Anda di halaman 1dari 19

MALNUTRISI

Pembimbing : dr. Fadjar Aribowo, Sp.A


Penyusun :
Hanim Nur Afifah
Hartandyo Anang A
Heavy Delisia O
Huda Fajar Arianto
I Gde Putu Paramartha
I Gusti Ngurah Ade Jaya P
LATAR BELAKANG
• Malnutrisi merupakan keadaan defisiensi atau ketidakseimbangan protein energi
dan nutrien lain yang dapat menyebabkan gangguan fungsi pada tubuh.
• Secara umum malnutrisi terbagi atas dua bagian yaitu undernutrisi dan
overnutrisi. Undernutrisi atau keadaan defisiensi terdiri dari marasmus,
kwashiorkor, serta marasmic – kwashiorkor.
• Gizi buruk masih merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara di dunia,
terutama di negara-negara yang sedang berkembang di Asia, Afrika, Amerika
Tengah, dan Amerika Selatan.
• Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan
laporan propinsi selama tahun 2005 terdapat 76.178 balita mengalami gizi buruk
dan data Susenas (Survei Sosial dan Ekonomi Nasional) tahun 2005
memperlihatkan prevalensi balita gizi buruk sebesar 8,8%.
TUJUAN PENULISAN

• Referat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang


patogenesis, diagnosis, dan penatalaksanaan marasmik kwashiorkor pada anak.

MANFAAT PENULISAN
• Melalui penulisan referat ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan informasi
dan pengetahuan mengenai patogenesis, diagnosis, dan penatalaksanaan
marasmik kwashiorkor pada anak.
DEFINISI
Marasmus adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat kurus, iga
gambang, perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit keriput. Kwashiorkor
adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema seluruh tubuh terutama di
punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut buncit, otot mengecil,
pandangan mata sayu dan rambut tipis / kemerahan. Marasmik-kwashiorkor adalah
keadaan gizi buruk dengan tanda-tanda gabungan dari marasmus dan kwashiorkor
KLASIFIKASI
A. Klasifikasi Berdasarkan Baku Median WHO-NCHS
Klasifikasi KEP BB/U BB/TB
Ringan 70-80% 80-90%
Sedang 60-70% 70-80%
Berat <60% <70%

B. Klasifikasi Menurut Departemen Kesehatan RI


BB/TB TB/U
(berat menurut tinggi) (tinggi menurut umur)
Mild 80 – 90 % 90 – 94%
Moderate 70 – 79 % 85 – 89 %
Severe < 70 % <85 %
KLASIFIKASI
C. Klasifikasi Menurut Gomez (1956)
Derajat KEP Berat badan % dari baku*
0 (normal) ≥90%
1 (ringan) 89-75%
2 (sedang) 74-60%
3 (berat) <60%

D. Klasifikasi Menurut Wellcome Trust Party (1970)

Edema
Tidak ada Ada
>60% Gizi kurang Kwashiorkor
<60% Marasmus Marasmik-Kwashiorkor
KLASIFIKASI
E. Klasifikasi Menurut McLaren (1967)
Gejala klinis / laboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2 Penentuan tipe berdasarkan atas
Edema disertai dermatosis 6 jumlah angka yang dapat
Perubahan pada rambut 1 dikumpulkan tiap penderita:
Hepatomegali 1
0-3 angka = marasmus
4-8 angka = marasmic-
Albumin serum atau protein total serum/g %
kwashiorkor
<1,00 <3,25 7 9-15 angka = kwashiorkor
1,00-1,49 3,25-3,99 6
1,50-1,99 4,00-4,74 5
2,00-2,49 4,75-5,49 4
2,50-2,99 5,50-6,24 3
3,00-3,49 6,25-6,99 2
3,50-3,99 7,00-7,74 1
KLASIFIKASI
F. Klasifikasi Menurut Waterlow (1973)
Gangguan Derajat Stunting (BB/U) Wasting(BB/TB)
0 >95% >90%
1 95-90% 90-80%
2 89-85% 80-70%
3 <85% <70%
G. Klasifikasi menurut Jelliffe
Kategori BB/U (% baku)

KEP I 90 – 80

KEP II 80 – 70

KEP III 70 – 60

KEP IV <60
EPIDEMIOLOGI
• Di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 825 juta orang yang menderita gizi buruk
pada tahun 2000 – 2002, dengan 815 juta orang yang hidup di negara
berkembang.
• Berdasarkan perkembangan masalah gizi, pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 5
juta anak menderita gizi kurang (berat badan menurut umur), 1,5 juta diantaranya
menderita gizi buruk.
• Dari anak yang menderita gizi buruk tersebut ada 150.000 menderita gizi buruk
tingkat berat yang disebut marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor,
yang memerlukan perawatan kesehatan yang intensif di Puskesmas dan Rumah
Sakit.
• Berdasarkan hasil surveilans Dinas Kesehatan Propinsi dari bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2005, total kasus gizi buruk sebanyak 76.178 balita.
ETIOLOGI
• Penyakit Infeksi
• Tingkat Pendapatan Orang Tua yang rendah
• Konsumsi Energi yang kurang
• Perolehan Imunisasi yang kurang
• Konsumsi Protein yang kurang
• Kunjungan Ibu ke Posyandu, hal ini berkaitan dengan pengetahuan ibu.
PATOGENESIS
Marasmus Kwshiorkor Obesitas
 Pertumbuhan berkurang atau  Perubahan mental sampai apatis  wajah bulat dengan pipi tembem dan
berhenti  Anemia dagu rangkap
 Terlihat sangat kurus  Perubahan warna dan tekstur rambut,  leher relatif pendek
 Penampilan wajah seperti orangtua mudah dicabut / rontok  dada membusung dengan payudara
 Perubahan mental  Gangguan sistem gastrointestinal membesar
 Cengeng  Pembesaran hati
- perut membuncit dan striae abdomen
 Kulit kering, dingin, mengendor,  Perubahan kulit
keriput  Atrofi otot - pada anak laki-laki : Burried penis,

 Lemak subkutan menghilang hingga  Edema simetris pada kedua punggung gynaecomastia

MANIFESTASI 
turgor kulit berkurang
Otot atrofi sehingga kontur tulang
kaki, dapat sampai seluruh tubuh.
- pubertas dini

KLINIS 
terlihat jelas
Vena superfisialis tampak jelas
- genu valgum (tungkai berbentuk X)
dengan kedua pangkal paha bagian dalam
saling menempel dan bergesekan yang
 Ubun – ubun besar cekung
dapat menyebabkan laserasi kulit
 tulang pipi dan dagu kelihatan
menonjol
 mata tampak besar dan dalam
 Kadang terdapat bradikardi
 Tekanan darah lebih rendah
dibandingkan anak sebaya

*Manifestasi klinis dari marasmic-kwashiorkor merupakan campuran gejala marasmus dan kwashiorkor
PERBEDAAN MARASMUS & KWARSHIORKOR
DIAGNOSIS
• Manifestasi klinis:
-Anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang, serta
penyakit yang pernah diderita)
- Pemeriksaan fisik (BB, TB, Lingkar Kepala, Lingkar Lengan Atas)
- Manifestasi yang umumnya timbul adalah gagal tumbuh kembang.
• Pemeriksaan Penunjang :
- Darah Lengkap
- Faal Hepar
- Serum Elektrolit
TERAPI
PREVENTIF
• Mengubah pola pikir ibu yang salah tentang pemberian makan dan proses menyusui, serta
paparan sinar matahari, yang sering dipengaruhi oleh budaya dan kepercayaan yang keliru.
• Memperbaiki kesalahan pembagian jatah makanan di rumah antaranggota keluarga yang
dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin.
• Menumbuhkan kesadaran terhadap status gizi anak serta penanganan praktis dan tepat
jika terjadi gangguang status gizi pada anak.
• Pentingnya ASI eksklusif.
• Meningkatkan higiene (hygiene personal, makanan, dan lingkungan).
• Pentingnya imunisasi.
• Pentingnya menanam buah-buahan dan sayur-sayuran yang bisa dikonsumsi oleh anggota
kelarga di pekarangan rumah.
• Pentingnya memantau pertumbuhan anak dengan membawanya ke pusat pelayanan
kesehatan.
KOMPLIKASI
• Masalah pada mata
• Anemia berat
• Lesi kulit pada kwashiorkor
• Diare persisten (giardiasis dan kerusakan mukosa usus, intoleransi
laktosa, diare osmotik)
PROGNOSIS
• Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi,
kematian sering disebabkan oleh karena infeksi, sering tidak dapat
dibedakan antara kematian karena infeksi atau karena malnutrisi
sendiri.
• Prognosis tergantung dari stadium saat pengobatan mulai
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai