Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

Lensa kristalin : struktur transparan , bikonveks


yang berfungsi untuk :
• Mengatur kejernihannya sendiri
• Merefraksikan cahaya
• Untuk akomodasi

Lensa terletak di belakang iris dan di anterior


dari korpus vitreous. Lensa ditopang oleh zonula
zinii, yang terdiri atas serabut-serabut kuat yang
melekat ke korpus siliaris.
FISIOLOGI LENSA

Secara fisiologik lensa memiliki sifat:


Keadaan patologik lensa :
• Kenyal atau lentur karena memegang
• Tidak kenyal : presbyopia
peranan penting dalam akomodasi untuk
• Keruh
menjadi cembung
• Tidak berada pada tempatnya atau yang
• Jernih atau transparan karena sebagai media
disebut subluksasi dan dislokasi.
penglihatan
• Terletak ditempatnya
KATARAK

• Katarak adalah segala kekeruhan pada lensa.


DEFINISI • Penuaan : paling umum
• faktor lain : trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok,
dan faktor keturunan.

EPIDEMIOLOGI • Menurut WHO :katarak adalah penyebab utama kebutaan dan ganguan
pengelihatan di seluruh dunia.
• Di Indonesia : tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan 1,5%.
• memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat
dibandingkan penderita di daerah subtropics.
• Insiden katarak 0,1% (210 ribu orang) per tahun, sedangkan yang dioperasi
baru lebih kurang 80.000 orang per tahun.
KATARAK

1. Keturunan
2. Infeksi intrauterine
PERKEMBANGAN 3. Radiasi
KATARAK 4. Agen toksik
5. Kekurangan nutrisi
6. Penyebab lain-lain:

KLASIFIKASI 1. Katarak kongenital : (terlihat pada saat lahir sampai usia dibawah 1 tahun)
2. Katarak juvenil (terlihat sesudah usia 1 tahun)
3. Katarak senilis (setelah usia 50 tahun) :

a) Kortikal : kekeruhan pada kortex lensa


b) Subkapsular posterior : silau , penurunan penglihatan saat terang krn pupil
miosis
c) Nuklear : Terjadinya sklerosis dan penguningan dalam jumlah yang
berlebihan disebut katarak nuklear yang menyebabkan kekeruhan sentral
KATARAK

1. Insipien : Kekeruhan lensa tampak terutama dibagian perifer korteks berupa garis-garis
yang melebar dan makin ke sentral
KLASIFIKASI
2. Imatur : hanya sebagian lensa yang mengalami kekeruhan.
MENURUT
3. Matur : tampak lensa mengalami kekeruhan seutuhnya.
KEMATANGAN LENSA
4. Hipermatur : katarak mengalami penciutan dan penyusutan kapsul anterior yang
menyebabkan kebocoran air dari lensa.
5. Morgagnian : katarak hipermatur dengan pencarian korteks setelah nucleus terbenam
ke inferior
KATARAK

1. Patofisiologinya belum di ketahui


2. Terdapat agregat protein  bikin kabur dan merubah warna lensa
3. Usia  lensa menjadi berat dan tebal  serabut lensa baru membentuk korteks dan
PATOFISIOLOGI
nucleus shg tertekan dan mengeras
4. Kristalina agregasi dan berat molekul meningkat
5. Agregasi protein  penurunan kecerahan  perubahan indeks refraksi
KATARAK

1. Penurunan tajam pengelihatan


2. Silau
GEJALA KLINIS 3. Perubahan sensitivitas kontras
4. Myopic shift
5. Diplopia monokuler atau poliopia

DIAGNOSTIK Anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat menentukan diagnosa.

katarak :
 pemeriksaan visus
 pemeriksaan segmen anterior
 pemeriksaan segmen posterior : (TIO + MIDRIATIKUM ) funduskopi.
KATARAK

1. ICCE (Intracapsuler Cataract Extraction) : Teknik pembedahan ICCE/ ektraksi


intraocular pada katarak adalah ekstraksi seluruh lensa tanpa meninggalkan posterior
kapsul lensa.
2. ECCE (Extracapsuler Cataract Extraction) : Teknik pembedahan ECCE/ ektraksi
intraocular pada katarak adalah ekstraksi seluruh lensa dengan meninggalkan
posterior kapsul lensa.
TERAPI 3. SICS (Small Incision Cataract Surgery) : SICS adalah salah satu teknik operasi katarak
yang pada umumnya digunakan di Negara berkembang. Teknik ini biasanya
menghasilkan hasil visus yang bagus dan sangat berguna untuk operasi katarak
dengan volume yang tinggi.
4. Fakoemulfikasi : Dengan menggunakan ultrasound, inti lensa dihancurkan di dalam
kapsul dan sisa massa lensa bersihkan dengan irigasi dan aspirasi menggunakan
mesin fako.
KATARAK

PRE-OP : kekeruhan pada lensa, glaukoma sekunder, uveitis fakotoksik/glaukoma fakolitik


POST-OP : edema kornea, perdarahan, peningkatan intraoculi, edema cystoid pada
KOMPLIKASI macular, ablasio retina, endopthalmitis, uveitis kronis, glaukoma, bilik mata depan yang
dangkal, astigmatisma

tidak merokok, pola makan yang sehat, terlindung dari sinar matahari, serta menerapkan
PREVENSI gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit sistemik.

PROGNOSIS Tidak adanya penyakit okular lain yang menyertai pada saat dilakukannya operasi yang
dapat mempengaruhi hasil dari operasi
ANATOMI

• Produksi dan drainase air mata


• Kanalikuli, saccus lakrimalis, dan ductus
nasolakrimalis merupakan komponen sistem
yang mengalirkan sekret ke dalam hidung

• Film air mata :


a. Lapisan superfisial : berasal dari kelenjar
meibom
b. Lapisan akueosa dihasilkan oleh kelenjar
lakrimal mayor dan minor
c. Lapisan musin terdiri atas glikoprotein dan
melapisi sel-sel epitel kornea dan
konjungtiva.
DRY EYE

• defisiensi produksi air mata atau peningkatan penguapan air mata dan
DEFINISI
berhubungan dengan perubahan permukaan okular dan peradangan

EPIDEMIOLOGI • Meningkat seiring bertambahnya usia


• Perempuan>>
• 1,68 juta pria di atas usia 50 tahun : di Amerika  meningkat menjadi 2,79
juta pada tahun 2030.
• > 3,23 juta wanita : 4,3 juta orang dengan usia lebih dari 65 tahun di
Amerika Serikat menderita iritasi mata
DRY EYE

Faktor resiko tinggi Faktor resiko menengah Faktor resiko rendah


-Umur - Obat-obatan seperti antidepresan -Merokok
- Jenis kelamin perempuan trisiklik, - Suku Hispanik
- Terapi estrogen pasca menopause penghambat reuptake serotonin - Obat antikolinergik seperti
- Antihistamin selektif, anxiolytics, antipsikotik
- Penyakit vaskular kolagen diuretik, beta-blocker -Alkohol
- Bedah pembiasan kornea - Diabetes mellitus - Menopause
- Iradiasi - infeksi HIV / HTLV1 - Injeksi toksin Botulinum
FAKTOR RESIKO
- Transplantasi cangkok hematopoietik - Kemoterapi sistemik - Jerawat
- Kekurangan vitamin A. - Operasi katarak dengan sayatan - Gout
- Hepatitis C besar - Kontrasepsi oral
- Insufisiensi androgen - Keratoplasty - Kehamilan
- Isotretinoin
- Kelembaban udara rendah
- Sarcoidosis
- Disfungsi ovarium
DRY EYE

KLASIFIKASI
DRY EYE

PATOFISIOLOGI
DRY EYE

1. Sensitivitas terhadap cahaya:


2. Kesulitan dengan mengemudi di malam hari:
3. Sensasi benda asing:
MANIFESTASI KLINIS 4. Mata merah:
5. Nyeri okular dan periokular:
6. Iritasi periokular:

1. Anamnesa
DIAGNOSA 2. Slit lamp
3. Pemeriksaan diagnostic

1. Air mata buatan dapat merupakan terapi utama.


TERAPI 2. Cyclosporin topical : menurunkan inflamasi pada jaringan lakrimal.
3. Mukolitik : acetylcystein 5 % diberikan 4 X 1
4. Retinoid topical : dilaporkan dapat mencegah metaplasia squamous pada
konjungtiva
5. Pemeliharaan air mata dengan menurunkan evaporasi dan menurunkan drainase.
Evaporasi dapat diturunkan dengan menurunkan suhu ruangan.
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan identitas pasien seorang wanita berusia 67 tahun
datang ke Poli Mata RSU Haji dengan keluhan mata kabur pada mata kanan yang semakin
lama semakin memburuk sejak 1 bulan terakhir. Pada pemeriksaan visus kemudian
ANAMNESA dilakukan pinhole dan menunjukkan visus tetap. Pada pemeriksaan segmen anterior
ditemukan lensa keruh,adanya iris shadow pada kedua mata. Pada pemeriksaan segmen
posterior, ditemukan fundus reflex (+) , dan ditemukan adanya drusen pada kedua mata.
Hal tersebut memungkinkan pasien menderita katarak.

Pasien juga mengeluh pusing , berair terus dan gatal pada kedua mata, berair terus, tidak
mengeluarkan kotoran. Hal tersebut memungkinkan pasien mengalami sindrom mata
kering
PEMBAHASAN

Katarak senilis imatur didasari pada hasil anamnesa yaitu usian pasien 67 tahun, dimana
ODS KATARAK SENILIS katarak senilis terjadi pada usia lanjut. Keluhan pandangan kabur secara perlahan pada
IMATUR kedua mata juga menunjang untuk diagnosis pada kasus ini, tetapi untuk menegakkan
diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan segmen anterior untuk melihat kekeruhan pada
lensa dan pemeriksaan segmen posterior untuk melihat fundus reflex.

Diagnosis untuk pasien ini adalah sindroma mata kering. Hal ini dikarenakan pasien
ODS DRY EYE mengeluhkan mata berair terus dan tidak mengeluarkan kotoran dan gatal. Pada tes
schirmer tanpa anestesi didapatkan hasil <10 mm, yang menandakan bahwa terdapat
penurunan produksi air mata.
PEMBAHASAN

DIAGNOSTIK

ODS KATARAK SENILIS Tes Visus :


IMATUR Slit lamp
Funduskopi :

Schirmer test
ODS DRY EYE

TERAPI

ICCE
ODS KATARAK SENILIS ECCE
IMATUR SICS
Fakoemulsifikasi

ODS DRY EYE Cendo lyteers 6 dd gtt 1 ODS

Anda mungkin juga menyukai

  • BAJN
    BAJN
    Dokumen12 halaman
    BAJN
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Referat GBS
    Referat GBS
    Dokumen20 halaman
    Referat GBS
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Makalah Epidemiologi Katarak
    Makalah Epidemiologi Katarak
    Dokumen16 halaman
    Makalah Epidemiologi Katarak
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Retno
    Bab 3 Retno
    Dokumen3 halaman
    Bab 3 Retno
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Jurnal
    retno setya kemala
    Belum ada peringkat