Riwayat Pengobatan :
Pasien belum menerima pengobatan lain
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Stupor
Status gizi : Baik
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 112 kali/menit, reguler
Pernapasan : 30 kali/menit
Suhu : 36.9ºC/axillar
Anemis +/+, Ikterik -/-, Sianosis -/-
STATUS GENERALISATA
GCS : E 2M 5V2
• Kepala : normocephal
• Mata : Udem Palpebra -/+, Hematom Periorbital -/+, vulnus laceratum (+)
• Hidung : Epistaksis (+), vulnus excoriasi (+)
• Mulut : Bibir kering (+), udem (+)
• Thoraks, jantung, abdomen dalam batas normal
• Ekstremitas : vulnus excoriasi (+) pada regio femur sinistra, udem pada regio antebrachii
dekstra.
STATUS NEUROLOGI
•Saraf Cranialis
N.I (olfaktorius) : sdn
N.II (Optikus) : OD OS
•Ketajaman penglihatan sdn sdn
•Lapangan penglihatan sdn sdn
•N.III (Okulomotorius), N.IV (Trochlearis), N.VI (Abdusens) :
Celah kelopak mata
•Ptosis D (sdn) S (sdn)
•Exoftalmus D (sdn) S (sdn)
•Ptosis bola mata D (sdn) S (sdn)
Pupil
•Ukuran/bentuk D 2,5 mm/bulat S 2,5mm/bulat
•Isokor/anisokor D (isokor) S (isokor)
•N.VII (Facialis)
N N
•Ekstremitas:
•Sensibilitas :
P=0,5-1,0
Diagnosa Klinis : Kesadaran Menurun
Diagnosa Topis : Regio Frontalis
Diagnosa Etiologis: Trauma Capitis Sedang
Diagnosis Kerja : Kontusio Cerebri
Diagnosa banding :
Comotio Cerebri
Trauma Kapitis Berat
Medikamentosa: Non medikamentosa:
IVFD RL 25 tpm Pasang oksigen 2-3 lpm
Ketorolac 15 mg/8 J/iv
Dexamethasone 5 mg/8 J/iv
Omeprazole 20 mg/24 J/iv
Ondansentrone 4 mg/8 J/iv
Ceftriaxone 5 mg/12 J/iv
Asam traneksamat 250 mg/12 J/iv
Prognosis :
› Qua ad vitam : dubia ad bonam
› Qua ad Functionam : dubia ad bonam
› Qua ad sanationam : dubia ad bonam
Anjuran :
Computer Assisted axial tomography scanning (CT Scan)
MRI
Definisi
LOKASI LESI
ETIOLOGI
DIFUS : akson, mikro vakular
FOKAL: SDH, EDH, kONTUSIO, cedera kepala tertutup tumpul,
Intraparenkim Hematom cedera kepala tembus, cedera
kepala ledakan..
TINGKAT KEPARAHAN
MORFOLOGI Ringan : GCS 13-15
EDH, SDH, PSA, CONTUSIO, PIS, Sedang : GCS 9-12
COMMOTIO, DAI Berat : GCS < 8
PERDARAHAN EPIDURAL
CT-Scan kepala :
Awal : normal, perdarahan (-).
Ulangan : setelah 24 jam, edema otak luas
• ANAMNESIS • PEMERIKSAAN FISIS UMUM
a. Identitas pasien Pemeriksaan fisik lengkap dimulai dari
b. Keluhan utama kepala. Pada pemeriksaan kepala
c. Mekanisma trauma adanya jejas (hematoma subkutan, luka
d. Waktu dan perjalanan trauma terbuka, luka tembus, dan benda asing),
e. Pernah pingsan atau sadar setelah fraktur basis kranii, fraktur tulang
trauma wajah maupun tulang mata,cedera pada
f. Amnesia retrograde atau antegrade tulang cervikal dan tulang belakang.
g. Keluhan:Nyeri kepala seberapa berat,
penurunan kesadaran, kejang, vertigo
h. Riwayat mabuk, alkohol, narkotika, • PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
pasca operasi kepala Pada pasien yang tidak kooperatif atau tidak
i. Penyakit penyerta sadar dengan trauma kepala berat,
pemeriksaan yang dilakukan hanya terbatas
dengan GCS, reaktivitas pupil, dan
pemeriksaan refleks. Kemudian setelah
pasien sadar dan kooperatif maka dilakukan
pemeriksaan neurologis yang lebih lengkap
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
KEPUSTAKAAN
Banyak gejala yang muncul bersaman pada saat terjadi cedera kepala. Gejala yang sering
tampak : Penurunan kesadaran, bisa sampai koma, Bingung, Penglihatan kabur, Susah bicara,
Nyeri kepala yang hebat, Keluar cairan darah dari hidung atau telinga, Nampak luka yang
dalam atau goresan pada kulit kepala, Mual, Pusing, Berkeringat, Pucat.
DISKUSI KASUS
GCS : E2M5V2
KEPUSTAKAAN
Trauma kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, salah satu yang paling sering digunakan
yaitu berdasarkan glasgow coma scale (GCS) yang terbagi menjadi ringan (GCS 13-15), sedang (GCS 9-12),
dan berat (GCS 3-8). Pada kasus ini diklasifikasikan sebagai trauma kapitis sedang dengan GCS 9.
DISKUSI KASUS
Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu non medikamentosa antara lain memasang oksigen 2-3
lpm. Untuk medikamentosa pasien diberikan IVFD RL 25 tpm, Ketorolac 15 mg/8 J/iv,
Dexamethasone 5 mg/8 J/iv
KEPUSTAKAAN
• Semua tata laksana awal untuk kasus cedera kepala bertujuan untuk menjaga kestabilan hemodinamik,
pengananan segera akibat cedera primer, mencegah cedera jaringan otak sekunder dengan cara
mencegah munculnya faktor-faktor komorbid seperti hiptensi dan hipoksia, serta mendapatkan penilaian
neurologis yang akurat.
• Ketorolac merupakan analgesik poten dengan anti-inflamasi sedang.Ketorolac memperlihatkan
efektivitas sebanding morfin, masa kerjanya lebih panjang dan efek sampingnya lebih ringan.
• Dexamethasone merupakan kortikosteroid dengan kerja intermediate yang termasuk kategori
adrenokortikoid, antiinflamasi dan imunosupresan. Efek glukokortikoid (sebagai antiinflamasi) yaitu
menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi
DISKUSI KASUS
Omeprazole 20 mg/24 J/iv, Ondansentrone 4 mg/8 J/iv, Ceftriaxone 5 mg/12 J/iv, Asam
traneksamat 250 mg/12 J/iv
KEPUSTAKAAN
• Omeprazole merupakan obat golongan proton pump inhibitor yang yang mekanisme obatnya mengontrol
sekresi asam lambung dengan menhambat pompa proton yang mentranfer ion H+ keluar dari sel pariental
lambung.
• Ondansentron diberikan sebagai pencegahan muntah pada pasien.
• Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah berkembangnya infeksi yang terjadi.
• as.traneksama merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat dari aktivator plasminogen dan
penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis
yang berlebihan.