Anda di halaman 1dari 24

kONTRAK BELAJAR, Penilaian , TATA

TERTIB, & belajar mengajar dalam


perkulahan

Mata kuliah
PERUNDANG-UNDANG KESEHATAN

Asma, M.Kes
KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Matakuliah : Perundang-undang Kesehatan
Kode Matakuliah : F208
Beban Kredit : 2 SKS
Semester : Genap 2020
Koordinator : Asma., M.Kes
Pengajar : Drs. Jufri Ubrusun., Apt

MANFAAT MATA KULIAH


Matakuliah ini akan memberi manfaat bagi mahasiswa
dalam memahami perundang-undangan dalam
pelayanan kesehatan RS, Puskesmas dan pelayanan
farmasi terkait obat-obatan.
Penilaian
Nilai akhir (NA) adalah nilai kumulatif dari nilai ujian tengah
semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan nilai LL (tugas
atau praktikum atau kehadiran). Metode dan bobot nilai sebagai
berikut:
1. UTS dan UAS dilakukan melalui ujian tertulis dengan bobot
total 70%
2. LL dinilai melalui aktivitas mahasiswa nilai tugas, sikap dan
kehadiran dengan bobot total 30%
Untuk menetapkan huruf Nilai A, B, C, D, atau E ditentukan
berdasarkan nilai rataan dan standard deviasi dengan
menggunakan sebaran normal. Ketentuan ini berlaku sama untuk
semua mahasiswa baru atau pengulang.
Tata Tertib Pekuliahan
Datang tepat waktu
Toleransi keterlambatan 10 menit setelah kehadiran dosen
Jika terlambat lebih dari 10 menit, tetap diperkenankan
mengikuti perkuliahan, tetapi kehadiran tidak
diperhitungkan.
Jumlah pertemuan dalam 1 semester itu 14 kali pertemuan
Jumlah ketidak hadiran maksimal 3 kali pertemuan dengan
surat keterangan sakit atau keterangan lainnya yang
dianggap relevan
 lebih dari 3 kali tidak masuk tanpa keterangan dianggap
tidak mengikuti perkuliahan.
Harap tidak menitipkan tanda tangan.
Belajar Mengajar
Mahasiswa diharapkan aktif di kelas dalam diskusi
kelompok
Diharapkan mendengarkan pembicara dan tidak
ngobrol serta ribut di kelas, hp silent.
Mahasiswa/dosen harus minta ijin untuk
meninggalkan kelas untuk berbagai keperluan
Bila hari perkuliahan libur, diharapkan untuk
mengganti hari sesuai kesepakatan mahasiswa dan
dosen.
HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
OLEH :
ASMA., M.Kes
PENGERTIAN HIERARKI

 Urutan tingkatan atau jenjang jabatan


(pangkat kedudukan); 2 organisasi dng
tingkat wewenang dr yg paling bawah sampai
yg paling atas (KBBI)
 Hierarki maksudnya peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi
Hierarki Peraturan Perundang-
Undangan

Sejarah Hierarki Peraturan Perundang-undangan


di Indonesia Sejak tahun 1966 sampai dengan
sekarang telah dilakukan perubahan atas hierarki
(tata urutan) peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Pada tahun 1996, dengan Ketetapan
MPR No. XX/MPR/1966.
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UUD 1945

TAP MPR

UU/PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UU (PERPU)

PERATURAN PEMERINTAH (PP)

PERATURAN PRESIDEN (PERPRES)

PERATURAN DAERAH (PERDA)

PERATURAN DESA
PROSES UMUM PEMBUATAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

Perencanan Penyusunan Pembahasan

Penetapan Pengesahan
PEMBUATAN UUD 1945
 UUD 1945 dibuat dalam rapat BPUPKI tanggal 10-
17 Juli 1945 dan disahkan pada tanggal 18 Agustus
1945 oleh PPKI.
 UUD 1945 telah diamandemen selama 4 kali dalam
sidang MPR tahun1999, 2000, 2001 dan 2002
 UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis,
konstitusi pemerintah republic Indonesia.
PEMBUATAN TAP MPR

 TAP MPR dibuat oleh MPR


 Tujuan pembuatan TAP MPR adalah untuk
meninjau materi dan status TAP MPR/S,
menetapkan eksistensi TAP MPR/S saat ini dan
akan datang, serta untuk memberikan kepastian
hukum.
PEMBUATAN UNDANG-UNDANG

 UU dibuat oleh lembaga eksekutif bersama


dengan lembaga legislatif. Lembaga eksekutif
disini merupakan presiden, dan lembaga
legislatif adalah DPR
 Proses pembuatan UU, dapat dilihat pada UU
no 10 tahun 2004.
PROSES PEMBUATAN UNDANG-UNDANG

RUU dari RUU dari DPR


RUU dari DPD
Presiden RI

Dua tingkat pembicaraan di DPR RI

Disetujui oleh DPR RI

Ditanda tangani oleh Presiden RI

UNDANG-UNDANG
2 TINGKAT PEMBICARAAN DI DPR

Pembicaraan tingkat 1 : Dalam rapat Komisi , rapat badan


legislasi, Rapat panitia anggaran, atau rapat panitia khusus
bersama sama pemerintah dengan cara :

• a. Pemandangan umum fraksi terhadap RUU


• b. Jawaban pemerintah atas pemandangan umum fraksi
• c. Pembahasan RUU oleh DPR, dan pemerintah dalam rapat kerja
berdasarkan daftar inventarisasi msalah

Pembicaraan tingakat 2 : dalam rapat paripurna dengan cara :

• a. Pengambilan keputusan yang didahului oleh laporan hasil pembicaraan


tingkat 1 dan pendapat akhir fraksi yang disampaikan oleh anggota
• b. Penyampaian sambutan pemerintah
PEMBUATAN PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG

 PERPU merupakan bentuk peraturan perundang- undangan


yang dibuat oleh Presiden tanpa perlu ada persetujuan
DPR karena kepentingan yang memaksa.
 Apabila keadaan sudah kembali normal, maka PERPU
dapat diajukan menjadi UU, tapi apabila ditolak, maka
PERPU harus dicabut.
 Proses menjadikan PERPU sebagai UU sama dengan
proses mengajukan RUU kepada DPR.
 Artinya PERPU diajukan dalam bentuk RUU.
PEMBUATAN PERATURAN PEMERINTAH

 PP adalah peraturan yang ditetapkan Presiden dalam


menjalankan UU sebagai mana mestinya.
 Materinya berisi tentang menjalankan UU

 Proses pembuatan PP terdapat dalam Inpres nomor


15 tahun 1970, dan juga digambarkan pada UU no
12 tahun 2011.
PROSES PEMBUATAN PERATURAN
PEMERINTAH
Perencanan penyusunan peraturan
pemerintah yang memuat daftar judul
dan materi rancangan PP

Perencanaan ditetapkan dalam jangka


waktu 1 tahun

PP yang sudah ditetapkan


dikoordinasikan dengan menteri terkait
dan ditetapkan sebagai PP dengan
Keputusan Presiden (KEPRES)
PEMBUATAN PERATURAN PRESIDEN

 Pasal 1 ayat 6 UU no 10 tahun 2004 mengatakan bahwa


peraturan presiden dibuat oleh presiden.
 Materi pembuatan peraturan presiden berisi materi
pelaksanaan peraturan pemerintah.
 Seperti yang dikutip dalam pasal 24-29 UU no 12 tahun
2011, maka proses pembuatan Peraturan presiden sama
dengan proses pembuatan peraturan pemerintah. Yang
membedakan hanya materi peraturan saja.
PEMBUATAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI
 Secara umum proses yang ditempuh dalam
pembuatan PERDA Provinsi tidak berbeda dengan
proses pembuatan UU. Hanya saja PERDA
dibicarakan di tingkat daerah, dan UU dibicarakan
ditingkat nasional.
 Peraturanperundang-undangan dibentuk oleh
DPRD dgn persetujuan bersama kepala daerah.
PROSES PEMBUATAN PERDA PROVINSI

Proses penyiapan RAPERDA di


lingkungan DPRD dan pemerintah
daerah

Proses pengajuan RAPERDA dan


dibahas dalam rapat paripurna
DPRD

Proses pengesahan dan penetapan


RAPERDA menjadi PERDA dan
diundangkan oleh sekretaris daerah.
PEMBUATAN PERATURAN DAERAH
KABUAPATEN/KOTA

 PERDA Kab/kota dibuat oleh pemerintah daerah


Kab/Kota bersama DPRD Kab/kota.
 Proses yang ditempuh tidak berbeda dengan
proses pembuatan PERDA provinsi, hanya saja
dibicarakan ditingkat Kab/Kota.
PEMBUATAN PERATURAN DESA

 PERDES ditetapkan oleh Kepala Desa setelah


dibahas dan di sepakati BPD.
 Rancangan PERDES yg disepakati oleh BPD
kepada kepala Desa
 Rancangan PERDES ditetapkan oleh Kepala Desa
dgn TTD.
 Rancangan yg telah di TTD disampaikan kepada
sekertaris desa untuk di undangkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai