kemandirian
PARTISIPASI AKTIF
PENTINGNYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TAHU, MAMPU, MAU
BERPARTISIPASI AKTIP
BERDAYA
(MANDIRI)
BELUM
TIDAK TAHU TTG BERDAYA
Keadaannya TIDAK MAMPU
Masalahnya DAN TIDAK MAU
Kebutuhannya BERPARTISIPASI
Peluang
Pilihan-Pilihan
SIAPA
Yang harus diberdayakan?
SEMUA STAKEHOLDERS
APARAT PEMERINTAH
EKSEKUTIF & LEGISLATIF
Dinkes, Dinas/Instansi Terkait
TOKOH MASYARAKAT
Guru, Rohaniawan, Politikus
Profesional, dll.
POKMAS, ORG. PROFESI, LSM
MASYARAKAT
(Individu, Keluarga, Kelompok)
YANG
MENGGERAKKAN
FASILITATOR/
KADER
Pemberdayaan masyarakat
BAGAIMANA PROSESNYA
???
PARTISIPATIP
Proses belajar bersama
sejak
pengambilan keputusan,
perencanaan,
pelaksanaan. kegiatan,
pemantauan,
evaluasi,
sampai dengan
pemanfaatan hasil
kegiatan
Dua Pendekatan
KONVENSIONAL PARTISIPATIP
PENILAIAN PARTISIPATIF
PERENCANAAN PARTISIPATIF
PELAKSANAAN PARTISIPATIF
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PARTISIPATIF
PENGEMBANGAN JEJARING
PERENCANAAN
KEGIATAN
PENGUMPULAN
DATA DASAR
PENILAIAN KEADAAN
ANALISIS MASALAH
ALTERNATIF PILIHAN
PERUMUSAN
RINCIAN KEGIATAN
APA, BERAPA, SIAPA,
DIMANA, BAGAIMANA,
KAPAN, BERAPA, DARI MANA
Pemberdayaan Masyarakat
Untuk Pengendalian Tembakau
SITUASI ROKOK DI
INDONESIA
Indonesia adalah
JUARA 3 di dunia
setelah Cina dan
India, dalam jumlah
konsumsi rokok
Juara ke 3 terbanyak
penderita TBC setelah
India dan Cina
PEROKOK DI INDONESIA
(TCSC-IAKMI, 2008)
Kegiatan rumah bebas asap
• Kegiatan masyarakat untuk melarang para
perokok merokok di dalam rumah
sehingga keluarga menjadi perokok pasif
• Perokok pasif perlu dilindungi
Asap Rokok Orang Lain MEMAKSA Bukan Perokok MENDAPAT
RESIKO DAMPAK PENYAKIT akibat rokok
Mengapa perlindungan perokok pasif?
• Asap samping dari rokok mengandung 3 kali lebih banyak
tar dan nikotin, 5 kali lebih banyak karbon monoksida dan
50 kali penyebab kanker dibanding asap utama yang
dihisap perokok
• Pada anak: Penyakit telinga tengah, Lymphoma,*
Gangguan pernafasan dan fungsi paru, Asma,* Sindrom
mati mendadak pada bayi, dan Gangguan saluran
pernafasan bawah
• Pada orang dewasa: iritasi hidung, stroke, PPOK, jantung
koroner, kanker paru, gangguan reproduksi, dsb
Tujuan “smoke free home” atau “rumah
bebas asap rokok”
• Mengurangi jumlah perokok
• Menghargai dan melindungi hak asasi bukan perokok
• Menurunkan angka kesakitan akibat rokok atau
melindungi bukan perokok terhadap asap rokok orang
• Membantu perokok mengurangi rokok
• Menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan
aman.
• Mencegah perokok pemula dan melindungi generasi
muda dari merokok dan narkoba.
• Mengurangi beban keluarga karena merokok
• Melaksanakan “Framework Convention on Tobacco
Control” atau traktat pengendalian tembakau dunia
(WHO) pasal 8 dan 18
Hubungan Kawasan Tanpa Rokok dan
Rumah Bebas Asap Rokok
• Rumah bebas asap rokok adalah kebijakan
keluarga untuk melindungi anggota keluarga
yang tidak merokok dari asap rokok orang
yang merokok
• Jika di tempat-tempat umum dilarang
merokok, dikhawatirkan orang akan
cenderung merokok di dalam rumah perlu
dipersiapkan agar hal ini tidak terjadi
• Jika merokok di tempat umum berbahaya
bagi kesehatan; berarti merokok di dalam
rumah juga sangat berbahaya
Hubungan Kawasan Tanpa Rokok dan
Rumah Bebas Asap Rokok
• Kawasan tanpa rokok adalah regulasi
pemerintah atau institusi untuk melindungi
orang yang tidak merokok dari asap rokok
orang lain
• Di Jogjakarta
– Peraturan Daerah No. 5 tahun 2007 tentang
pengendalian pencemaran udara termasuk
pencemaran udara di ruang tertutup
– Peraturan Gubernur no. 42 tahun 2009 tentang
larangan merokok di kawasan dilarang merokok
(yaitu tempat-tempat umum, tempat kerja,
layanan kesehatan, layanan pendidikan, angkutan
umum, arena bermain anak, dan tempat ibadah)
ALUR PROGRAM RUMAH BEBAS ASAP ROKOK
Langkah-langkah
Studi Formative
1. Survey rumah tangga
2. Bertemu dengan tokoh masyarakat (kader,
PKK, ketua RW/RT, karang taruna, dsb)
untuk mendapatkan gambaran minat dan
komitmen terhadap gerakan masyarakat
3. Focus group discussion (FGD)/diskusi
kelompok terarah terhadap beberapa
kelompok masyarakat di 4 kampung
4. Penyuluhan terhadap beberapa kelompok
(ibu-ibu, bapak-bapak, remaja mengikuti
pertemuan di masyarakat) –> intensi dilihat
dari hasil survey
Deklarasi rumah bebas asap
rokok
• Membuat event di masyarakat untuk
deklarasi ini di 4 kampung:
– Pembacaan isi deklarasi
– Penandatanganan deklarasi
– Penempelan stiker dan poster di rumah-
rumah dan tempat strategis
• Penerimaan dan penghargaan oleh
walikota
• Pengumuman ke media massa
Dari studi formative dan
deklarasi
• Membuat video untuk masyarakat
– Dampak terhadap perokok pasif
– Pengukuran kapasitas asap
– Keinginan masyarakat tentang rumah bebas
asap rokok
– Peresmian deklarasi
– Tanggapan masyarakat terhadap rumah
bebas asap rokok
KEGIATAN MASYARAKAT RUMAH BEBAS
ASAP ROKOK
Evaluasi
• Wawancara terhadap tokoh masyarakat
tentang dukungan masyarakat (3-4 bulan
setelah deklarasi)
• FGD terhadap ibu-ibu suami perokok,
bapak-bapak perokok dan bukan perokok,
remaja putri dan putra
• Post-survey
Langkah 2 kegiatan “rumah bebas
asap rokok” di 5 kampung
• Pertemuan dengan tokoh masyarakat (1-2 kali)
• Penyuluhan atau edukasi masyarakat (3 kali)
– Mengapa kegiatan rumah bebas asap rokok
– Pemutaran video edukasi masyarakat
– Tanya jawab
• Deklarasi kegiatan rumah bebas asap rokok
• Follow up kegiatan dengan FGD (2-3 bulan setelah
deklarasi)