Anda di halaman 1dari 14

URGENSI DZIKIR

Dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Diri Santri di


Pondok Pesantren Pancoran Emas Daramista
Latar Belakang Masalah
• Pesantren merupakan tempat kajian, pengajian, pembelajaran, serta organisasi, tata letak
pesantren terdiri dari Masjid, Kiai, Santri dan Gedung Penginapan, namun pondok pesantren
yang sangat sederhana ini berbeda dengan pesantren pada umumnya. Santri yang mondok
merupakan mantan narkotika, mantan pemuda nakal bahkan mantan para kompetitor sapi
kerapan, secara kronologi asal mulanya mereka sowan kepada Kiai, dalam rangka memohon
do’a dari tingkah lakunya yang menyalahi syari’at. Tapi apa yang terjadi setiap orang yang sowan
di perintahkan mondok. Ada yang tiga bulan, empat bulan, satu tahun tergantung dari berapa
besar kesalahan mereka.
• Pesantren Pancoran Emas Daramista, mengutamakan amal dari pada wacana keilmuan, terbukti
setiap santri diharuskan Membaca bermacam-macam dzikir (Kalimat Tauhid, Tasbih Ismu dzat),
dan diakhiri dengan Dzikir Istighfar Sebanyak-banyaknya. Praktek Dzikir semacam ini, baik secara
Individu ataupun Jama’ie bisa mempengaruhi terhadap tingkat kesadaran diri manusia. Namun
seorang sufi yakin bahwa nama-nama Allah mencerminkan sebuah sifat, setiap sifat
menyuarakan sebuah pemahaman dan setiap pemahaman mempengaruhi kesadaran diri.
sebenarnya manusia dibekali Fitrah spiritual, namun seiring dengan berjalannya waktu, fitrah
spiritual itu terkikis oleh keadaan. Pada dasarnya manusia dapat dikatakan hidup jika rohaninya
hidup, dalam hal ini sejalan dengan pendapat Imam Al-Ghazali “tiga Hari manusia dalam situasi
lalai kepada Allah” disitulah manusia Mati secara majasi.
• Pesantren ini, adalah menjadi jawaban dari tantangan zaman yang makin kering dari nilai-nilai
ketuhanan. Melihat pesantren-pesantren yang makin berkembang secara fisik, namun Pesantren
Pancoran Emas ini tetap dengan pembangunan seadanya, namun yang menarik menjadi objek
penelitian, aktifitas santri tidak layaknya pesantren lain, yang mengutamakan hafalan,
pemahaman dan kecerdasan otak. Sedangkan aktifitas santri pancoran emas masih tetap
mengutamakan sam’an watha’ atan kepada sang Kiai.
Hakikinya aktifitas dzikir secara individu dan jama’i merupakan upaya untuk penyadaran
diri para santri, hal ini secara rutin dilakukan dalam rangka kesembuhan total terhadap mental para
santri yang terjerat dalam hal-hal negatif. Kesadaran diri menurut Goleman “yaitu perhatian terus
menerus terhadap keadaan batin seseorang ” . pendapat goleman seiring dengan Imam Al-Ghazali,
penyadaran diri seseorang harus dilakukan secara aktif dengan pembacaan dzikir dengan menjiwai
makna yang terkadung didalamnya.
Mengamati Pesantren Pancoran emas sampai generasi kedua (K.H Sattar), tetap eksis
dengan visi, misi dan tujuannya . Yang dicanangkan oleh pendirinya, yaitu Kiai Thayyib Bin
Samiuddin, yang silsilah keturunannya tersambung ke Sunan Kudus, meskipun maraknya wacana
yang bergulir di pesantren-pesantren modern, bahwa pesantren harus melakukan perombakan
total, baik dari segi kurikulum, pembelajaran dan tenaga pengajarnya harus memenuhi standar
pendidikan, namun Pondok Pesantren Pancoran Emas menyambutnya dengan kepala dingin.
Pesantren ini mengutamakan spirit kebatinan dari pada kedhahiran. walaupun yang dhahir tetap
dilaksanakan tapi lebih menonjolkan yang bathin. Bahkan di pesantren ini sampai detik ini tidak
menggunakan PLN .Setelah penulis bertanya kepada salah satu menantunya, kenapa di pondok ini
tidak menggunakan PLN,? Beliau menjawab “ tidak menggunakan PLN adalah sebuah upaya
untuk lebih inten mengingat mati, dan meningkatkan kesadaran diri.
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana korelasi dzikir terhadap Peningkatan Kesadaran
diri Santri di Pondok Pesantren Pancoran Emas ?
• Bagaimana Proses Peningkatan Kesadaran diri santri melalui
terapi dzikir di Pondok Pesantren Pancoran Emas?
• Apa dampak dzikir atas kesadaran diri santri di Pondok
Pesantren Pancoran Emas?
Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui hubungan dzikir terhadap peningkatan
kesadaran diri santri di Pondok Pesantren Pancoran Emas
• Untuk mengetahui proses meningkatkan kesadaran diri santri
melalui terapi dzikir di Pondok Pesantren Pancoran Emas
• Untuk mengetahui dampak dzikir atas kesadaran santri di
Pondok Pesantren Pancoran Emas
Kegunaan penelitian

• Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini menjadi


sumbangsih terhadap khazanah keilmuan, utamanya kajian
tasawuf
• Secara praktis Pengamalan dzikir ini bermanfaat bagi Peneliti,
untuk mengetahui betapa pentingnya zikir untuk merubah
sikap negatif menjadi positif. Bagi Santri , dapat
merealisasikan makna zikir dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
peneliti yang lain, diharapkan dapat menjadi rujukan
penelitian yang dikerjakan, serta diteruskan agar penelitian ini
lebih sempurna.
Kajian Terdahulu
Berdasarkan penelusuran terhadap literatur yang berkaitan
dengan objek dalam penelitian ini, penulis menemukan
beberapa karya ilmiah serta buku-buku yang memiliki relevansi
dengan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
“Metode Dzikir Dan Do’a al-Ghazali Meraih Makna Dan Hakekat
Ibadah”. Buku ini secara ekstensif mengkaji pemikiran dan
pengalaman al-Ghazali tentang zikir dan do’a, buku ini juga
menunjukkan apa signifikansi dan bagaimana penerapan zikir
dan do’a dalam praktek kehidupan sehari-hari. perbedaannya
dengan penelitian yang saya akan jalani terletak pada fokus
dzikirnya , kalau didalam buku itu menjalaskan pemahaman
dzikir secara umum, namun dalam penelitian ini, fokus terhadap
zikir pengucapan, seperti : kalimat tauhid, tasbih, tahmid dan
istigfar.
Landasan Teori
Al-Ghazali mengatakan bahwa dzikir lisan tidak kalah pentingnya dengan dzikir
mental/hati. Penggunaan dzikir dalam pengertian pengucapan lafadz tertentu
sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an, namun dzikir yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an
adalah memuja dan memuliakan Tuhan dengan menyebut nama-Nya ketika
manusia sedang menjalankan ibadah kepada Tuhan. Al-Ghazali Menuturkan Bahwa
dzikir memainkan fungsi yang “mendasar” dan “luas” mulai pembacaan ayat al-
Qur’an hingga laku teknis sufi. Menurut al-Ghazali, dzikir adalah metode untuk
mentranformasikan karakter dan orientasi dasarnya, serta berusaha mencapai
kondisi peniadaan sebagai persiapan menerima berkah khusus dari tuhan.
Selanjutnya Al-Ghazali menuturkan, bahwa seseorang yang selalu Berdzikir
menyebabkan ketengangan dalam jiwa. (Al-Ghazali, Mukasafatul Qulub,). Bahkan ditinjau dari
sudut kesufian, ketenangan jiwa akan menyembuhkan ganguan mental dan
penyakit fisik. Hal ini diperkuat pendapat Hawari (2004) ditinjau dari sudut
pandang kesehatan jiwa, bahwa Do’a dan Dzikir (tahlil, istighfar, tahmid dan
shalawat) mengandung Psikoterapi dan Psikiatrik. Menurut Frager, Dzikir dapat
membersihkan kotoran-kotoran hati, seperti marah, dendam atau bermusuhan,
dan mampu menguatkan hati seseorang sehingga tidak mudah tegang, dengan
demikian efek psikologis dari banyak berdzikir akan mampu mengikis perasaan
negatif menuju kesadaran diri.
Lanjutan -landasan teori
Menurut al-Ghazali Ada tiga tipe zikir mental dalam gagasan Al-Ghazâlî. Dzikir
tipe pertama adalah dzikir dalam pengertian upaya sadar untuk mengingat Tuhan
tanpa jeda dan mengalihkan seluruh pikiran dan gagasan kita kepada-Nya. Tipe
kedua adalah dzikir ketika kondisi batin seseorang berada pada tahapan yang
lebih tinggi yang tidak perlu bersusah payah mengalihkan pikiran mereka kepada
Tuhan karena mereka sudah terbebas dari semua perhatian di luar Tuhan. dzikir
tipe ketiga adalah dzikir dalam pengertian olah meditasi untuk memupuk kondisi
emosional dan mental tertentu secara metodis dengan (terus) mengingat
kematian seseorang itu sendiri dan posisi kita yang tidak aman di depan Tuhan
dan berbagai peristiwa eskatologis.
Menurut teori sufistik Al-Ghazâlî, langkah pertama dalam Jalan Pembersihan
adalah mengalihkan seluruh perhatian kita dari benda-benda duniasi menuju
kepada Tuhan, Satu-Satunya yang Berdaulat, sehingga merombak ulang seluruh
karakter kita. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan berpikir dan
mengingat Tuhan sesering mungkin sehingga kita menyadari ‘tangan pemandu’
Tuhan dalam semua peristiwa kehidupan, dan hanya bersandar kepada Tuhan.
Doa, atau permohonan, Dzikir mewujudkan kesadaran akan dominasi Tuhan dan
berserah diri kepada kehendak-Nya.
Metode Penelitian
Berkaitan dengan judul yang diangkat, maka diperlukan adanya pendekatan-pendekatan
yang diharapkan mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan pendekatan Fenomenologi Psikologi sebagai
paradigma untuk memahami aktivitas dzikir dalam upaya meningkatkan kesadaran Diri
Santri Pesantren Pancoran Emas. Dengan pendekatan ini diharapkan mampu memberikan
pandangan tentang proses, langkah-langkah dan dampak terhadap kesadaran diri santri.
Penulis menggunakan pendekatan fenomenologi karena mempunyai titik perhatian pada
tingkat kesadaran manusia secara umum santri secara khusus. Tingkah laku manusia
merupakan fenomena (gejala) dari keadaan fsikologis yang terlahirkan dalam rangka
usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.

 Metode Pengumpulan Data


Sumber data adalah semua data yang dijadikan informan maupun yang berasal dari dokumen baik
dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna untuk keperluan penelitian. Dalam
pengumpulan data penelitian ini, penulis menggunakan data Primer dan Skunder
• Sumber Data Primer yang dapat memberikan data secara langsung, dalam hal ini yang digunakan
adalah , Santri, Kiai, Pembimbing dzikir di pondok pesantren Pancoran Emas.
• Sumber Data Skunder adalah sumber data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
diperoleh dari subjek penelitiannya. Dalam hal ini yang dijadikan sumber data skunder adalah,
Kitab Kuning, Buku, Majalah, Tabloid dan tulisan yang berhungan dengan Permasalahan ini.
1. Tekhnik Pengumpulan Data , untuk melakukan field research atau
penelitian lapangan , peneliti melakukan beberapa langkah sebagai
berikut :
• Observasi , yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi yang
penulis lakukan adalah observasi secara langsung (Participant
Observation) yaitu peneliti mengamati dan ikut ambil bagian secara
langsung dalam situasi yang diteliti, dalam hal ini terhadap praktek
pembacaan istighfar dalam peningkatan kesadaran diri santri di
Pesantren Pancoran Emas.
• Wawancara, atau interview adalah percakapan langsung dan tatap
muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Metode yang digunakan penulis adalah
melalui wawancara pembicaraan informal, yaitu hal ini tergantung
spontanitas si peneliti dalam mengajukan pertanyaan kepada yang
diwawancarai.
• Metode Dokumentasi, adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa transkip buku, foto, dan angket pertanyaan dan
sebagainya, dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data-data
dan struktur organisasi, fasilitas, kegiatan serta dokumen lain yang ada
di Pondok Pesantren Pancoran Emas.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

• Penelitian ini terdiri dari lima bab, dan masing masing bab terdiri dari beberapa sub bab
• Bab I Terdiri dari PENDAHULUAN, Latar belakang masalah, dsb.
• BAB II LANDASAN TEORI DZIKIR DAN KESADARAN DIRI, Konsep al-Ghazali tentang
Korelasi Dzikir Terhadap Kesadaran Diri, Metode Al-Ghazali tentang Dzikir terhadap
peningkatan kesadaran diri. Dampak Dzikir terhadap kesadaran diri menurut Al-Ghazali.
• BAB III DESKRIPSI DAN PROSES PENINGKATAN KESADARAN DIRI SANTRI PANCORAN
EMAS DESA DARAMISTA, : Deskripsi Pondok Pesantren Pancoran Emas : Sejarah dan
Biografi Pengahsuh Pondok Pesantren Pancoran Emas, Visi, Misi dan tujuan Pesantren
Pancoran Emas, Kegiatan, dan Kitab yang diajarkan Di Pondok Pesantren Pancoran Emas,
Proses Peningkatan kesadaran diri santri pancoran emas, Pembukaan Pembacaan
Dzikir bersama-sama Dipondok pesantren Pancoran Emas, Metode Dzikir , teknik dzikir,
Manfaat Dzikir.
• Bab IV. KORELASI DZIKIR DENGAN PENINGKATAN KESADARAN DIRI SANTRI PANCORAN
EMAS: Pengaruh Dzikir terhadap peningkatan kesadaran diri santri, Hubungan Dzikir
dengan peningkatan kesadaran diri, dampak Dzikir terhadap kesadaran diri santri
Pancoran Emas.
Bab V PENUTUP MELIPUTI Kesimpulan Dan Daftar Pustaka
Draf Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
NOTA DINAS PEMBIMBING
SURAT PENGESAHAN
MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL (Jika Ada)
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian
D. Batasan Istilah dalam judul
E. Telaah Pustaka
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
BAB II LANDASAN TEORI DZIKIR DAN KESADARAN DIRI
A. Makna Dzikir dan kesadaran diri
B. Korelasi Dzikir dengan Kesadaran Diri Menurut Al-Ghazali
C. Metode Dzikir Menurut Al-Ghazali Terhadap Kesadaran diri
D. Dampak Dzikir Terhadap Kesadaran Diri Menurut Al-Ghazali
LANJUTAN-DAFTAR ISI

• BAB III DESKRIPSI DAN PROSES PENINGKATAN KESADARAN DIRI SANTRI


PANCORAN EMAS DESA DARAMISTA .
A. Deskripsi Pondok Pesantren Pancoran Emas
a. Sejarah dan Biografi Pengahsuh Pondok Pesantren Pancoran Emas
b. Visi, Misi dan tujuan Pesantren Pancoran Emas
c. Kegiatan, dan Kitab yang diajarkan Di Pondok Pesantren Pancoran Emas
B. Proses Peningkatan kesadaran diri santri pancoran emas
a. Pra Dzikir Santri Pesantren Pancoran Emas
b. Metode dan Tatacara Dzikir Di Pondok Pesantren Pancoran emas
c. Manfaat dzikir terhadap kesadaran diri santri Pesantren Pancoran Emas
BAB IV KORELASI ZIKIR DENGAN PENINGKATAN KESADARAN
DIRI SANTRI PANCORAN EMAS
a.Pengaruh Dzikir terhadap peningkatan kesadaran diri santri Pancoran Emas
b. Hubungan Dzikir dengan peningkatan kesadaran diri
Santri Pancoran Emas
c. Dampak Dzikir terhadap kesadaran diri santri Pancoran Emas
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

Anda mungkin juga menyukai