, dan Perkembangan

4.a. Retardasi mental


• keadaan perkembangan jiwa yang terhenti
atau tidak lengkap, yang terutama ditandai
oleh terjadinya kekurangan keterampilan
selama masa perkembangan sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara
menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif,
bahasa, motorik, dan sosial.
• Tingkat: ringan, sedang, berat
4.b. Gangguan masa kanak, remaja, dan perkembangan
• Gangguan tingkah laku pada anak dan remaja memiliki
beberapa gejala yaitu:
• sulit fokus dalam mengerjakan sesuatu, tidak
mendengarkan ketika diajak berbicara, tidak bisa
melakukan perintah yang diberikan, hiperaktif, tidak bisa
diam dalam situasi yang mengharapkannya untuk duduk
tenang, tidak bisa mengantre, menjawab pertanyaan
terlalu cepat;
• melakukan perundungan, sering bertengkar secara fisik,
kejam terhadap hewan;
• merusak barang milik orang lain, mencuri, sering
berbohong dan menipu;
• kabur dari rumah; sering marah dan sensitif; suka melawan
orang dewasa, tidak mau menurut; pendendam, suka
menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri

Anda mungkin juga menyukai