Anda di halaman 1dari 17

dengan Judul:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL


TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
MAHASISWA PADA MATA KULIAH PERSAMAAN
DIFERENSIAL BIASA JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

NURUL FIKRIAH
20700115051
MATEMATIKA
Pendidikan di Perguruan Tinggi
Pentingnya matematika terapan

Pentingnya belajar persamaan diferensial biasa (PDB)

Pentingnya pemahaman konsep matematika

Hasil observasi awal

Rendahnya pemahaman konsep mahasiswa

Penggunaan modul dalam proses


perkuliahan
Penggunaan pendekatan
kontekstual
Penggunaan modul erbasis
Kontekstual terhadap
pemahaman konsep
mahasiswa
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

Rumusan masalah pada penelitian ini Tujuan yang ingin dicapai pada
adalah: penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses
1. Bagaimana proses pengembangkan pengembangkan modul pada
modul pada mata kuliah persamaan mata kuliah persamaan
diferensial biasa berbasis diferensial biasa berbasis
pendekatan kontekstual terhadap pendekatan kontekstual terhadap
kemampuan pemahaman konsep kemampuan pemahaman konsep
mahasiswa? mahasiswa.
2. Bagaimana tingkat (kevalidan, 2. Untuk mengetahui tingkat
kepraktisan, dan keefektifan) modul (kevalidan, kepraktisan, dan
yang dikembangkan pada mata keefektifan) modul yang
dikembangkan pada mata kuliah
kuliah persamaan diferensial biasa persamaan diferensial biasa
berbasis pendekatan kontekstual berbasis pendekatan kontekstual
terhadap kemampuan pemahaman terhadap kemampuan
konsep mahasiswa ? pemahaman konsep mahasiswa.
Manfaat penelitian ini terbagi atas dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat
secara praktis :
1.Manfaat secara teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasana ilmu
pengetahuan khususnya dalam dunia pendidikan.
2.Manfaat secara praktis :
a. Bagi Dosen
Bahan ajar ini dapat dijadikan sebagai pegangan bagi dosen dalam proses pembelajaran
dan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa.
b. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa dan menjadi
referensi baru dalam mata kuliah persamaan diferensial biasa berbasis pendekatan
kontekstual.
c. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman langsung dalam mengembangkan modul dan memberi inspirasi
bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan cakupan yang lebih
luas, sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai refrensi bagi peneliti lain untuk meneliti bahan ajar melalui pendekatan
pembelajaran matematika lain pada materi lain ataupun kemampuan matematika
mahasiswa yang lain.
1. Bahan ajar yang akan dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan ini adalah bahan ajar cetak berupa
modul mahasiswa.
2. Bahan ajar ini didesain khusus dengan menggunakan
pendekatan kontekstual terhadap kemampuan
pemahaman konsep mahasiswa.
3. Bahan ajar ini didesain agar dapat dipelajari oleh
mahasiswa baik secara kelompok, maupun individu.
4. Bahan ajar ini didesain dengan memperhatikan
karakteristik bahan ajar yaitu aktif, menarik, holistik
dan autentik.
Asumsi Pengembangan Keterbatasan Pengembangan

Beberapa asumsi yang Agar tidak terjadi kesalahan


dalam pembahasan maka
mendasari pengembangan diberikan batasan judul dan
ini, yaitu: ruang lingkup penelitian sebagai
berikut:
1. Pembelajaran akan lebih 1. Pengembangan bahan ajar ini
aktif dan bermakna dengan terbatas pada pengembangan
bahan ajar berupa modul
modul persamaan mahasiswa pada mata kuliah
diferensial biasa. persamaan diferensial biasa.
2. Modul ini terbatas pada pokok
2. Penggunaan bahan ajar bahasan persamaan diferensial
biasa orde satu.
berbasis kontektual mampu
3. Subjek uji cobanya terbatas
meningkatkan pemahaman pada mahasiswa jurusan
konsep mahasiswa pendidikan matematika UIN
Alauddin Makassar
Kajian Teori
Metode
Model-Model
Peneltian dan
Pengembangan
Pengembangan

Bahan Ajar Pendekatan


Modul Kontekstual

Persamaan
Pemahaman
Diferensial Biasa
Konsep
dan Aplikasinya
Purnamasari, Habibi, & Hidayat (2015) dalam jurnal penelitiaan yang berjudul “ Pengaruh Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa”.

Abdul Manaf (2016) dalam jurnal penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Berbasis Kontekstual Daerah Pesisir pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Kapontori”.

Sitti Khadijah (2017) dengan judul penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis
Masalah untuk Memfasilitasi Pencapaian Kemampuan Pemahaman Konsep pada Pokok
Bahasan Bentuk Aljabar Kelas VII di SMPN 1 Sungguminasa Kab. Gowa”.

Putri, Sulaiman, Wahyuni, & Raharjo (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian
Pemodelan Matematika dengan Konsep Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar pada Mata Kuliah Persamaan Diferensial”

Muhammad & Karso (2017) dengan judul peneliti “Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa”.
Kerangka Pikir
Proses pembelajaran pada mata kuliah persamaan diferensial biasa di
jurusan Pendidikan matematika UIN Alauddin Makassar

Hasil yang ditemukan

Pemahaman konsep mahasiswa yang Bahan ajar yang digunakan belum mampu melibatkan
masih rendah mahasiswa secara aktif guna membangun pemahaman
konsep mereka

Usaha yang dilakukan

Dibutuhkan bahan ajar dan


pendekatan untuk meningkatkan
pemahaman konsep mahasiswa

Pendekatan kontekstual Bahan ajar berupa modul


mahasiwa

Modul persamaan diferensial biasa berbasis


pendekatan kontekstual

Hasil yang diharapkan

Pemahaman konsep mahasiswa meningkat


Prosedur Pengembangan
Jenis Penelitian Prosedur pengembangan model Plomp adalah:

I Tahap Pengkajian Awal


m
p
l Tahap Perancangan
e
m
Jenis penelitian ini adalah
e Tahap Realisasi
Penelitian dan n
pengembangan (Research & t
Development), a
Tahap Tes, Evaluasi, dan Revisi

s
i
I m p l e m e n t a s i
Mahasiswa jurusan Pendidikan
matematika UIN Alauddin Makassar
Subjek Uji Coba angkatan 2019

• Lembar validasi
• Lembar observasi Keterlaksanaan
Instrumen Peneltian Pembelajaran modul
• Angket respon mahasiswa dan dosen
• Lembar observasi aktivitas mahasiswa
• Tes pemahaman konsep
• Lembar observasi kemampuan dosen
mengelola pembelajaran
1. Uji Kevalidan
4. Mencari rata-rata total dengan rumus
1. Melakukan rekapitulasi hasil penilaian
ahli kedalam tabel: Aspek (Ai), kriteria
(Ki), dan hasil penilaian (Vij)
2. Mencari rerata hasil penilaian dari semua
validator untuk setiap kriteria dengan
rumus dengan :

5. Menentukan validitas setiap kriteria atau rata-


rata aspek atau rata-rata total berdasarkan
kategori validitas

3. Mencari rata-rata aspek dengan rumus


Uji Kepraktisan
4. Mencari rerata total (X) dengan rumus:
Lembar Observasi Keterlaksanaan Bahan Ajar

1. Rekapitulasi hasil pengamatan keterlaksanaan


ke dalam tabel yang meliputi: 1) aspek (Ai), 2)
kriteria (Ki)
2. Mencari rerata setiap aspek pengamatan setiap
pertemuan dengan rumus: 5. Menentukan kategori keterlaksanaan setiap
aspek dengan mencocokan rerata total
aspek dengan kategori validatas yang
ditetapkan.
6. Menentukan kategori:
Kategori Interval

3. Mencari rerata tiap aspek pengamatan untuk t Terlaksana Seluruhnya 1,5 ≤ < 2
kali pertemuan dengan rumus Terlaksana Sebagian 0,5 ≤ < 1,5
Tidak Terlaksana 0,0 ≤ < 0,5
 Analisis hasil respon mahasiswa atau dosen

No. Rata-Rata Kategori

1 1,0-1,4 Negatif

2 1,5-2,4 Cenderung negatif

3 2,5-3,4 Cenderung positif

4 3,5-4,0 Positif

Kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa para


mahasiswa memiliki respon positif adalah minimal
50% dari mahasiswa memberi respon positif terhadap
minimal 70% dari jumlah item pertanyaan atau
pernyataan yang ada pada setiap aspek
3. Uji Kefektifan
 Analisis Aktivitas Mahasiswa  Analisis data tes kemampuan
pemahaman konsep

Keterangan :
KB = Ketuntasan Belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh mahasiswa
T1 = Jumlah skor total

Kemampuan dosen mengelola kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Depdiknas,


pelajaran yaitu:
1. Kemampuan 91%-100% atau skor 91-100
Kategori Skor Rata-Rata dikategorikan sangat tinggi
2. Kemampuan 75%-90% atau skor 75-90
Sangat rendah KG< 1,5
dikategorikan tinggi
Rendah 1,5 ≤ 𝐾𝐺 < 2,5 3. Kemampuan 60%-74% atau skor 60-74
dikategorikan sedang
Cukup/sedang 2,5 ≤ 𝐾𝐺 < 3,5
4. Kemampuan 40%-59% atau skor 40-59
Tinggi 3,5 ≤ 𝐾𝐺 < 4,5 dikategorikan rendah
Sangat tinggi 4,5 ≤ 𝐾𝐺 5. Kemampuan 0%-39% atau skor 0-39
dikategorikan sangat rendah

Anda mungkin juga menyukai