Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Teori Belajar

dalam Model Belajar

By: Dwi Partini


Teori
1. Kognitif
2. behavioristik
3. Humanisme
4. Sibernetik
5. Kontruktivisme
6. Sosio Kultural
7. Kecerdasan ganda
1. Behavioristik

• belajar merupakan perubahan tingkah laku hasil interaksi stimulus dan respons, yaitu
proses manusia untuk memberikan respons tertentu berdasarkan stimulus yang datang
dari luar.
• Penganut Teori Behavioristik atau behavioris percaya pada tiga premis dasar:
• Belajar dimanifestasikan oleh perubahan perilaku.
• Lingkungan membentuk perilaku.
• Prinsip-prinsip kedekatan (seberapa dekat waktunya dua peristiwa harus dibentuk untuk
ikatan) dan penguatan (segala cara untuk meningkatkan kemungkinan suatu peristiwa
akan berulang) sangat penting untuk menjelaskan proses pembelajaran
1. Behavioristik
• Proses Stimulus-Respons ini terdiri dari beberapa unsur, yaitu:
• Drive (Dorongan)
• Peserta didik merasa akan adanya kebutuhan terhadap sesuatu sehingga dirinya terdorong
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
• Stimulus (Rangsangan)
• Guru memberikan stimulus yang menyebabkan timbulnya respons peserta didiknya.
• Respons (Reaksi)
• Respons akan muncul dari peserta didik sebagai bentuk balasan dari stimulus yang
diterimanya.
• Reinforcement (Penguatan)
• Guru memberikan kegembiraan atau menimbulkan kebutuhan yang nyata supaya peserta
didik tergerak untuk memberikan respons kembali.
1. Behavioristik

• Model-Model Pembelajaran yang berlandasakan teori Behavioristik diantaranya


adalah :
• Model Pembelajaran Reasoning dan Problem Solving
• Model Pembelajaran Problem-Based instruction
• Model Pembelajaran Perubahan Konseptual
• Model Pembelajaran Grup Investigation
• Model Pembelajaran Inquiri
2. Humanistik

• Inquiry & Discovery


3. Kognitif

• belajar bukan semata-mata proses perubahan tingkah laku yang, melainkan sesuatu yang kompleks yang sangat dipengaruhi
oleh kondisi mental siswa yang tidak tampak.
• penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
• Belajar tidak harus berpusat pada guru tetapi peserta didik harus lebih aktif. Oleh karenanya peserta didik harus dibimbing agar
aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Konsekwensinya materi yang dipelajari harus menarik minat belajar peserta didik
dan menantangnya sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses pembelajaran.
• Bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Peserta didik akan sulit memahami bahan
pelajaran Jika frekuensi belajar hitung loncat-loncat. Bagi anak SD pengoperasian suatu penjumlahan harus menggunakan
benda-benda terutama di kelas-kelas awal karena tahap perkembangan berpikir mereka baru mencapai tahap operasi konkret.
• Dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Materi dirancang sesuai
dengan tahapan perkembangan kognitif itu dan harus merangsang kemampuan berpikir mereka.
• Belajar harus berpusat pada peserta didik karena peserta didik melihat sesuatu berdasarkan dirinya sendiri. Untuk terjadinya
proses belajar harus tidak ada proses paksaan agar sifat egosentrisnya tidak terbunuh.

4. Konstruktivisme

• Teori kontruktivisme mendefinisikan belajar sebagai aktivitas yang


benar-benar aktif, dimana peserta didik membangun sendiri
pengetahuannya, mencari makna sendiri, mencari tahu tentang yang
dipelajarinya dan menyimpulkan konsep dan ide baru dengan
pengetahuan yang sudah ada dalam dirinya.
• Beberapa karakteristik dan juga merupakan prinsip dasar teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
• Mengembangkan strategi untuk mendapatkan dan menganalisis informasi.
• Pengetahuan terbentuk bukan hanya dari satu prespektif, tapi dari perspektif jamak (multiple perspective).
• Peran peserta didik utama dalam proses pembelajaran, baik dalam mengatur atau mengendalikan proses berpikirnya sendiri maupun
untuk ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
• Scaffolding digunakan dalam proses pembelajaran. Scaffolding merupakan proses memberikan tuntunan atau bimbingan kepada
peserta didik untuk dikembangkan sendiri.
• Pendidik berperan sebagai fasilitator ,tutor dan mentor untuk mendukung dan membimbing belajar peserta didiknya.
• Pentingnya evaluasi proses dan hasil belajar yang otentik.
• Penerapan teori belajar Konstruktivisme sering digunaka pada model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving seperti
pembelajaran menemukan (discovery learning) dan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)
• Model pembelajaran berdasarkan teori kontruktivisme adalah sebagai berikut;
• Discovery learning
• Reception learning
• Assisted learning
• Active learning
• Acclerated learning
• Quantum learning
• Contextual teaching and learning
• Cooperative learning

Anda mungkin juga menyukai