MORBUS HANSEN
Keluhan Tambahan
Baal/mati rasa
• Pasien mengeluh bercak putih pada kulit sejak kurang
lebih 1 tahun yang lalu,awalnya terdapat bercak
kemerahan kecil di daerah lengan kiri bawah semakin
lama semakin membesar dan meluas dan menyebar
hingga ke dada, perut, punggung, dan lutut.
• Pasien tidak mengeluh gatal ataupun nyeri pada bercak-
bercak tsb, pasien mengeluh terasa tebal/baal pada
bercak-bercak tsb.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengeluhkan keluhan yang sama.
Riwayat Pengobatan
Selama mengalami keluhan ini, pasien sudah berobat rutin selama 1 tahun di
RSIJ pondok kopi
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal memiliki alergi makanan ataupun obat dan cuaca.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal adanya keluarga yang mengalami hal yang sama.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• Kepala : t.a.k
• Leher : t.a.k
• Thorax : t.a.k
• Abdomen : t.a.k
• Ekstremitas : t.a.k
Status Dermatologi
• Lokasi : ad regio antebrachii dextra & sinistra
• ad regio abdomen
• ad regio patella
• Eflouresensi : makula hipopigmentasi.
• Penyebaran : regional
• Susunan : anular
• Ukuran : plakat
• Bentuk : tidak teratur
• Batas : sirkumpskrip
• Pasien laki-laki usia 29 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bercak
putih pada kulit sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu,awalnya terdapat bercak
kemerahan kecil di daerah lengan kiri bawah semakin lama semakin
membesar dan meluas dan menyebar hingga ke dada, perut, punggung, dan
lutut. Pasien tidak mengeluh gatal ataupun nyeri pada bercak-bercak tsb,
pasien mengeluh terasa tebal/baal pada bercak-bercak tsb. Pasien belum
pernah mengalami ini sebelumnya, dan di keluarga pasien tidak ada yang
mengalami keluhan serupa. Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan status dermatologi dengan gambaran
makula hipopigmentasi pada regio antebrachii bilateral, regio abdomen, regio
patella bilateral.
• .
Assesment
Medikamentosa
• Rifampisin 600mg setiap bulan dengan pengawasan
• Diaminodifenil sulfon (DDS) 100mg setiap hari
• Klofazimin 300mg setiap bulan dalam pengawasan, diteruskan 50mg sehari
TINJAUAN PUSTAKA
Kusta
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
• Dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa.
• Frekuensi tertinggi pada kelompok umur antara 25-35 tahun.
Dasar Diagnosis Kusta
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa
• Kelainan kulit : bercak hipopigmentasi atau eritematous
• Mati rasa dapat berupa kurang rasa (hipoestesi) atau tidak
merasa sama sekali (anastesi).
2. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf
• Gangguan fungsi saraf berupa : sensoris (anastesi), motoris
(parese/paralisis), otonom (kulit kering).
3. Basil Tahan Asam (BTA) positif
• Kerokan kulit pada lesi ditetesi KOH
•Anastesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk, dan jari tengah
•Tidak mampu adduksi ibu jari
•Clawing ibu jari, telunjuk, dan jari tengah
2. Nervus •Ibu jari kontraktur
medianus •Atrofi otot tenar dan edua otot lumbrikalis lateral
Relaps Telah selesai pengobatan dan muncul lesi baru pada kulit.
• Faktor predisposisi
Pasien dalam kondisi lemah, kehamilan, sesudah
mendapat imunisasi, stres fisik dan mental, infeksi, dan gizi
kurang.
Klasifikasi Reaksi Kusta
Pengobatan Reaksi Kusta
A. Pengobatan reaksi ringan
• Berobat jalan, istirahat dirumah
• Pemberian analgetik, obat peenang bila perlu
• Atasi faktor pencetus
• Jika sedang dalam pengobatan MDT, maka MDT tetap diteruskan dengan dosis tidak
diubah.
B. Pengobatan reaksi berat
• Atasi faktor pencetus
• Pemberian prednison, skema pemberian pada orang dewasa :
• 2 minggu I : 40 mg / hari
• 2 minggu II : 30 mg / hari
• 2 minggu III : 20 mg / hari
• 2 minggu IV : 15 mg / hari
• 2 minggu V : 10 mg / hari
• 2 minggu VI : 5 mg / hari
• Pemberian analgetik sedatif
• Immobilisasi lokal
• Bila memungkinkan pasien di rawat inap di RS