Anda di halaman 1dari 48

DWIANA ESTIWIDANI

 Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Standar Alat
Standar Tempat
Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas
Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan
memeriksa keadaan ibu dan janin yang
dilakukan secara berkala.

Tiaphasil pemeriksaan diikuti dengan upaya


koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan selama kehamilan.

Pengawasan sebelum persalinan terutama


ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
 Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu
dan janin yang sesuai dengan kebutuhan,
sehingga kehamilan dapat berjalan secara
normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.
 Tujuan Khusus
◦ Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan
perkembangan janin
◦ Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat
mengancam jiwa ibu dan janin
◦ Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan
kebutuhan
◦ Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam
menghadapi komplikasi
◦ Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI
Ekslusif
 Standar pelayanan asuhan antenatal di
komunitas merupakan bagian dari ruang
lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3
– standar 8.
 Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk penyuluhan dan memotivasi
ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya secara dini dan secara teratur.
Hasil yang diharapkan adalah:
 Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.
 Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari
manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini
dan teratur, serta mengetahui tempat
pemeriksaan hamil.
 Meningkatnya cakupan ibu hamil yang
memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu.
 Bidan memberikan sedikitnya 4 kali
pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin
dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal.
 Bidan juga harus mengenal kehamilan
risti/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas.
 Mereka harus dapat mencatat data yang tepat
pada setiap kunjungan.
 Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu mengambil tindakan yang diperlukan
dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Hasil yang diharapkan adalah :
 Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal
minimal 4x selama kehamilan.
 Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh
masyarakat.
 Deteksi dini dan penanganan komplikasi
kehamilan.
 Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat
mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu
apa yang harus dilakukan.
 Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-
waktu terjadi kedaruratan.
 Bidan melakukan pemeriksaan abdomen
dengan seksama dan melakukan palpasi
untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah, msuknya kepala ke
dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu.
Hasil yang diharapkan adalah :
 Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
 Diagnosis dini kelainan letak, dan
merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
 Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan
lain, serta merujuknya sesuai dengan
kebutuhan.
 Bidan melakukan tindakan pencegahan,
penemuan, penanganan, dan/atau rujukan
semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Hasil yang diharapkan adalah :


 Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
 Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan
anemia.
 Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan
anemia/BBLR
 Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan
tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.

Hasil yang diharapkan adalah :


 Ibu hamil dengan tanda preeklamsia
mendapat perawatan yang memadai dan
tepat waktu.
 Penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat preeklamsia.
 Bidan memberikan saran yang tepat kepada
ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester
III memastikan bahwa persiapan persalinan
bersih dan aman dan suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan
baik, di samping persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi
keadaan gawat darurat.
 Bidan mengusahakan untuk melakukan
kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk
hal ini.
Hasil yang diharapkan adalah :
 Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk
merencanakan persalinan yang bersih dan
aman.
 Persalinan direncanakan di tempat yang aman
dan memadai dengan pertolongan bidan
terampil.
 Adanya persiapan sarana transportasi untuk
merujuk ibu bersalin jika perlu.
 Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila
diperlukan.
1. Timbang berat badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Ukur Tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
5. Pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama
kehamilan
6. Tes terhadap infeksi menular seksual (IMS)
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8. Tentukan status gizi (pengukuran LiLA)
9. Tentukan presentasi janin (pemeriksaan
leopold) dan DJJ
10. Tatalaksana kasus
 Salah satu indikator untuk melihat
kesejahteraan ibu dan janin adalah dengan
mengukur berat badan, tekanan darah,dan
tinggi fundus uteri ibu setiap kali kunjungan.
 Kunjungan dilakukan :
a. Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali
b. 28-36 minggu : 2 minggu sekali
c. Di atas 36 minggu: satu minggu sekali
 Ukur tekanan darah
Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini
seperti adanya preeklamsi dan eklamsi

 Ukur tinggi fundus uteri


Untuk memantau perkembangan janin
 Salah satu kebijakan pemerintah yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian
bayi atau neonatus yang disebabkan oleh
tetanus
 TT1 diberikan saat ANC pertama, dilanjutkan
TT 2 setelah 4 minggu dari TT1 (TT saat
hamil)
 Dengan pemberian imunisasi TT diharapkan
bayi yang dilahirkan akan terlindung dari
tetanus neonatorum dalam kurun waktu 3
tahun.
 Dalam memberikan imunisasi TT, harus dikaji
tentang status imunisasi TT ibu yaitu:
usia/tahun kelahiran WUS (mencari riwayat
imunisasi bayi)
 Lahir setelah 1997
Seorang WUS muda sebagian besar
diperkirakan telah mendapat imunisasi
lengkap pada waktu bayi dan sekolah,
sehingga sudah memiliki status TT lengkap 5
dosis.
 Lahir antara 1987-1997
Tanyakan imunisasi yang pernah diterima
pada saat bayi, anak sekolah, calon
pengantin, dan kehamilan sebelumnya. Bila
tidak mempunyai catatan/kartu imunisasi
saat bayi maka abaikan pertanyaan imunisasi
saat bayi.
 Lahir sebelum sebelum 1987
Pasti tidak mendapat imunisasi BIAS.
 Diberikan untuk mencegah anemia dalam
kehamilan. Setiap tablet mengandung
FeSO4 320mg (zat besi 60mg) dan asam folat
500µg. Pemberian dimulai dengan dosis satu
tablet sehari pada saat ibu tidak merasa
mual, dan pemberian selama kehamilan
minimal sebanyak 90 tablet.
 Ibu hamil merupakan kelompok risiko tinggi
terhadap IMS.
 Melakukan pemeriksaan konfirmatif dengan
tujuan untuk mengetahui etiologi yang pasti
tentang ada atau tidaknya penyakit menular
seksual yang diderita ibu hamil, sangat
penting karena IMS dapat menimbulkan
morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu
maupun bayi yang dikandung/dilahirkan.
 Upaya diagnosis yang dilakukan adalah
dengan melakukan diagnosis pendekatan
gejala, memberikan terapi sesuai dengan
gejala yang muncul, dan memberikan
konseling untuk rujukan.
 Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah
kesehatan atau komplikasi yang memerlukan
rujukan, yang dimaksudkan untuk
memberikan konsuultasi atau melakukan
kerja sama penanganan. Tindakan yang harus
dilakukan adalah :
Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi.
Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta
surat rujukan.
Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan
membawa surat hasil rujukan.
 Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi
selama kehamilan.
 Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
 Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu
melahirkan di rumah.
 Menyepakati di antara pengambil keputusan
dalam keluarga tentang rencana kelahiran.
 Persiapan atau pengaturan transpportasi dan
biaya untuk ke tempat persalinan.
 Standar peralatan dalam asuhan antenatal
meliputi perlatan steril dan tidak steril,
bahan-bahan habis pakai, formulir yang
disediakan dan obat-obatan.
 1. Timbangan dewasa 19. Jangka panggul
 2. Pengukur tinggi badan
 3. Sphygmomanometer (tensimeter)
 4. Stetoskop
 5. Laenec
 6. Termometer aksila
 7. Pengukur waktu
 8. Senter
 9. Refleks hammer
 10. Pita pengukur lingkar lengan atas
 11. Pengukur hb
 12. Metline
 13. Bengkok
 14. Handuk kering
 15. Tabung urine
 16. Lampu spiritus
 17. Reagen untuk pemeriksaan urine
 18. Tempat sampah
 1. Bak instrumen
 2. Spatel lidah
 3. Sarung tangan (handscoen)
 4. Spuit (jarum)
 1. Kasa bersih
 2. Kapas
 3. Alkohol 70%
 4. Larutan klorin
 5. Sabun
 6. Tissue
 7. Larutan antiseptik
 1. Buku KIA
 2. Kartu status
 3. Formulir rujukan
 4. Buku register
 5. Alat tulis kantor
 6. Kartu penapisan dini
 7. Kohort ibu/bayi
 8. Informed consent
 1. Golongan roborantia (Vitamin B6 dan B
kompleks, Vit C)
 2. Tablet zat besi
 3. Vaksin TT
 4. Kapsul Yodium
 5. Asam Folat
 6. Kalsium
 7. Obat2-an untuk penyakit
ringan pd kehamilan, ex antasid,
paracetamol, GG, dll
 Manajemen asuhan antenatal di komunitas
merupakan langkah-langkah alamiah sistematis
yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk
mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang
sehat berdasarkan standar yang berlaku.
 Dalam manajemen asuahan antenatal di
komunitas, bidan harus melakukan kerja sama
dengan ibu, keluarga, dan masyarakat megenai
persiapan rencana kelahiran, penolong
persalinan, tempat persalinan, tabulin, dan
mempersiapkan rencana apabila terjadi
komplikasi.
 Tidak menutup kemungkinan di dalam
masyarakat, bidan akan menemui ibu hamil
yang tidak melakukan pemeriksaan selama
kehamilan atau antenatal care (ANC) di
antaranya adalah ibu sakit, tidak ada
transportasi, tidak ada yang menjaga anak
yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau
tidak mau ke pelayanan kesehatan.
 Upaya yang harus dilakukan bidan untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut adalah
dengan:
1. Melakukan kunjungan rumah;
2. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan
ibu tidak melakukan pemeriksaan;
3. Apabila ada masalah, coba untuk membantu ibu
dalam mencari pemencahannya;
4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.
 Kunjungan rumah yang minimal dilakukan
selama antenatal care :
1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum
minggu ke -12
2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara
trimester ke-12 sampai minggu ke -28
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara
minggu ke-28 sampai minggu ke-36 dan setelah
minggu ke-36
 Kunjungan ideal selama kehamilan:
1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu
mengatakan terlambat haid 1 bulan
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7
bulan
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8
bulan
4. Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9
bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan
 1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil di
wilayah kerjanya
 2. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
dengan teratur
 3. Bidan harus melakukan ANC di rumah,
apabila ibu hamil tidak memeriksakan
kehamilannya
 4. Sebelum melakukan asuhan di rumah,
lakukan kontrak tentang waktu, tanggal, hari,
dan jam yang disepakati bersama ibu
hamil agar tidak mengganggu aktivitas ibu
serta keluarga
 5. Pada saat melakukan kunjungan rumah,
lakukan pemeriksaan sesuai dengan
standar. Kita TIDAK lagi mengidentifikasi
lingkungan rumah untuk
melahirkan di rumah karena saat ini TIDAK
BOLEH dilakukan pertolongan persalinan di
rumah kecuali dalam keadaan darurat.
 Pengambilan keputusan untuk menentukan
tempat persalinan dilakukan pada ibu sendiri
atas dasar konsultasi dengan bidan atau
dokter
 Selama proses persalinan ibu memerlukan
rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap
orang yang menolong
 Tempat persalinan harus direncanakan
dengan baik untuk menghindari adanya
rujukan secara estafet.
 Bidan harus melakukan skrining antenatal
pada semua ibu hamil atau penapisan dini
pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai
masalah atau faktor risiko.
 Skrining antenatal dilakukan dengan
menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka,
Temu wicara, Temu faktor risiko, dan Temu
keluarga.
 Ciptakan adanya rasa percaya dengan
menyapa ibu dan keluarga seramah
mungkin dan membuatnya merasa nyaman
 Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan
cara menerapkan prinsip mendengarkan
efektif
 Melakukan anamnesis secara lengkap,
terutama riwayat kesehatan ibu dan
kebidanan
 Melakukan pemeriksaan seperlunya
 Melakukan pemeriksaan laboratorium
sederhana (misalnya albumin, Hb)
 Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan
kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat
 Memberikan konseling sesuai kebutuhan
 Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran
yang bersih dan aman.
 Memberikan nasehat kepada ibu untuk mencari
pertolongan apabila ada tanda-tanda seperti
perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari
biasanya, gangguan penglihatan, pembengkakan
pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin
tidak bergerak seperti biasanya
 Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia
kehamilan 20 minggu
 Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
 Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
 Mendokumentasikan hasil kunjungan.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai