Anda di halaman 1dari 25

Pembimbing :

dr. Bimo Sasono, Sp.OT (K)

Oleh :
Jevera Joshua Siregar 201704200273
Johanes Christian Manalu 201704200274
• Anatomi dari sendi lutut terbagi dalam beberapa struktur
jaringan yaitu komponen tulang, komponen jaringan lunak,
dan jaringan saraf serta jaringan pembuluh darah.
• Komponen tulang dari sendi lutut antara lain femur, patella,
tibia, dan fibula.
• Komponen jaringan lunak
• Sendi lutut adalah sendi yang terdiri dari dua buah sendi
condyloid dan satu buah sendi sellar (artikulasi patellofemoral).
Sendi lutut tertutup dalam kapsul sendi yang memiliki suatu
resesus posterolateral dan posteromedial yang memanjang ke
arah distal permukaan subkondral dari tibial plateu. Condylar
femoral lateral dan medial berartikulasi dengan facet tibial.
• Kapsul Sendi
 Kapsul sendi khusus berisi lapisan fibrous
external (kapsul fibrous) dan membran synovial
internal yang melapisi permukaan internal dari
celah artikular yang tidak dilapisi kartilago
artikular.
• Membran sinovial

 Membran sinovial yang tebal melapisi bagian


internal dari kapsul fibrous dan berlekatan ke
perifer dari patella dan tepi meniskus.
• Meniskus
 Meniskus merupakan suatu diskus
fibrokartilago berbentuk bulan sabit yang
berada di antara condylus femur dan tibial
plateau.
 Meniskus bagian medial berbentuk seperti
huruf “C” dan kurang mobile karena terfiksir
oleh ligamen coronary dan kapsul. Sedangkan
meniskus lateral berbentuk sirkular dan lebih
mobile sehingga lebih sering mengalami
robekan pada cedera ligamen crutiatum
anterior
 Meniskus berguna sebagai shock absorber,
membantu stabilitas dan lubrikasi sendi,
nutrisi sendi.
• Ligamen
 Ligamen memegang peranan dalam
mempertahankan stabilitas sendi lutut.
Terdapat 5 ligamen ekstrakapsular yang
memperkuat kapsul sendi yaitu : ligamen
patella, ligamen kolateral fibula, ligamen
kolateraltibialis, ligamen poplitea oblique, dan
ligamen poplitea arkuata
 Terdapat 2 ligamen intrakapsular yaitu :
ligamen cruciatum dan ligamen kolateral yang
berfungsi untuk stabilitas sendi anteroposterior
dan stabilitas valgus/varus
• Otot dan tendon
Otot dan tendon pada sendi lutut memberikan
stabilitas dinamis.
• Saraf

• Vaskular

• Bursa
 IMT merupakan rumus matematis yang
dinyatakan sebagai berat badan (dalam
kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan
(dalam meter).
 Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat
< 17,0
 Kekurangan berat badan tingkat ringan

17,0 - 18,4
 Normal

18,5 - 25,0
 Gemuk

 Kelebihan berat badan tingkat ringan

25,1 - 27,0
 Kelebihan berat badan tingkat berat

> 27,0
 Kegemukan merupakan penimbunan lemak
berlebih yang menyebabkan kelebihan berat
badan.
 Salah satu indikator penentuan status gizi yaitu
menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
 Osteoarthritis merupakan gangguan pada satu
sendi atau lebih, bersifat lokal, progresif dan
degeneratif yang ditandai dengan perubahan
patologis pada struktur sendi tersebut yaitu
berupa degenerasi tulang rawan/kartilago
hialin
• Etiologi
 Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara
pasti, namun faktor biomekanik dan biologis
sepertinya merupakan faktor terpenting.
 Osteoarhritis primer adalah degeneratif
artikular sendi karena menyerang sendi
penahan beban tubuh (weight bearing joint),
akibat proses penuaan dan berat badan, dan
lain-lain.
 Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi
pada trauma atau terjadi akibat dari suatu
pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada
kongenital dan adanya penyakit sistem
sistemik.
• Faktor Sistemik
a) Usia
b) Jenis Kelamin
c) Herediter
• Faktor Instrinsik
a) Kelainan anatomis pada sendi seperti vagus
dan varus
b) Cedera pada sendiri seperti trauma atau
fraktur
• Faktor Beban pada persendian
a) Obesitas
b) Penggunaan sendi yang sering (Aktivitas
berlebih)
 Pada umumnya, peningkatan massa otot
bermanfaat untuk menambah jumlah tulang
rawan di lutut, terutama di kompartemen
tibiofemoral. Meskipun distribusi lemak tidak
mempengaruhi risiko terkena OA pada lutut,
total massa lemak total dapat merugikan
artikular tulang rawan.
 Robekan meniscus dan operasi meniscus
menyebabkan peningkatan fokus stres di seluruh
sendi dan kemudian meningkatkan
kemungkinan tingkat OA yang tinggi.
 Meniscus berfungsi untuk meningkatkan
stabilitas di dalam sendi dan mendistribusikan
beban sehingga ketika meniskus masih utuh,
focus tekanan fokus dijaga pada level rendah.
 Efek penambahan massa lemak dapat menekan
artikular tulang rawan melebihi kemampuan
biologis, menyebabkan terjadinya proses
degeneratif
 Mekanoreseptor pada permukaan kondrosit,
yang aktif dapat menghasilkan sitokin, growth
factor, dan metalloproteinase, dengan mediator
seperti prostaglandin dan produksi NO2 dapat
menghasilkan stres oksidatif dan memulai
peradangan pada sendi dan menginduksi
terjadinya kerusakan jaringan
 Synovitis secara hipotesisnya setelah tulang
terdegradasi, fragmen tulang rawan jatuh ke
dalam sendi dan masuk ke dalam sinovium.
Dianggap benda asing, sel sinovial bereaksi
dengan memproduksi mediator inflamasi,
ditemukan dalam cairan sinovial. Para mediator
ini dapat mengaktifkan kondrosit yang ada di
lapisan paling bawah pada tulang rawan, yang
mengarah pada sintesis metalloproteinase dan,
pada akhirnya, meningkatkan degradasi tulang
rawan.
 Disregulasi homeostasis lipid mungkin sangat
penting dalam menghubungkan antara
obesitas dengan OA. Misalnya, leptin itu
hanyalah salah satu dari beberapa contoh
adipokin yang dapat mempengaruhi
patogenesis terjadinya OA
 Pertama, telah ditunjukkan bahwa osteoblas
dan kondrosit mampu melakukan sintesis dan
sekresi leptin. Kedua, reseptor leptin telah
ditemukan di artikular tulang rawan. Memang,
kadar leptin yang banyak diamati pada tulang
rawan dan osteofit pada penderita OA, tetapi
sedikit kondrosit yang dihasilkan leptin di
tulang rawan orang yang tidak mengalami OA
 Obesitas memiliki efek secara tidak langsung
melalui peningkatan sitokin, IL-1, interleukin-6
(IL-6), TNF-α, dan C-Reaktif Protein (CRP)
yang memiliki peran penting terhadap
destruksi tulang rawan pada kasus
Osteoarthritis

Anda mungkin juga menyukai