Anda di halaman 1dari 24

OKTOBER 2019

BENIGN PROSTAT
HYPERPLASIA
Pembimbing:
dr. Muhammad Rizal TJ, Sp. B

OLEH : NUR AMALIA IDRUS


(DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN
KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH MAKASSAR
PENDAHULUAN

Kelenjar prostat merupakan organ tubuh pria yang paling sering mengalami pembesaran, baik jinak
maupun ganas.

Hiperplasia prostat sering terjadi pada pria diatas usia 50 tahun (50-79tahun) dan menyebabkan
penurunan kualitas hidup seseorang.

Pada tahap usia tertentu banyak pria mengalami pembesaran prostat yang disertai gangguan buang air
kecil.

.
DEFINISI

Benign Prostate Hyperplasia (BPH) sebenarnya


adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral
prostat mengalami hiperplasia yang akan
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer.
ANATOMI

Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik


yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler, yang terletak
di sebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian
proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada
disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah
kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang
lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih
3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm.
ANATOMI

Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus :


 lobus medius
 lobus lateralis (2 lobus)
 lobus anterior
 lobus posterior
ANATOMI

Pada BPH, kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis :


 kapsul anatomis

 kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar


prostat yang sebenarnya (outer zone) sehingga terbentuk
kapsul
 kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara
bagian dalam (inner zone) dan bagian luar (outer zone) dari
kelenjar prostat.
FISIOLOGI

 Prostat adalah kelenjar sex sekunder pada laki-

laki yang menghasilkan cairan dan plasma


seminalis, dengan perbandingan cairan prostat
13-32% dan cairan vesikula seminalis 46-80%
pada waktu ejakulasi. Kelenjar prostat dibawah
pengaruh Androgen Bodiesdan dapat dihentikan
dengan pemberian Stilbestrol.
ETIOLOGI

 Idopatik
 Berdasararkan teori/Hipotesis :

Teori
hormonal

Teori peningk
atan lama
Teori Growth hidup sel-sel
Factor (Faktor prostat
Pertumbuhan) karena
berkurangnya
sel yang mati

Teori Sel Stem Teori Dehidr


(stem cell otestosteron (
hypothesis) DHT)
PATOFISIOLOGI

komponen mekanik komponen dinamik


Komponen mekanik ini berhubungan dengan adanya  meliputi tonus otot polos prostat dan
pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak kapsulnya, yang merupakan alpha
uretra pars prostatika sehingga terjadi gangguan adrenergik reseptor.

aliran urine (obstruksi infra vesikal)  Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor
akan menghasilkan kontraksi otot polos
prostat ataupun kenaikan tonus.

 Komponen dinamik ini tergantung dari

stimulasi syaraf simpatis, yang juga


tergantung dari beratnya obstruksi oleh
komponen mekanik.
Gejala Klinik

Prostat

Gejala Iritatif Gejala Obstruksi

Gejala iritatif disebabkan oleh


Manifestasi klinis berupa obstruksi
karena pengosongan vesica
pada penderita hipeplasia prostat
urinaria yang tidak sempurna
masih tergantung tiga faktor, yaitu :
pada saat miksi atau
1. Bertambahnya
disebabkan oleh frekuensi miksi
1. Volume kelenjar periuretral
hipersensitifitas otot detrusor (Frequency)
2. Elastisitas leher vesika, otot
karena pembesaran prostat 2. Nokturia
polos prostat dan kapsul
menyebabkan rangsangan 3. Miksi sulit
prostat ditahan
pada vesica, sehingga vesica
3. Kekuatan kontraksi otot (Urgency)
sering berkontraksi meskipun
detrusor 4. Disuria
belum penuh.
I-PSS (International Prostatic Symptom
Score).

a/klasifikasi untuk menentukan berat gangguan miksi

 Sistem skoring I-PSS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan

dengan keluhan miksi (LUTS) dan satu pertanyaan yang berhubungan

dengan kualitas hidup pasien.

 Setiap pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai 0

sampai dengan 5, sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup

pasien diberi nilai dari 1 hingga 7.


Lanjutan

Dari skor I-PSS itu dapat dikelompokkan gejala LUTS


dalam 3 derajat, yaitu:

 - Ringan : skor 0-7

 - Sedang : skor 8-19

 - Berat : skor 20-35


International Prostatic Symptom Score

Pertanyaan Jawaban dan skor

Keluhan pada bulan terakhir Tidak sekali <20% <50% 50% >50% Hampir selalu

a. Adakah anda merasa buli-buli tidak


0 1 2 3 4 5
kosong setelah berkemih

b. Berapa kali anda berkemih lagi


0 1 2 3 4 5
dalam waktu 2 menit

c. Berapa kali terjadi arus urin berhenti


0 1 2 3 4 5
sewaktu berkemih

d. Berapa kali anda tidak dapat


0 1 2 3 4 5
menahan untuk berkemih

e. Beraapa kali terjadi arus lemah


0 1 2 3 4 5
sewaktu memulai kencing

f. Berapa keli terjadi bangun tidur anda


0 1 2 3 4 5
kesulitan memulai untuk berkemih

g. Berapa kali anda bangun untuk


0 1 2 3 4 5
berkemih di malam hari
Jumlah nilai :

0 = baik sekali 3 = kurang

1 = baik 4 = buruk

2 = kurang baik 5 = buruk sekali


DIAGNOSIS

a. Anamnesis : Ada gejala Obstuktif atau iritatif


b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan
gambaran tentang keadaan tonus spingter ani, reflek
bulbo cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan
lain seperti benjolan di dalam rektum dan tentu saja
teraba prostat.
DIAGNOSIS

c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berperan dalam menentukan ada tidaknya komplikasi.
1. Darah
 Ureum dan Kreatinin
 Elektrolit
 Blood urea nitrogen
 Prostate Specific Antigen (PSA)
 Gula darah

2. Urin :
 Kultur urin + sensitifitas test

 Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik

 Sedimen
DIAGNOSIS

d. Pemeriksaan pencitraan

Foto polos
abdomen
(BNO)

Pielografi
Intravena MRI atau CT
(IVP)

Sistogram Pemeriksaan
retrograd) Sistografi

USG secara
transrektal
(Transrectal
Ultrasonograp
hy = TURS)
DIAGNOSIS

e. Pemeriksaan Lain

1. Uroflowmetri

Untuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju pancaran urin ditentukan oleh :

 daya kontraksi otot detrusor

 tekanan intravesica

 resistensi uretra

2. Pemeriksaan tekanan pancaran (pressure flow studies)

3. Pemeriksaan volume Residu urin


KRITERIA PEMBESARAN PROSTAT
2.Berdasarkan jumlah
1. Rektal grading
residual urine

Berdasarkan penonjolan prostat ke dalam  derajat 1 : <50 ml


rektum :
 derajat 2 : 50-100 ml
 derajat 1 : penonjolan 0-1 cm ke dalam
rektum  derajat 3 : >100 ml

 derajat 2 : penonjolan 1-2 cm ke dalam  derajat 4 : retensi urin total


rektum
 derajat 3 : penonjolan 2-3 cm ke dalam
rektum
 derajat 4 : penonjolan > 3 cm ke dalam
rektum
LANJUTAN

3. Intra vesikal grading 4. Berdasarkan pembesaran kedua


lobus lateralis yang terlihat pada
 derajat 1 : prostat menonjol pada uretroskopi
bladder inlet  derajat 1 : kissing 1 cm
 derajat 2 : prostat menonjol  derajat 2 : kissing 2 cm
diantara bladder inlet dengan  derajat 3 : kissing 3 cm
muara ureter
 derajat 4 : kissing >3 cm
 derajat 3 : prostat menonjol sampai
muara ureter
 derajat 4 : prostat menonjol
melewati muara ureter
DIAGNOSIS BANDING

Pada pasien dengan keluhan Pada pasien dengan keluhan


obstruksi saluran kemih di iritatif saluran kemih, dapat
antaranya:
disebabkan oleh :
1. Struktur uretra
1. Instabilitas detrusor
2. Batu buli-buli kecil
2. Infeksi saluran kemih
3. Kanker prostat
4. Kelemahan detrusor, misalnya 3. Prostatitis
pada penderita asma kronik yang 4. Batu ureter distal
menggunakan obat-obat
5. Batu vesika kecil.
parasimpatolitik
PENATALAKSANAAN

Observasi Medikamentosa Operasi Invasif Minimal

Watchfull Penghambat Prostatektomi TUMT


waiting adrenergik α terbuka TUBD

Penghambat Strent uretra


Endourologi
reduktase α dengan
1. TURP
Fitoterapi prostacath
2. TUIP
Hormonal TUNA
3. TULP (laser)
KOMPLIKASI
Hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
a. Inkontinensia Paradoks

b. Batu Kandung Kemih

c. Hematuria

d. Sistitis

e. Pielonefritis

f. Retensi Urin Akut Atau Kronik

g. Hidroureter

h. Hidronefrosis

i. Gagal Ginjal
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai