GD - 2001
Buku Referensi :
1) Ilmu Ukur Tanah ; 1992, Soetomo Wongsotjitro, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
2) Ilmu Ukur Tanah ; 1962, Jacub Rais, Penerbit Informatika
Bandung
3) Elementary Surveying (an introduction to geomatics, 13th ed ) ;
2012, Paul R. Wolf
SURVEYING
Ilustrasi geoid Bumi dari data satelit. Bentuk Bumi berdasarkan data muka laut
terdistribusi di seluruh kontinen.
Sumber Planet Earth Online
GARIS UNTING-UNTING
Garis Unting
Unting /
Plumb Line
Garis mendatar adalah garis lurus yang menyinggung satu titik pada
garis nivo.
Bidang nivo dalah suatu bidang yang arah gaya berat disetiap titik
padanya selalu tegak lurus. Karena arah gaya berat menuju pusat bumi,
makabidang nivo akan melingkupi permukaan bumi secara tertutup.
Permukaan bumi tidakrata tergantung letaknya (tingginya) sehingga
akan terdapat banyak sekali bidang nivo.
NIVO
Geoid adalah suatu bidang nivo yang terletak pada ketinggian muka
air laut rat-rata, sehingga secara teoritis geoid akan berimpit dengan
permukaan air laut rata-rata. Permukaan iar laut rata-rata mengalami
suatu penyimpangan-penyimpangan tetapi karena penyimpangan
kecil makanya ditiadakan.
Tinggi suatu titik adalah jarak tegak diatas atau dibawah bidang
datum.
Beda tinggi antara dua titik adalah jarak tegak antara dua bidang nivo
yang melalui kedua titik tersebut.
NIVO
GEOID
Suatu bidang ekuipotensial gaya berat yang berada pada ketinggian
MSL dalam keadaan setimbang (kedudukannya hanya dipengaruhi
gaya berat). Pada bidang equipotensial tersebut besaran graviyasi
pada setiap titik pada bidang bernilai sama.
Muka laut rata-rata dari pengamatan setiap jam pada suatu periode
pengamatan (sebaiknya 18,6 tahun untuk mendapatkan harga yang tetap)
GEOID
http://earth-info.nga.mil/GandG/wgs84/gravitymod/wgs84_180/wgs84_180.html
GEOID
Walaupun secara fisik permukaan Bumi mempunyai dapat
menjulang hingga ketinggian +8.000 meter (Gunung Everest) dan -
11.000 meter (Palung Mariana), namun variasi total geoid kurang
dari 200 meter ( berkisar antara -106 sampai dengan +85 meter )
terhadap model matematika elipsoid.
http://www.csr.utexas.edu/grace/gravity/gravity_definition.html
1. Ocean
2. Reference ellipsoid
3. Local plumb line
4. Continent
5. Geoid
GEOID
Geoid adalah
model Bumi yang
dapat didekati
dengan muka laut
rata – rata (MSL)
sedangkan elipsoid
Bumi dihitung
berdasarkan model
harmonik.
ELLIPSOID BUMI
Bentuk bulat telur atau oval (ellipse) yang mempunyai garis bujur
(meridian), jika berputar pada sumbunya maka akan membentuk
ellipsoid atau spheroid. Bentuk bulat telur (ellips) dapat difenisikan
dengan berbagai cara. Defenisi berikut ini merupakan definisi secara
geodesi.
Beberapa jenis model ellipsoid referensi :
ELLIPSOID BUMI
SISTEM KOORDINAT
Letak atau posisi suatu titik di atas permukaan bumi membutuhkan suatu
referensi. Referensi yang digunakan adalah sistem koordinat. Koordinat
yang digunakan pada suatu bidang ellipsoid adalah sistem koordinat
geodesi (geodetic coordinates). Pada sistem koordinat ini, posisi
digambarkan sebagai lintang (latitude) dan bujur (longitude).
Sumber ESRI
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
Sumber ESRI
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
X = 107o10’15” BT : Y = 06o25’10 LS
Maka :
1) 50’ = 50/60 = 0.833o
2) (50 Menit = 0.833 Derajat)
3) 30” = 30/3600 = 0.00833o
4) (30 Detik = 0.00833 Derajat)
5) 50’30” = 0.833 + 0.00833 = 84133 o
SISTEM KOORDINAT
Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri
silinder, tranversal, conform dan menyinggung.
X dan Y, seperti
digambarkan pada
gambar berikut ini :
SISTEM KOORDINAT
Sistem Koordinat Kartesian
Y (ordinat)
𝑋3 − 0 2 + 𝑌5 − 0 2
D= Δ𝑋
P (X3 , Y5)
Y5
Y4
Δ𝑋 Δ𝑌
= arc tan Δ𝑌
Y3
Y2
Y1
X (absis)
(0,0) X1 X2 X3
POSISI HORISONTAL
Menentukan koordinat titik baru dari satu atau beberapa titik yg
telah diketahui koordinatnya
Dikelompokkan dalam :
1. Metode penentuan titik tunggal (satu titik)
Metode Polar
Metode Perpotongan ke muka
Metode Perpotongan ke belakang
2. Metode penentuan banyak titik
Metode Polygoon
Metode Triangulasi
Metode Trilaterasi
POSISI HORISONTAL
METODE POLAR
Data : Koordinat A : (XA,YA) --- diketahui Dicari :
Jarak mendatar (dAB) Koordinat B (XB,YB) = ?
Sudut jurusan AB : AB
Dihitung dgn rumus :
Y XB = XA + XAB
B YB = YA + YAB
Y
B
YAB Dimana
AB XAB = dAB Sin AB
YAB = dAB Cos AB
X
A XAB Sehingga :
B
XB = XA + dAB Sin AB
YB = YA + dAB Cos AB
O X
X X
A B
POSISI HORISONTAL
METODE PERPOTONGAN KE MUKA
Dicari :
Data :
Koordinat C (XC,YC) = ?
Koordinat A(XA,YA) dan B(XB,YB) –- minimal 2 ttk diketahui
Sudut di A = (1) dan B = 2) – diukur dgn alat
Dihitung dgn rumus TANGENS :
AC = AB - 1
Y BC = AB + 2– 1800
Y XBC
XAB XAB
B C Tan BC = YAC Tan BC = … (1)
YAC YAB + YAC
A BC
XBC + XAB
C
1
A Tan AC = YAC Tan AC = … (2)
2 YAB YAC
XB
T (2) – (1)
B XAB + YAB Tan BC
O X YAC =
XA XB
Tan AC - Tan BC
XAC
Tan AC = XC = XA + XAC = YACTan AC
YAC
YC = YA + YAC
POSISI HORISONTAL
1. Diket titik A(10,10) m
Sdt jur AB = 900
Jarak mendatar AB = 100 m
Koordinat B (XB, YB) = ??
Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon
merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat
dengan mudah menyesuaikan diti dengan keadaan daerah/lapangan.
penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini membutuhkan,
POSISI HORISONTAL
Poligon Bercabang
POSISI VERTIKAL
Differential Leveling
Penentuan posisi vertikal dengan metode differential leveling
dilakukan dengan alat sipat datar.
POSISI VERTIKAL
Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat
sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur.
Maksud pengukuran tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik. Beda
tinggi h diketahui antara dua titik a dan b, sedang tinggi titik A diketahui sama
dengan Ha dan titik B lebih tinggi dari titik A, maka tinggi titik B, Hb = Ha + h
yang diartikan dengan beda tinggi antara titik A dan titik B adalah jarak antara
dua bidang nivo yang melalui titik A dan B. Umumnya bidang nivo adalah bidang
yang lengkung, tetapi bila jarak antara titik - titik A dan B dapat dianggap sebagai
Bidang yang mendatar.
POSISI VERTIKAL
Trigonometric Leveling
Alat yang digunakan untuk penentuan posisi vertikal dengan
metode trigonometricleveling adalah theodolit.
c
a
𝒂
Sin =
𝒄
A = c . Sin
POSISI VERTIKAL
Pengukuran kerangka dasar vertikal metode trigonometris pada prinsipnya
adalah perolehan beda tinggi melalui jarak langsung teropong terhadap
beda tinggi dengan memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal (zenith
atau inklinasi) serta tinggi garis bidik yang diwakili oleh benang tengah
rambu ukur.
Jarak langsung dapat diperoleh melalui bacaan optis benang atas dan
benang bawah atau menggunakan alat pengukuran jarak elektronis yang
sering dikenal dengan nama EDM (Elektronic Distance Measurement).
GPS terdiri dari tiga segmen utama, segmen angkasa (space segmen)
yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control
segment) yang terdiri dari stasion-stasion pemonitor dan pengontrol
satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai
GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal data GPS.