Anda di halaman 1dari 20

PEMBINAAN KADER

Disampaikan dalam MK Askeb Komunitas


Oleh :
Dwiana Estiwidani
Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita
yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani
masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun
masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang
amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Gambaran Kader
 Dianggap paling dekat dengan masyarakat
 Memiliki latar belakang pendidikan yg cukup
 Bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat
serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat”
pelayanan kesehatan.
 Bekerja secara full-time atau part-time dlm bidang
pelayanan kesehatan dan tidak digaji (untuk daerah
tertentu ada yang digaji tergantung dari kemampuan
daerah masing2).
 Ada beberapa daerah yang menyediakan rumah atau
kamar untuk kader dengan beberapa peralatan
secukupnya.
Peran fungsi kader
Sebagai penggerak masyarakat dalam :
1. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa
3. Upaya penyehatan lingkungan
4. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak balita
5. Pemasyarakatan keluarga sadar gizi (kadarzi).
PHBS
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban sehat
3. Membuang sampah di tempatnya
4. Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Makan dengan gizi seimbang setiap hari
7. Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali dengan memenuhi kriteria K4
8. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
9. Menimbang balita setiap bulan
10. Keluarga secara rutin menggosok gigi minimal 2 kali
11. Keluarga melaksanakan PSN minimal seminggu sekali
12. Keluarga tidak minum miras dan atau tidak menyalahgunakan NAPZA/narkoba
13. Keluarga tidak ada yang merokok
14. PUS ikut KB
15. Keluarga menjadi peserta dana sehat/askes/JPKM
16. Keluarga memiliki persediaan obat sederhana dan atau membudidayakan tanaman obat minimal 3
jenis.
Tugas kader
 Pertolongan pertama pd kecelakaan dan penanganan
penyakit ringan
 Melakukan pengobatan sederhana
 Memberi motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu
sebelum dan sesudah persalinan
 Memberikan motivasi dan saran-saran perawatan anak
 Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi
(program UPGK)
Lanjutan tugas kader
 Melaksanakan program penimbangan balita dan PMT
 Memberi motivasi tentang imunisasi dan bantuan
pengobatan
 Memberi motivasi KB
 Membagi alat-alat KB
 Memberi motivasi sanitasi lingkungan, kesehatan
perorangan dan kebiasan sehat secara umum
 Memberi motivasi tentang penyakit menular,
pencegahan dan rujukan
Lanjutan tugas kader
 Memberi motivasi tentang pentingnya follow up pada
penyakit menular dan perlunya memastikan diagnosis
 Penanganan penyakit menular
 Membantu kegiatan di klinik
 Merujuk penderita ke puskesmas atau rumah sakit
 Membina kegiatan UKS secara teratur
 Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh Puskesmas
dan membantu pencatatan dan pelaporan.
UPGK
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah usaha
perbaikan gizi masyarakat yang berintikan penyuluhan
gizi, melalui peningkatan peran serta masyarakat dan
didukung kegiatan yang bersifat lintas sektoral,
Dilaksanakan oleh berbagai sektor terkait (kesehatan,
BKKBN, Pertanian Dalam Negeri), Dikbud, PKK, dan lain-
lain.
( Depkes RI. 1993: 2)
Pengertian lain mengenai UPGK
adalah:
a. Merupakan usaha keluarga sendiri untuk memperbaiki
keadaan gizi seluruh anggota keluarga,
b. Dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan
kader sebagai penggerak masyarakat dan petugas
berbagai sektor sebagai motivator, pembimbing dan
pembina,
c. Merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari
dan juga merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
d. Secara operasional adalah rangkaian kegiatan yang
saling mendukung untuk melaksanakan alih teknologi
sederhana kepada keluarga dan masyarakat.
Pembentukan kader
 Membutuhkan kerjasama tim
 Dipilih dari anggota masyarakat yg mempunyai kemampuan
dan kemauan
 Calon kader terpilih dilatih terlebih dahulu
 Tiap Posyandu membutuhkan 4-5 kader
Pelatihan kader
Tim Pelatih
 Tenaga kesehatan
 PLKB
 Pertanian
 Agama
 PKK
 Sektor lain
Lanjutan pelatihan kader
Waktu pelatihan : 32 jam atau disesuaikan
Metode : ceramah, diskusi, simulasi/demonstrasi, roleplay,
penugasan dan praktik lapangan.
Materi pelatihan
 Pengantar Posyandu
 Persiapan Posyandu
 KIA
 KB
 Imunisasi
 Gizi
 Penanggulangan diare
 Penyakit menular
 NAPZA
 P3K
 Dll
Strategi menjaga eksistensi kader
 Refreshing kader posyandu
 Adanya paguyuban kader posyandu tiap desa dan
dilaksanakan pertemuan rutin secara bergilir
 Revitalisasi kader, dengan cara mengundang semua kader
dan memberikan penyegaran materi (mengulang materi
lama dan memberikan perkembangan ilmu yg terbaru)
disertai hiburan dan bisa juga dengan pemberian rewards.
 Pemberian rewards rutin, misal berupa kartu berobat gratis
bagi kader dan anggota keluarganya atau dalam bentuk
materi yang lain.
Hal-hal yang bisa disampaikan bidan
dalam pembinaan kader
 Pemberitahuan bumil untuk bersalin di nakes (promosi bidan
siaga)
 Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas
serta rujukannya
 Penyuluhan gizi dan KB
 Pencatatan kelahiran dan kematian bayi/ibu.
 Promosi TABULIN, donor darah berjalan, ambulan desa,
suami SIAGA, SATGAS GSI
Pemberitahuan bumil untuk bersalin di
nakes (promosi bidan siaga)
 Menjelaskan ke bumil pentingnya bersalin di nakes
 Menjelaskan ke bumil bahaya bersalin di non nakes
Bidan siaga
 Seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang
lebih dari pemerintah/negara untuk membantu masyarakat.
 Bidan siaga harus siap kapan saja saat dibutuhkan masyarakat.
 Mampu memberikan pelatihan dan bimbingan kepada
masyarakat melalui penyuluhan dan konseling.
 Dalam pengembangan bidan siaga diperlukan juga dukungan
dan bantuan dari masyarakat. Misalnya seperti adanya pendirian
“desa siaga” yang diisi oleh minimal seorang bidan dan 2 orang
kader.
Pegenalan tanda bahaya kehamilan,
persalinan dan nifas serta rujukannya
Hamil
 Perdarahan (hamil muda dan tua)
 Bengkak di kaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang
disertai kejang
 Demam tinggi
 Keluar air ketuban sebelum waktunya
 Pergerakan janin berkurang atau tidak bergerak
 Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Lanjutan tanda bahaya
Bersalin
 Bayi tdk lahir dalam 12 jam sejak terasa mules
 Perdarahan lewat jalan lahir
 Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
 Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang
 Air ketuban keruh dan berbau
 Setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar
 Ibu gelisah atau mengalami kesakitan hebat
Lanjutan tanda bahaya
Nifas
 Perdarahan lewat jalan lahir
 Keluar cairan berbau dari jalan lahir
 Demam lebih dari 2 hari
 Bengkak di kaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang
disertai kejang
 Payudara bengkak, kemerahan disertai rasa sakit
 Mengalami gangguan jiwa

Anda mungkin juga menyukai