Anda di halaman 1dari 22

LUKA BAKAR

Presented by Group-8
1. Mirza Hidayat

2. Rini Afriza

3. Zahlul

3B Keperawatan
Pengertian
 Luka bakar adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas,
bahan kimia, listrik, dan radiasi. ( Smeltzer,
suzanna, 2001)
Fase luka bakar
 Fase akut (fase syok)
Penderita akan mengalami ancaman gangguan airway, breathing, dan circulation.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Fase sub akut
Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak
denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
 Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
Etiologi

 Panas basah (luka bakar) yang disebabkan oleh air


panas.
 Luka bakar dari lemak panas akibat memasak lemak.
 Luka bakar akibat api unggun, alat pemanggang, dan
lain-lain.
 Benda panas (misalnya radiator)
 Radiasi (misalnya terbakar sinar matahari)
 Luka bakar listrik akibat buruknya pemeliharaan
peralatan listrik (tersengat arus listrik).
 Luka bakar akibat zat kimia.
 Cedera inhalasi terjadi akibat pajanan gas panas,
ledakan, dan luka bakar pada kepala dan leher, atau
tertahan di ruangan yang dipenuhi asap.
Klasifikasi

 Kedalaman luka bakar

Derajat I (luka bakar superfisial) :


- Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
- Kulit kering, hipertermi berupa eritema
- Tidak dijumpai bulae
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10hari

Derajat II (luka bakar partial-thickness)


- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi
- terdapat bulae
- nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- dasar luka berwarna merah atau pucat
Derajat III (full-thickness dalam)
- Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam
sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang.
 Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi
panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Sel-sel
dapat menahan temperatur sampai 440C tanpa
P kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan
A berlipat ganda untuk tiap drajat kenaikan temperatur.
T Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang
O kurang tahan dengan konduksi panas. Kerusakan
F pembuluh darah ini mengakibatkan cairan intravaskuler
keluar dari lumen pembuluh darah, dalam hal ini
I bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan
S elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan
I permeabilitas yang hampir menyelutruh, penimbunan
O jaringan masif di intersitial menyebabakan kondisi
L hipovolemik. Volume cairan iuntravaskuler mengalami
O defisit, timbul ketidak mampuan menyelenggarakan
G proses transportasi ke jaringan, kondisi ini dikenal dengan
I syok (Moenajat, 2001).
Tanda dan Gejala
 Kemerahan pada kulit (eritema), terjadi
pembengkakan hanya pada lapisan atas kulit ari
(stratum korneum), terasa sakit, merah dan
bengkak
 Melepuh (Bullosa) pembengkakan sampai pada
lapisan kulit ari, terdapat gelembung berisi
cairan kuning bersih
 Luka bakar sampai pada lapisan kulit jangat,
luka tampak hitam keputih-putihan (escarotica)
 Luka bakar sudah sampai pada jaringan ikat
atau lebih dari kulit ari dan kulit jangat sudah
terbakar
Komplikasi

 1. Infeksi
 2. Curling’s ulcer (ulkus Curling)
 3. Gangguan Jalan nafas
 4. Konvulsi
 5. Kontraktur yaitu merupakan gangguan fungsi
pergerakan
 6. Ganguan Kosmetik akibat jaringan parut.
Pemeriksaan Diagnostik

 Hitung darah lengkap


 Elektrolit serum
 Urine
 Foto rontgen dada
 EKG
 Albumin serum
 Fotografi luka bakar
Penatalaksanaan 6C

 Clouting : singkirkan semua pakaian terbakar


atau bahan yang menempel
 Cooling : dinginkan daerah yang terkena luka
 Cleaning : pembersihan dilakukan dengan
menggunakan zat anastesi
 Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus
 Covering : penutupan luka bakar dengan
kassa
 Comforting : mengurangi rasa nyeri dengan
obat.
lanjutan
 Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk
mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (airway,
breathing, Circulation)
Asuhan Keperawatan Combustio
 Pengkajian
 Adapun hal-hal yang perlu dikaji diantaranya:
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rs
3. Pengkajian Primer
 Airway
 Pengkajian Breathing (Pernafasan)
 Pengkajian Circulation
4. Pengkajian Sekunder
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
Diagnosa kep
 Bersihan jalan nasfas tidak efektif b.d edema &
efek inhalasi asap.
 Gangguan pertukaran gas b.d keracunan karbon
monoksida, inhalasi asap & destruksi saluran nafas
atas.
 Nyeri akut b.d cedera jaringan.

 Kekurangan volume cairan b.d peningkatan


permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan
akibat evaporasi dari luka bakar.
Renpra keperawatan
Dx:Bersihan jalan nasfas tidak efektif b.d edema &
efek inhalasi asap.
 Tujuan:Pasien tidak sesak nafas, auskultasi suara

paru bersih.
 Intervensi:-Bebaskan jalan nafas dengan posisi
leher ekstensi jika memungkinkan.
-Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
lanjutan
Dx:Nyeri akut b.d cedera jaringan
 Tujuan:
• Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3
• Ekspresi wajah tenang
• klien dapat istirahat dan tidur
 Intervensi:
• Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensif
• Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non
farmakologis)..
• Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk
mengetasi nyeri..
• Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Debridement
Pengertian
 Debridement ialah sebuah tindakan eksisi yg
bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis
ataupun debris yg mengahalangi proses
penyembuhan luka & potensial terjadi atau
berkembangnya infeksi sehingga merupakan
tindakan pemutus rantai respon inflamasi sistemik &
maupun sepsis.
Tujuan Debridemnt
 Debridemen ialah sisi lain pada perawatan luka
bakar. Tindakan ini mempunyai dua tujuan :
1. Untuk menghilangkan jaringan yg terkontaminasi
oleh bakteri & benda asing.
2. Untuk menghilangkan jaringan yg telah mati
dalam persiapan kesembuhan luka.
Jenis-jenis debridement

 Debridemen alami : Pada peristiwa debridemen alami,


jaringan mati akan memisahkan diri secara spontan
dari jaringan viable yg ada di bawahnya.
 Debridemen mekanis : Debridemen mekanis meliputi
penggunaan gunting bedah & forsep untuk memisahkan
& mengangkat eskar.
 Debridemen bedah : Debridemen bedah ialah tindakan
operasi dengan melibatkan eksisi primer seluruh tebal
kulit sampai fasia ( eksisi tangensial ) atau dengan
mengupas lapisan kulit yg terbakar dengan cara
bertahap sampai mengenai jaringan yg masih
berdarah.

Anda mungkin juga menyukai