Anda di halaman 1dari 63

PENGANTAR SURVEYING

GD - 2001

DR. AsepYusup Saptari, Ir. MSc


Nama : Asep Yusup Saptari
Alamat : Pinus Regency, Jl. Kinabalu II No.15
Tlp. : 0811218354
email : aysaptari@yahoo.com : saptari@gmail.com
PENDAHULUAN
Sub Topik :
1) Permukaan Fisik Bumi, Garis Unting – unting, Bidang Nivo,
Geoid, Model Bumi
2) Sistem Koordinat
3) Posisi Horisontal dan Vertikal

Buku Referensi :
1) Ilmu Ukur Tanah ; 1992, Soetomo Wongsotjitro, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
2) Ilmu Ukur Tanah ; 1962, Jacub Rais, Penerbit Informatika
Bandung
3) Elementary Surveying (an introduction to geomatics, 13th ed ) ;
2012, Paul R. Wolf
SURVEYING

Surveying, which has recently also been interchangeably called


geomatics ,has traditionally been defined as :
• The science, art, and technology of determining the relative
positions of points above, on, or beneath the Earth’s surface, or
of establishing such points.
• Surveying (geomatics) can be regarded as that discipline which
encompasses all methods for measuring and collecting information
about the physical earth and our environment, processing that
information, and disseminating a variety of resulting products to a
wide range of clients.

(Elementary Surveying 13th edition – an introduction to geomatics ;


Charles D Ghilani, Paul R. Wolf)
SURVEYING
Surveying dewasa ini seringkali diistilahkan sebagai geomatika, dan
didefinisikan sebagai ilmu, seni dan teknologi dalam menentukan
posisi relatif suatu obyek diatas, pada atau dibawah permukaan
Bumi……….

Dalam kasus yang lebih umum surveying dapat dikatakan sebagai


suatu disiplin ilmu yang meliputi seluruh metode dalam pengukuran
dan pengumpulan informasi mengenai sifat – sifat fisik Bumi,
pengolahannya dan menyampaikannya kepada pengguna informasi.

(Elementary Surveying 13th edition – an introduction to geomatics ;


Charles D Ghilani, Paul R. Wolf)
SURVEYING
Sistem bendungan bawah tanah.
Pengangkatan air dari aliran
sungai bawah tanah
menggunakan sistem mikrohidro.

Untuk memenuhi kebutuhan air


minum juga kebutuhan air
untuk pertanian di daerah
Gunungkidul.
SURVEYING
Perubahan nama surveying menjadi geomatika didasarkan pada
perubahan cakupan survey secara praktis dalam beberapa tahun
terakhir mengikuti perkembangan teknologi dalam pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data baik dalam skala lokal, regional dan
global. Produk dari kegiatan survey bervariasi seperti :
1. Peta atas, bawah permukaan Bumi.
2. Peta navigasi / navigational chart di udara dan laut.
3. Batas properti pribadi dan umum.
4. Pembangunan bank data.
5. Penentuan ukuran, gravitasi dan gaya magnetik Bumi.
6. Penyiapan chart Bulan dan Planet lain.
SURVEYING
SURVEYING
Surveying juga mengambil bagian penting dalam beberapa cabang
kerekayasaan (engineering). Sebagi contoh dalam pekerjaan
Perencanaan, Konstruksi, Transportasi, Geologi, Geofisika,
Meteorologi, Tata Lingkungan, Arsitektur, Pertambangan, Hukum,
Politik, Ekonomi, Kebudayaan.

Metode yang digunakan dalam pekerjaan survey juga dapat


diterapkan dalam pekerjaan fabrikasi berskala besar seperti
pembuatan pesawat dan kapal laut.
SURVEYING
PETA
Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan
keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili (Kals, 1983).

Peta merupakan bidang datar 2D dimana obyek yang digambarkan


pada peta tersebut umumnya terletak pada permukaan bumi,
sehingga digunakan skala dan sistem proyeksi untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Peta adalah alat penting dalam perencanaan lingkungan.


Sedikitnya ada tiga alasan sebagai berikut:
(1) peta sebagai penyimpanan data
(2) peta sebagai alat analisis
(3) peta dapat menyampaikan informasi kepada pengguna (users).
Peta adalah penggambaran dua dimensi pada bidang datar
keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang
diproyeksikan dengan perbandingan atau skala tertentu.
PETA
BUMI
Bumi adalah spheroid yang
terbentuk dari berbagai lapisan
yang berbeda. Lapisan tersebut
adalah :
Inti Bumi, yang diperkirakan
berdiameter 7.000 km dan
berlokasi dipusat Bumi.

Mantel, adalah yang mennyelimuti


inti Bumi dan mempunyai
kletebalan 2.900 km.

Kulit Bumi yang berada di atas


mantel, terbentuk dari basa dan
granit .
PERMUKAAN BUMI
Permukaan Bumi terdiri dari
bagian yang menonjol seperti
guning, bukit dan ada juga
bagian yang cekung seperti
lembah atau bagian yang
cekung namun terisi oleh air
seperti danau.

Bentukan di permukaan Bumi


terjadi melalui proses yang
terjadi selama milyaran tahun.

Sumber Planet Earth Online


PERMUKAAN BUMI

Sumber Planet Earth Online


PERMUKAAN BUMI
Litosfir adalah lapisan
yang meliputi kulit Bumi
dan bagian yang paling
atas astenosfir.
Lapisan ini mempunyai
ketebalan sekitas 100 km
dan dapat bergerak pada
bagian atas mantel.
Dengan bertambahnya
temperature dan tekanan,
bagian bawah litosfir dapat
Sumber Planet Earth Online mengalir secara plastis.
Litosfir juga merupakan
zona gempa, gunung
berapi dan pergerakan
kontinen.
BUMI

Ilustrasi geoid Bumi dari data satelit. Bentuk Bumi berdasarkan data muka laut
terdistribusi di seluruh kontinen.
Sumber Planet Earth Online
GARIS UNTING-UNTING
Garis Unting
Unting /
Plumb Line

Garis vertikal yang sejajar


dengan arah gravitasi pusat
Gravitasi Pusat Bumi
Bumi. Secara praktis digunakan
untuk mengukur ketegakan
NIVO
Garis nivo adalah garis yang tegak lurus terhadap arah garis gaya berat
dititik pengamatan.

Garis mendatar adalah garis lurus yang menyinggung satu titik pada
garis nivo.

Bidang nivo dalah suatu bidang yang arah gaya berat disetiap titik
padanya selalu tegak lurus. Karena arah gaya berat menuju pusat bumi,
makabidang nivo akan melingkupi permukaan bumi secara tertutup.
Permukaan bumi tidakrata tergantung letaknya (tingginya) sehingga
akan terdapat banyak sekali bidang nivo.
NIVO
Geoid adalah suatu bidang nivo yang terletak pada ketinggian muka
air laut rat-rata, sehingga secara teoritis geoid akan berimpit dengan
permukaan air laut rata-rata. Permukaan iar laut rata-rata mengalami
suatu penyimpangan-penyimpangan tetapi karena penyimpangan
kecil makanya ditiadakan.

Bidang referensi / bidang datum adalah suatu bidang nivo tertentu


diamana titik-titik mulai dihitung. (contoh geoid)

Tinggi suatu titik adalah jarak tegak diatas atau dibawah bidang
datum.

Beda tinggi antara dua titik adalah jarak tegak antara dua bidang nivo
yang melalui kedua titik tersebut.
NIVO
GEOID
Suatu bidang ekuipotensial gaya berat yang berada pada ketinggian
MSL dalam keadaan setimbang (kedudukannya hanya dipengaruhi
gaya berat). Pada bidang equipotensial tersebut besaran graviyasi
pada setiap titik pada bidang bernilai sama.

Mewakili bentuk bumi, terutama untuk keperluan pendefinisian


sistem tinggi berdasarkan gaya berat.
Pada model fisik bumi
terdapat beberapa garis
equipotensial, salah
satunya terdapat pada
permukaan GEOID.
Ilustrasi garis-garis
equipotensial pada model
fisik bumi sebagai berikut :
GEOID
Arah gaya tarik bumi tegak lurus pada garis GEOID. Pada dasarnya
garis GEOID, tidak secara tepat berada pada permukaan laut, karena
permukaan laut berubah sesuai tinggi pasang dan surut. Besarnya
gravitasi pada permukaan GEOID sama, dengan demikian sering
disebut segitiga equipotensial.

Pada permukaan geoid dapat direpresentasikan sebagai titik elevasi 0,


yang merupakan elevasi rata-rata permukaan air laut (mean sea level).

Jika seandainya massa bumi seragam pada sembarang tempat dan


mempunyai topografi yang sama pada semua tempat, maka geoid
berimpit dengan ellipsoid, dan mempunyai titik pusat bumi, tetapi
kenyataannya massa bumi dan elevasinya tidak sama pada semua
tempat, dengan demikian garis geoid kadang-kadang berada di atas
garis ellipsoid
GEOID

Muka laut rata-rata dari pengamatan setiap jam pada suatu periode
pengamatan (sebaiknya 18,6 tahun untuk mendapatkan harga yang tetap)
GEOID

http://earth-info.nga.mil/GandG/wgs84/gravitymod/wgs84_180/wgs84_180.html
GEOID
Walaupun secara fisik permukaan Bumi mempunyai dapat
menjulang hingga ketinggian +8.000 meter (Gunung Everest) dan -
11.000 meter (Palung Mariana), namun variasi total geoid kurang
dari 200 meter ( berkisar antara -106 sampai dengan +85 meter )
terhadap model matematika elipsoid.
http://www.csr.utexas.edu/grace/gravity/gravity_definition.html

1. Ocean
2. Reference ellipsoid
3. Local plumb line
4. Continent
5. Geoid
GEOID

Visualisasi 3 dimensi undulasi geoid, menggunakan satuan gravitasi


GEOID
Karena bidang geoid bentuknya tidak teratur maka bidang geoid
tidak dapat digunakan untuk keperluan hitungan-hitungan geodesi
terkait dengan bentuk bumi.

Diperlukan suatu model bidang yang dapat digunakan untuk


memecahkan persoalan pokok geodesi dengan mudah. Untuk itu
digunakan model ellipsoid sebagai pengganti geoid secara
geometrik.

Ellipsoida yang mempunyai bentuk dan ukuran mendekati geoid


menyatakan bentuk bumi dalam arti geometrik/matematik, dimana
pusat ellipsoida didefinisikan berhimpit dengan sumbu rotasi bumi.
Dalam pratik geodesi, bidang ellpsoida merupakan bidang
referensi hitungan di dalam rangka penentuan koordinat titik
dipermukaan bumi, serta bidang perantara di dalam proses
pemetaan.
ELLIPSOID BUMI
Bumi berputar pada porosnya, karena Bumi terdiri dari material yang
bersifat fleksibel / liat maka diameter Bumi sangat dipengaruhi oleh gaya
sentrifugal yang berkerja tegak lurus dengan sumbu rotasi. Gaya
sentrifugal tersebut mempengaruhi besarnya perbedaan diameter Bumi
Kutub ke kutub dengan diameter Bumi di equator sekitar 40 km.
(diameter Bumi di equator 12.700 Km lebih panjang dari pada diameter
Bumi kutub ke kutub.
McLaurin Jacobi
ELLIPSOID BUMI
Dengan demikian terjadi variasi bentuk Bumi antara yang sebenarnya
dan secara matematika.

Geoid adalah
model Bumi yang
dapat didekati
dengan muka laut
rata – rata (MSL)
sedangkan elipsoid
Bumi dihitung
berdasarkan model
harmonik.
ELLIPSOID BUMI
Bentuk bulat telur atau oval (ellipse) yang mempunyai garis bujur
(meridian), jika berputar pada sumbunya maka akan membentuk
ellipsoid atau spheroid. Bentuk bulat telur (ellips) dapat difenisikan
dengan berbagai cara. Defenisi berikut ini merupakan definisi secara
geodesi.
Beberapa jenis model ellipsoid referensi :
ELLIPSOID BUMI
SISTEM KOORDINAT
Letak atau posisi suatu titik di atas permukaan bumi membutuhkan suatu
referensi. Referensi yang digunakan adalah sistem koordinat. Koordinat
yang digunakan pada suatu bidang ellipsoid adalah sistem koordinat
geodesi (geodetic coordinates). Pada sistem koordinat ini, posisi
digambarkan sebagai lintang (latitude) dan bujur (longitude).

Garis khatulistiwa (garis equator) membentuk suatu bidang yang disebut


bidang equator. Jika diatrik suatu garis nomal dari bidang tersebut
menuju titik P maka akan membentuk sudut j sudut yang disebut sudut
lintang (latitude).
SISTEM KOORDINAT
terdapat suatu garis yang
disebut garis meridian
(GREENWICH). Jika ditarik
suatu garis dari kedua kutub
ellips melalui “w”, kemudian
dari pertemuan antara garis
khatulistiwa ditarik suatu
garis menuju titik pusat
bidang khatulistiwa dan
ditarik pula suatu garis dari
pertemuan antara garis
meridian dengan
khatulistiwa, maka kedua
garis tersebut membentuk
suatu sudut dan sudut yang
terbentuk disebut sebagai
sudut bujur (longitude) (l)
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
Penggambaran letak atau posisi suatu titik di atas permukaan bumi
dinyatakan dengan koordinat geodesi (geodetic coordinat) yang
biasanya dinyatakan dengan (j,l).

Penggambaran letak di atas bidang datar, dinyatakan dengan


koordinat bidang datar (plane coordinat) (X,Y).

Pemahaman proyeksi dalam pengukuran wilayah merupakan hal


yang sangat penting, sebab proyeksi adalah dasar pemetaan dalam
usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi
bentuk dimensi yang lain secara sistimatik, sehingga menghasilkan
geometri baru dengan penyimpangan geometrik minimal.
SISTEM KOORDINAT

Sistem Ellipsoid (Spheroid)


P (j,l,h)

Transformasi Koordinat Sistem Kartesian


/ Sistem Proyeksi (X,Y,Z)
SISTEM KOORDINAT
H disebut juga tinggi orthometrik.
SISTEM KOORDINAT

Sumber ESRI
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT

Sumber ESRI
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
X = 107o10’15” BT : Y = 06o25’10 LS

1) 1o = 60’ (1 Derajat = 60 Menit)


2) 1’= 60” (1 Menit = 60 Detik)
3) 1o = 60’x60’ = 360” (1 Derajat = 3600 Detik)

Maka :
1) 50’ = 50/60 = 0.833o
2) (50 Menit = 0.833 Derajat)
3) 30” = 30/3600 = 0.00833o
4) (30 Detik = 0.00833 Derajat)
5) 50’30” = 0.833 + 0.00833 = 84133 o
SISTEM KOORDINAT
Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri
silinder, tranversal, conform dan menyinggung.

Pada proyeksi ini secara geografis silindernya menyinggung bumi


pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral. Pada meridian
sentral, faktor skala (k) adalah 1 (tidak terjadi distorsi).
SISTEM KOORDINAT
Perbesaran sepanjang
meridian akan semakin
meningkat pada meridian
yang semakin jauh dari
meridian sentral kearah timur
maupun kearah barat.
Perbesaran sepanjang paralel
semakin akan meningkat pada
lingkaran paralel yang
semakin mendekati equator.
SISTEM KOORDINAT
Dengan adanya distorsi yang semakin membesar, maka perlu
diusahakan untuk memperkecil distorsi dengan membagi daerah dalam
zone-zone yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh
dua meridian).
Lebar zone proyeksi TM biasanya sebesar 3º. Setiap zone mempunyai
meridian sentral sendiri. Jadi seluruh permukaan bumi tidak dipetakan
dalam satu silinder.
SISTEM KOORDINAT
Pembagian Zona UTM Indonesia
Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90°
BT sampai meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6° LU.
Dengan demikian, wilayah Indonesia terdapat pada zone 46 sampai dengan
zone 54.
SISTEM KOORDINAT
Sistem Koordinat Kartesian
Y (ordinat)
Sistem koordinat
kartesian dua dimensi P (X3 , Y5)
Y5
merupakan sistem Y4
koordinat yang terdiri Y3
Y2
dari dua salib sumbu
Y1
yang saling tegak X (absis)
lurus, biasanya sumbu (0,0) X1 X2 X3

X dan Y, seperti
digambarkan pada
gambar berikut ini :
SISTEM KOORDINAT
Sistem Koordinat Kartesian
Y (ordinat)

𝑋3 − 0 2 + 𝑌5 − 0 2
D= Δ𝑋
P (X3 , Y5)
Y5
Y4 
Δ𝑋 Δ𝑌
 = arc tan Δ𝑌
Y3
Y2

Y1

X (absis)
(0,0) X1 X2 X3
POSISI HORISONTAL
Menentukan koordinat titik baru dari satu atau beberapa titik yg
telah diketahui koordinatnya
Dikelompokkan dalam :
1. Metode penentuan titik tunggal (satu titik)
Metode Polar
Metode Perpotongan ke muka
Metode Perpotongan ke belakang
2. Metode penentuan banyak titik
Metode Polygoon
Metode Triangulasi
Metode Trilaterasi
POSISI HORISONTAL
METODE POLAR
Data : Koordinat A : (XA,YA) --- diketahui Dicari :
Jarak mendatar (dAB) Koordinat B (XB,YB) = ?
Sudut jurusan AB : AB
Dihitung dgn rumus :
Y XB = XA + XAB

B YB = YA + YAB
Y
B
YAB Dimana
AB XAB = dAB Sin AB
YAB = dAB Cos AB
X
A XAB Sehingga :
B
XB = XA + dAB Sin AB
 YB = YA + dAB Cos AB

O X
X X
A B
POSISI HORISONTAL
METODE PERPOTONGAN KE MUKA
Dicari :
Data :
Koordinat C (XC,YC) = ?
Koordinat A(XA,YA) dan B(XB,YB) –- minimal 2 ttk diketahui
Sudut di A = (1) dan B = 2) – diukur dgn alat
Dihitung dgn rumus TANGENS :
AC = AB - 1
Y BC = AB + 2– 1800
Y XBC
XAB XAB
B C Tan BC = YAC Tan BC = … (1)
 YAC YAB + YAC
A BC
XBC + XAB

C
1
A Tan AC = YAC Tan AC = … (2)
2 YAB YAC


XB
 T (2) – (1)
B XAB + YAB Tan BC
O X YAC =
XA XB
Tan AC - Tan BC
XAC
Tan AC = XC = XA + XAC = YACTan AC
YAC
YC = YA + YAC
POSISI HORISONTAL
1. Diket titik A(10,10) m
Sdt jur AB = 900
Jarak mendatar AB = 100 m
Koordinat B (XB, YB) = ??

2. Diket titik A(10,10) m ; B(10,70)


Sdt BAC = Sdt ABC = 600
Koordinat C (XC, YC) = ??

3. Diket titik A(-10,-10) m ; B(-10,-70)


Sdt BAC = Sdt ABC = 600
Koordinat C (XC, YC) = ??
POSISI HORISONTAL
Poligon
Poligon Pada penentuan posisi horisontal dengan metode
poligon, untuk menentukan posisi titik yang belum diketahui
koordinatnya dari titik yang sudah diketahui koordinatnya, semua
jarak dan sudut dalam poligon diukur. Poligon dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu poligon tertutup dan poligon terbuka
POSISI HORISONTAL
Poligon digunakan apabila titik - titik yang akan di cari koordinatnya
terletak memanjang sehingga terbentuk segi banyak (poligon).

Pengukuran dan Pemetaan Poligon merupakan salah satu pengukuran


dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk
memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik - titik pengukuran.
Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah satu metode
penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik yang lain.

Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon
merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat
dengan mudah menyesuaikan diti dengan keadaan daerah/lapangan.
penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini membutuhkan,
POSISI HORISONTAL

Poligon Tertutup Poligon Terbuka


POSISI HORISONTAL

Poligon Bercabang
POSISI VERTIKAL
Differential Leveling
Penentuan posisi vertikal dengan metode differential leveling
dilakukan dengan alat sipat datar.
POSISI VERTIKAL
Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat
sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur.

Maksud pengukuran tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik. Beda
tinggi h diketahui antara dua titik a dan b, sedang tinggi titik A diketahui sama
dengan Ha dan titik B lebih tinggi dari titik A, maka tinggi titik B, Hb = Ha + h
yang diartikan dengan beda tinggi antara titik A dan titik B adalah jarak antara
dua bidang nivo yang melalui titik A dan B. Umumnya bidang nivo adalah bidang
yang lengkung, tetapi bila jarak antara titik - titik A dan B dapat dianggap sebagai
Bidang yang mendatar.
POSISI VERTIKAL
Trigonometric Leveling
Alat yang digunakan untuk penentuan posisi vertikal dengan
metode trigonometricleveling adalah theodolit.

c
a

𝒂
Sin  =
𝒄
A = c . Sin 
POSISI VERTIKAL
Pengukuran kerangka dasar vertikal metode trigonometris pada prinsipnya
adalah perolehan beda tinggi melalui jarak langsung teropong terhadap
beda tinggi dengan memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal (zenith
atau inklinasi) serta tinggi garis bidik yang diwakili oleh benang tengah
rambu ukur.

Jarak langsung dapat diperoleh melalui bacaan optis benang atas dan
benang bawah atau menggunakan alat pengukuran jarak elektronis yang
sering dikenal dengan nama EDM (Elektronic Distance Measurement).

Untuk menentukan beda tinggi dengan cara trigonometris diperlukan alat


pengukur sudut (Theodolit) untuk dapat mengukur sudut sudut tegak.Sudut
tegak dibagi dalam dua macam,ialah sudut miring m clan sudut zenith z,
sudut miring m diukur mulai ari keadaan mendatar, sedang sudut zenith z
diukur mulai dari keadaan tegak lurus yang selalu ke arah zenith alam.
GPS
(Global Positioning System)
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi dengan
menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Departemen
Pertahanan Keamanan Amerika Serikat.

Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga


dimensi dan informasi mengenai waktu secara kontinu.

GPS terdiri dari tiga segmen utama, segmen angkasa (space segmen)
yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control
segment) yang terdiri dari stasion-stasion pemonitor dan pengontrol
satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai
GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal data GPS.

Anda mungkin juga menyukai