Anda di halaman 1dari 32

Konsep Dasar Diet

Wawan Setiawan S.Gz


Pengertian

Apa itu diet?

Diet berasal dari kata Romawi yang berarti


“gaya
hidup”.

Akan tetapi masyarakat sudah beranggapan


jauh dari pengertian diet itu sendiri. Konsep
diet yang benar haruslah aman. Diet hanya
mengacu pada nutrisi yang didapatkan setiap
hari.
Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (Persagi),

Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola


dan konsumsi makanan serta minuman
yang dilarang, dibatasi jumlahnya,
dimodifikasi, atau diperolehkan dengan
jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit
yang diderita, kesehatan, atau penurunan
berat badan.
Diet dapat di defenisikan sebagai
usaha seseorang dalam mengatur
pola makan dan mengurangi makan
untuk mendapatkan berat badan
yang ideal.
Berat badan ideal

• pengertian tubuh sehat ideal dari segi


kesehatan tidak cukup hanya penilaian
secara lahiriah, tetapi memerlukan
pemeriksaan medis meliputi pemeriksaan
antropometri, fisiologi, biokimia dan patologi
anatomi.

• Berat Badan ideal menggunakan rumus


Brocca sebagaiberikut :
• BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
Postur tubuh ideal dinilai dari pengukuran
antropometri untuk menilai apakah komponen
tubuh tersebut sesuai dengan standard
normal atau ideal.
Pengukuran antropometri ialah Indeks Massa
Tubuh (IMT) sebagai berikut :

𝑩𝑩(𝒌𝒈)
𝑰𝑴𝑻 =
𝑻𝑩𝟐 (𝒎)
IMT STATUS
<18,5 Kurus (underweight)
18,5-24,9 Normal
25-29,9 Gemuk
30-34,9 Obesitas 1
35-39,9 Obesitas 2
>40 Obesitas 3
Untuk berada dlm kondisi Tubuh Sehat Ideal
selain postur tubuh yang ideal → tubuh yang
sehat fisik atau jasmani.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan
zat gizi yang berasal dari konsumsi makanan
sehari-hari.
Makanan

Keadaan Gizi :
Proses
Tubuh interaksi antara
Lingkungan
Manusia makanan, tubuh
manusia, dan
lingkungan.
Kecukupan dan Kebutuhan

• Kecukupan: Jumlah zat gizi yang


dibutuhkan rata-rata oleh kelompok umur.
• Kebutuhan: Jumlah zat gizi yang
dibutuhkan tubuh dan bersifat individual.
• Kebutuhan tergantung: keadaan tubuh,
usia, jenis kelamin, aktifitas, BB, TB.
Diet

• Makanan: Bahan selain obat yang


mengandung zat gizi, berguna bagi tubuh.
• Diet:
− Makanan yang dimakan sehari-hari.
− Makanan yang dimakan menurut aturan
tertentu.
− Makanan yang ditentukan macam, jumlah,
waktunya u/ memenuhi kebutuhan gizi atau
proses penyembuhan.
Dietetika

• lmu Gizi : gabungan sains dan seni


mengenai makanan dan kesehatan.
• Dietetika: sains dan seni tentang
penggunaan makanan berdasar ilmu gizi,
metabolisme tubuh dan kesehatan, serta
memperhatikan sosekbud dan nafsu
makan.
Dietetika

• Sains: Pengetahuan tentang penyusunan


makanan dan pemilihan bahan makanan
pada tingkat kesehatan dan penyakit.
Termasuk:
• Perhitungan energi, protein, lemak, vitamin,
karbohidrat, vitamin, mineral.
• Pemilihan b.m. yang sesuai keadaan
kesehatan seseorang.
Dietetika

• Seni: Cara menerapkan hidangan diet pada


tingkatan sosial, ekonomi, budaya, nafsu
makan → seni kuliner.
Termasuk:
• Penyusunan menu, pemilihan menu.
• Cara pengolahan dan penyajian.
• Kesinambungan bahan makanan satu
dengan lainnya.
Pelayanan Gizi

PELAYANAN yang membantu masyarakat


dalam keadaan sehat/saki u/ memperoleh
makanan yang sesuai, guna mencapai status
gizi normal.

2 aspek pelayanan gizi:


• Asuhan gizi
• Food Service
Asuhan Gizi

• NCP (Nutrition Care Proccess):


Proses Asuhan Gizi berkesinambungan untuk
memperoleh kebutuhan gizi dan diet pada individu.

Pelayanan Paripurna RS:


• Medical Care (Asuhan Medis)
• Nursing Care (Asuhan Keperawatan)
• Nutrition Care ( Asuhan Gizi)
• Asuhan Layanan kesehatan lainnya (farmasi
• dll)
Peran Perawat

• Perawat merupakan penghubung utama, pasien →


anggota lain (dokter, ahli gizi, farmakolog)
• Melakukan pemesanan makanan atau diet sesuai
jenis diet.
• Mengamati pasien makan → Penerimaan diet,
dihabiskan/tidak, ada gangguan dengan diet atau yang
berkaitan dengan diet.
• Bertanggung jawab → per oral, enteral maupun
parenteral
• Memberikan penjelasan diet kpd pasien dan keluarga
pasien
Tujuan Terapi Diet

1. Memperoleh status gizi yang baik, ex: gizi


buruk.
2. Memperbaiki defisiensi gizi, ex: anemia.
3. Mengistirahatkan organ tubuh, ex: bedah.
4. Menyesuaikan asupan/intake dengan
kemampuan tubuh, ex: DM.
5. Mengubah berat badan bila diperlukan
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan

Psikologis
• Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari
• Memasuki lingkungan yang masih asing (dokter dll)
• Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat
makan, waktu makan, dengan siapa makan dll)
• Rasa tidak senang, rasa takut karena sakit,
ketidakbebasan bergerak – putus asa
• Putus asa → mual, hilang nafsu makan
• Bentuk diit (cair, lunak → sesuai keadaan penyakit) →
bahagia/cemas
• Perawat → menjelaskan, mengurangi tekanan
psikologis
Lanjutan..

Sosial Budaya
• Orang sakit → kelompok berbeda, adat
istiadat, kepercayaan, kebiasaan, pandangan
hidup
• Macam hidangan → netral
• Kebiasaan makan bersama → perlu ditemani
anggota keluarga
Lanjutan..

Keadaan Jasmani
• Jasmani pasien → menentukan konsistensi diit
• Lemah, kesadaran menurun → diit khusus
• Gangguan pernafasan → makan lebih lama
• Nafsu makan kurang → porsi kecil, sering
• Usia lanjut → porsi kecil, lunak
• Penyakit kronis → perawatan lebih lama
membawa masalah makan
Dasar Penentuan Diet Bagi
Orang Sakit
• Memenuhi kebutuhan gizi
• Diet khusus berpola → makanan biasa
• Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan,
kepercayaan dll)
• Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari
• Bahan makanan yang dapat diterima
• Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah,
lazim dimakan
• Pasien → tujuan diit
• Diet khusus segera makanan biasa
• Diet khusus → indikasi kuat dan memang diperlukan
• Bisa makan mulut → berikan mulut
Proses pelayanan gizi rawat
inap dan rawat jalan

Terdiri atas 4 tahap :


1. Assement atau pengkajian gizi
2. Penatalaksanaan pelayanan gizi
3. Implementasi pelayanan gizi
4. Monitoring dan evaluasi
pelayanan gizi
Standar Makanan Rumah
Sakit
• Makanan Biasa
• Makanan Lunak
• Makanan Saring
• Makanan Cair
• Makanan Lewat Pipa
Makanan Biasa

• Makanan biasa diberikan kepada penderita


yang tidak makanan khusus sehubungan
dengan penyakitnya.
• Susunan makanan sama dengan makanan
orang sehat, hanya tidak diperbolehkan
makanan yang merangsang atau yang
dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
• Makanan ini cukup energi, protein dan zat-
zat gizi lain.
Makanan Lunak

• Makanan lunak diberikan kepada penderita


sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi
dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi :
37,5 C–38 C.
• Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat
diberikan langsung kepada penderita atau
merupakan perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa.
• Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang merangsang. Makanan
ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.
Makanan Saring

• Diberikan kepada penderita sesudah mengalami


operasi tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi
saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan
kenaikan suhu badan > 39 C serta pada kesukaran
menelan.
• Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat
diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak.
• Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena
tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi.
• Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama
dengan makanan lunak
Makanan Cair

• Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah


operasi tertentu, dalam keadaan mual dan
muntah, dengan kesadaran menurun, dengan
suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut.
• Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang
tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa.
• Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya
dibatasi selama 1–2 hari saja.
• Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang hijau,
sari buah, sirop.
Makanan Lewat Pipa

• Diberikan kepada penderita yang tidak bisa


makan lewat mulut karena :
– Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia nervosa,
kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah
operasi mulut, tenggorokan dan gangguan saluran
pencernaan.
1. Makanan diberikan berupa sari buah atau cairan
kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan
margarin.
2. Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui
pipa karet di hidung, lambung atau rektum.
Makanan Yang Diberikan
Dengan Cara Khusus
• Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat,
demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan
parah, kanker mulut, faring, oesopagus, koma dll)
• Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut
(nasogastric feeding) → hidung → lambung
• Pemberian makanan melalui gastrostomi dan
jejunostomi → makan langsung kelambung/jejunum
melalui pembedahan
• Pemberian makanan melalui pembuluh darah
(Intravenous Feeding)/parenteral nutrition→operasi
saluran pencernaan, luka parah
Tugas (kelompok)

Buat makalah tentang :


1. Diet tinggi energi tinggi protein
2. Diet rendah energi
3. Diet rendah garam
4. Diet tinggi serat
5. Diet sisa rendah
6. Diet pra bedah
7. Diet pasca bedah

Anda mungkin juga menyukai