Anda di halaman 1dari 6

GEJALA

• Gejala di laring
Sumbatan tidak total di laring  menyebabkan distonia sampai
afonia, batuk disertai serak, mengi, sianosis dan rasa subjektil dari
benda asing penderita akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak
benda asing tersebut tersangkut.

Sumbatan total di laring  menimbulkan keadaan yang gawat


biasanya kematian mendadak karena terjadi asfiksia dalam waktu
singkat. Disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan gejala
antara lain distonia sampai afonia serta dapat menyebabkan apnea
dan sianosis.
• Gejala pada trakea
Benda asing menyumbat pada trakea akan timbul sumbatan jalan
napas akut yang memerlukan tindakan segera untuk membebaskan
jalan napas. Gejala pada dewasa umumnya sama dengan gejala pada
anak. Bila anak batuk atau dengan wheezing yang dicurigai terjadi
aspirasi benda asing di saluran napas.

• Gejala pada bornkus


Benda asing bronkus >> memasuki bronkus kanan karena lebih
lebar dan lebih segaris dengan lumen trakea. Pasien pada benda asing
di bronkus umumnya datang pada fase asimptomatik kemudian benda
asing bergerak ke perifer sehingga udara yang masuk terganggu dan
pada auskultasi terdengar ekspirasi memanjang dengan mengi. Gejala
fisik : batuk kronik dan sesak napas menyerupai gejala pasien asma
atau bronkopnemonia.
Benda asing organik  reaksi yang hebat pada saluran nafas
dengan gejala laring trakeobronchitis, batuk dan demam.
PATOFISIOLOGI
• Tujuan refleks menelan  mencegah masuknya makanan atau cairan
ke dalam trakea impuls motoris dari pusat menelan yang menuju ke laring
dan bagian atas esophagus diantar oleh saraf kranial V,XI,X dan XII dan
beberapa melalui saraf cervical.
• Menelan memiliki beberapa stadium yaitu, stadium volunter, faringeal dan
oesofageal.
• Pada stadium volunter benda ditekan atau didorong ke bagian belakang
mulut oleh tekanan lidah ke atas dan belakang terhadap palatum, sehingga
lidah memaksa benda ke pharing.
• Pada stadium faringeal palatum didorong ke atas untuk menutup nares
prosterior sehingga mencegah makanan balik ke rongga hidung.Lipatan
lipatan palatofaringeal saling mendorong ke arah tengah kemudian pita
suara laring berdekatan dan epiglotis mengayun ke belakang sehingga
mencegah makanan masuk ke trakea.
• Stadium oesophageal  fas perpindahan bolus makanan dari esofagus
ke lambung. Di dalam esofagus ada 2 macam gerakan peristaltik primer
dan sekunder.
• Bronkus dan trakea sangat peka dengan benda asing ataupun iritasi lain
sehingga bisa menimbulkan refleks batuk Lapisan mukus pada saluran
nafas mengandung faktor-faktor yang selektif sebagai pertahanan yaitu
immunoglobulin terutama IgA PMNs,antiferon dan antibodi sepsifik Gerakan
silia menyapu saluran nafas Silia dan mucus menjebak debu dan kuman
kemudian memindahkannya ke pharing karena silia bergetar ke arah faring.
• Setelah benda asing teraspirasi maka benda asing tersebut dapat
tersangkut pada tiga tempat anatomis yaitu laring trakea atau bronkus dari
semua aspirasi benda asing, diantaranya terperangkap di bronkus. Pada
orang dewasa benda asing bronkus dan cenderung tersangkut di bronkus
utama kanan karena sudut (ergensinya yang lebih kecil dibandingkan
bronkus utama kiri benda asing yang lebih besar lebih banyak tersangkut di
laring atau trakea
• Benda asing organik seperti kacang mrmpunyai higrosgopik yang
mengembang oleh air serta dapat menyebabkan iritasi pada
mukosa,mukosa bronkus edema meradang dapat terjadi jaringan granulasi
disekitar benda asing sehingga gejala sumbatan bronkus menghebat timbul
laringotrakeo-bronkitis seperti batuk dan demam.
• Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan lebih ringan dan
mudah didignosis dengan pemeriksaan radiologi benda asing berasal dari
metal dan tipis seperti jarum peniti dapat masuk ke dalam bronkus yang
lebih distal dengan memberikan gejala batuk spasmodik
KOMPLIKASI
• Komplikasi dapat disebabkan oleh benda asing itu sendiri atau trauma
tindakan bronkoskopi. Komplikasi akut akibat tersangkutnya benda asing
antara lain :
 sesak nafas
 hipoksia,
 gangguan ventilasi ditandai dengan adanya sianosis.
 Komplikasi kronis  pneumonia, dapat berlanjut dengan pembentukan
kavitas dan abses paru, bronkiektasis, pembentukan jaringan granula si
atau polip akibat inflamasi pada mukosa tempat tersangkutnya benda asing.
 Komplikasi tindakan bronkoskopi : aritmia jantung akibat hipoksia, retensi
CO2 atau tekanan langsung selama manipulasi bronkus utama kiri.
Komplikasi teknis yang paling mungkin terjadi perforasi, atau benda asing
masuk ke segmen yang tidak tersumbat pada saat dikeluarkan. Bisa juga
terjadi edema laring dan reflek vagal. Komplikasi pasca bronkoskopi :
demam, infiltrat paru dan pneumotorak

Anda mungkin juga menyukai

  • BAJN
    BAJN
    Dokumen12 halaman
    BAJN
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Referat GBS
    Referat GBS
    Dokumen20 halaman
    Referat GBS
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Makalah Epidemiologi Katarak
    Makalah Epidemiologi Katarak
    Dokumen16 halaman
    Makalah Epidemiologi Katarak
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Retno
    Bab 3 Retno
    Dokumen3 halaman
    Bab 3 Retno
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Jurnal
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat