ANATOMI
EPIDEMIOLOGI • Menurut WHO :katarak adalah penyebab utama kebutaan dan ganguan
pengelihatan di seluruh dunia.
• Di Indonesia : tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan 1,5%.
• memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat
dibandingkan penderita di daerah subtropics.
• Insiden katarak 0,1% (210 ribu orang) per tahun, sedangkan yang dioperasi
baru lebih kurang 80.000 orang per tahun.
KATARAK
1. Keturunan
2. Infeksi intrauterine
PERKEMBANGAN 3. Radiasi
KATARAK 4. Agen toksik
5. Kekurangan nutrisi
6. Penyebab lain-lain:
KLASIFIKASI 1. Katarak kongenital : (terlihat pada saat lahir sampai usia dibawah 1 tahun)
2. Katarak juvenil (terlihat sesudah usia 1 tahun)
3. Katarak senilis (setelah usia 50 tahun) :
1. Insipien : Kekeruhan lensa tampak terutama dibagian perifer korteks berupa garis-garis
yang melebar dan makin ke sentral
KLASIFIKASI
2. Imatur : hanya sebagian lensa yang mengalami kekeruhan.
MENURUT
3. Matur : tampak lensa mengalami kekeruhan seutuhnya.
KEMATANGAN LENSA
4. Hipermatur : katarak mengalami penciutan dan penyusutan kapsul anterior yang
menyebabkan kebocoran air dari lensa.
5. Morgagnian : katarak hipermatur dengan pencarian korteks setelah nucleus terbenam
ke inferior
KATARAK
katarak :
pemeriksaan visus
pemeriksaan segmen anterior
pemeriksaan segmen posterior : (TIO + MIDRIATIKUM ) funduskopi.
KATARAK
tidak merokok, pola makan yang sehat, terlindung dari sinar matahari, serta menerapkan
PREVENSI gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit sistemik.
PROGNOSIS Tidak adanya penyakit okular lain yang menyertai pada saat dilakukannya operasi yang
dapat mempengaruhi hasil dari operasi
ANATOMI
• defisiensi produksi air mata atau peningkatan penguapan air mata dan
DEFINISI
berhubungan dengan perubahan permukaan okular dan peradangan
KLASIFIKASI
DRY EYE
PATOFISIOLOGI
DRY EYE
1. Anamnesa
DIAGNOSA 2. Slit lamp
3. Pemeriksaan diagnostic
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan identitas pasien seorang wanita berusia 67 tahun
datang ke Poli Mata RSU Haji dengan keluhan mata kabur pada mata kanan yang semakin
lama semakin memburuk sejak 1 bulan terakhir. Pada pemeriksaan visus kemudian
ANAMNESA dilakukan pinhole dan menunjukkan visus tetap. Pada pemeriksaan segmen anterior
ditemukan lensa keruh,adanya iris shadow pada kedua mata. Pada pemeriksaan segmen
posterior, ditemukan fundus reflex (+) , dan ditemukan adanya drusen pada kedua mata.
Hal tersebut memungkinkan pasien menderita katarak.
Pasien juga mengeluh pusing , berair terus dan gatal pada kedua mata, berair terus, tidak
mengeluarkan kotoran. Hal tersebut memungkinkan pasien mengalami sindrom mata
kering
PEMBAHASAN
Katarak senilis imatur didasari pada hasil anamnesa yaitu usian pasien 67 tahun, dimana
ODS KATARAK SENILIS katarak senilis terjadi pada usia lanjut. Keluhan pandangan kabur secara perlahan pada
IMATUR kedua mata juga menunjang untuk diagnosis pada kasus ini, tetapi untuk menegakkan
diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan segmen anterior untuk melihat kekeruhan pada
lensa dan pemeriksaan segmen posterior untuk melihat fundus reflex.
Diagnosis untuk pasien ini adalah sindroma mata kering. Hal ini dikarenakan pasien
ODS DRY EYE mengeluhkan mata berair terus dan tidak mengeluarkan kotoran dan gatal. Pada tes
schirmer tanpa anestesi didapatkan hasil <10 mm, yang menandakan bahwa terdapat
penurunan produksi air mata.
PEMBAHASAN
DIAGNOSTIK
Schirmer test
ODS DRY EYE
TERAPI
ICCE
ODS KATARAK SENILIS ECCE
IMATUR SICS
Fakoemulsifikasi