Anda di halaman 1dari 32

Thoraks Photo

Disusun oleh :
Anita Parlina 15710273

Pembimbing :
Dr. Iriawati, Sp. Rad
BAB 1
Pendahuluan
 Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR)
adalah suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk
mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi
thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. Foto thorax
menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk x-ray.
Dosis radiasi yang digunakan pada orang dewasa
untuk membentuk radiografi adalah sekitar 0.06 mSv.
BAB II
Tinjauan Pustaka
 Macam-macam pemeriksaan :
1. Fluoroscopy Thorax
2. Rontgenography
3. Tomography
4. Computerized Tomography (CT Scan)
1. Bronchography
2. Arteriography
3. Angiocardiography
Indikasi Pemeriksaan Foto Thorax
 Infeksi traktus respirasi bawah (TBC paru, Bronkitis, Pneumonia)
 Batuk kronis / berdarah
 Trauma dada
 Tumor
 Nyeri dada
 Mtastase neoplasma
 Penyakit paru kerja
 Aspirasi benda asing
 Persiapan pasien pre operasi
 Pemeriksaan berkala (follow up) yang objektif
Pemilihan proyeksi pada
posisi foto thorax
 Posisi PA (posterior anterior)

Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya
scapula tidak menutupi parenkim paru.
 Posisi AP ( Anterior Posterior)

Dilakukan pada anak-anak atau pada pasien yang tidak koorperatif. Film
diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru.
Jantung juga terlihat lebih besar daripada posisi PA.
Posisi lateral dextra & sinistra

Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyektil lateral kiri
kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan, maka dibuat
proyeksi lateral kanan, berarti sebelah kanan terletak pada film. Foto juga dibuat
dalam posisi berdiri
Posisi lateral decubitus

Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu, yaitu bila klinis diduga ada cairan
bebas dalam cavum pleura, tetapi tidak terlihat pada posisi PA atau lateral. Penderita
terbaring pada satu sisi (kanan atau kiri). Film diletakkan di punggung penderita dan
diberikan sinar dari depan arah horizontal.
Posisi apical (lordotik)

Foto ini dibuat pada foto PA bila menunjukkan kemungkinan


adanya kelainan pada daerah kedua apex paru. Proyeksi
tambahan ini hendaknya hanya dibuat setelah foto rutin
diperiksa dan bila ada kesulitan menginterpretasikan suatu lesi
di apex.
Foto Oblique Iga
 Hanya dibuat bila pada PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan
pada daerah apeks kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya hanya
dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan dalam
menginterpretasikan suatu lesi di apeks paru.
Posisi ekspirasi

 Adalah foto thorax PA atau AP yang diambil pada saat


penderita dalam ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila
foto rutin gagal menunjukkan adanya pneumothorax
yang diduga secara klinis atau suatu benda asing yang
terinhalasi.
Kriteria Kelayakan Foto
1. Faktor Kondisi
2. Inspirasi Cukup
3. Posisi sesuai
4. Foto thorax tidak boleh terpotong
Interpretasi Foto Thorax
 Cek apakah sentrasi foto sudah benar dan foto dibuat saat penderita inspirasi penuh.

 Cek apakah eksposure sudah benar (bila sudah diperoleh densitas yang benar, maka jari
yang diletakkan di belakang “daerah hitam” pada foto tepat dapat terlihat)

 Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula, dll) normal.

 Cek jaringan lunak yaitu kulit , subcutan fat, musculi seperti pectoralis mayor, trapezius,
dan sternocleidomastoideus. Pada wanita terlihat mamae serta nipple.

 Cek apakah posisi diafragma normal : diafragma kanan biasanya 2,5 cm lebih tinggi
dibanding kiri. Normalnya pertengahan costae VI depan memotong pada pertengahan
hemidiafragma kanan.

 Cek sinus costophrenicus baik pada foto PA maupun lateral.

 Cek mediastinum superior apakah melebar, ataukah ada massa abnormal, dan carilah
trakea.

 Cek adakah kelainan pada jantung dan pembuluh darah besar

 Cek hilus dan bronkovaskular pattern


Syarat Foto Thorax Normal
 Posisi penderita simetris. Hal ini dapat dievaluasi dengan
melihat apakah proyeksi tulang corpus vertebra thoracal
terletak ditengah sendi sternoclavikuler kanan dan kiri.

 Hal ini dapat dievaluasi dengan melihat apakah proyeksi tulang


korpus vertebra toracal terletak di tengah sendi sternoclaviculer
kanan dan kiri.

 Jumlah sinar dan kualitas sinar cukup


 Film meliputi seluruh kavum thorax, mulai dari puncak cavum
thorax sampai sinus phrenicocostalis kanan dan kiri dapat
terlihat pada film tersebut.
Kelainan Foto Thorax
 Kesalahan teknis saat pengambilan foto sehingga
mirip suatu penyakit.

 Sendi sternoclavicula sama jauhnya dari garis tengah


 Diafragma letak tinggi,
 Corakan meningkat pada kedua lobus bawah,
 diameter jantung bertambah.
Pada jantung :
Cardiomegali

Setelah dibuat garis-garis seperti di atas selanjutnya kita hitung menggunakan


rumus perbandingan :

CTR= A+B/C x 100%

Ketentuan :

Jika nilai perbandingan di atas nilai 50% dapat dikatakan telah terjadi
pembesaran jantung (cardiomegali).
Pada Mediastinum : Massa
Mediastinum
Pada Pulmo :
 Edema Paru

Bayangan dengan garis tidak tegas


Terdapat suatu bronkogram udara
Tanda “Silhoutte” yaitu hilangnya visualisasi bentuk diafragma atau mediastinum
berdekatan
Pemadatan Paru, Misalnya TB Paru, Pneumonia

TB Paru Pneumonia

• Terlihat pemadatan bercak-bercak dengan bayangan tidak jelas


• Terlihat adanya kavitas (pembentukan abses)
Kolaps Paru / Atelektasis

Tampak perselubungan homogen pada lapangan paru sebelah kiri yang menutupi
batas kiri jantung, diafragma, dan sinus disertai dengan shift midline ke kiri.
- Terdapat bayangan lobus yang kolaps
- - ditemukan tanda “Silhouette”
- Pergeseran struktur untuk mengisi ruangan yang normalnya ditempati lobus
kolaps
Pada kolaps keseluruhan paru tampak opaque dan ada pergeseran hebat pada
mediastinum dan trakea
Massa paru, misal : abses paru, kista hydatid

 Ditemukan lesi uang logam (coin lesion) / nodulus


 Terdapat bayangan sferis
Bayangan kecil tersebar luas

 Bayangan cincin 1 cm bersifat diagnostic bagi bronkiektasis

 Kalsifikasi paru yang kecil tersebar luas dapat timbul setelah


infeksi paru oleh TB

 Area pemadatan kecil berbatas tidak jelas menunjukkan adanya


bronkiolitis
Bayangan garis

Biasanya tidak lebih tebal dari garis pensil, yang terpenting adalah garis septal,

dapat terlihat pada limfangitis Ca


Sarkoidosis

 Terlihat limfadenopati hilus dan paratrachealis


 Bayangan retikulonodularis pada paru.
Fibrosis paru

 Bayangan kabur pada basis paru yang menyebabkan kurang


jelasnya garis bentuk pembuluh darah,kemudian terlihat
nodulus berbatas tak jelas dengan garis penghubung.

 Volume paru menurun, sering jelas, dan translusensi sirkular


terlihat memberikan pola yang dikenal sebagai “paru sarang
tawon”, kemudian jantung dan arteria pulmonalis membesar
karena semakin parahnya hipertensi pulmonalis.
Neoplasma

 Bayangan bulat dengan tepi tak beraturan berlobulasi dan tepi


infiltrasi
 Terdapat kavitas dengan massa
pleura
 Efusi Pleura

Terlihat cairan mengelilingi paru, lebih tinggi di lateral daripada medial, juga
dapat berjalan ke dalam fissure terutama ke ujung bawah fissure oblique
Fibrosis Pleura

 Penampilannya serupa dengan cairan pleura, tetapi selalu


lebih kecil daripada bayangan asli. Sudut costophrenicus tetap
terobliterasi.
Pneumothorax

 Garis pleura yang membentuk tepi paru yang terpisah dari dinding
dada, mediastinum, atau diafragma oleh udara
 Tidak ada bayangan pembuluh darah di luar garis ini
Hematothorax
 Hematothorax adalah adanya darah dalam rongga pleura.
Sumber darah mungkin dinding dada, parenkim paru,
jantung, atau pembuluh darah besar. Meskipun beberapa
penulis menyatakan bahwa nilai hematokrit setidaknya 50%
diperlukan untuk membedakan hematotoraks dari efusi
pleura berdarah, sebagian besar tidak setuju pada setiap
perbedaan yang spesifik. Biasanya akibat dari trauma
tumpul atau penetrasi. Lebih jarang, mungkin merupakan
komplikasi dari penyakit, dapat induksi iatrogenik, atau
mungkin berkembang secara spontan.
Diafragma
 Paralisis diafragma

 Eventrasi diafragma
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai