Anda di halaman 1dari 11

2.

1 IDENTITAS PASIEN (KELAS PERAWATAN II)


Nama Pasien : An. C
Nomor RM/Billing : 11386xxx/1804110xxx
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 10 tahun 8 bulan 17 hari
Tanggal Lahir : 27 Juli 2007
Alamat : Pasuruan
Kelas/Ruang/Bed : 7.HCU/Bed 1
Tanggal MRS : 11 April 2018
Tanggal Pengamatan : 12 April – 15 April 2018
Diagnosa MRS : Thalasemia + Gizi Buruk Marasmus fase stabilisasi Hari 1 +
Anemia

2.2 SKRINING GIZI


Berdasarkan skrining gizi yang dilakukan dengan STRONGkids didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2.1 Skrining Gizi
No Parameter Skor
Ya Tidak
1. Apakah pasien tampak kurus? 1( √ ) 0( )
(anak kurus/sangat kurus, mata cekung, wajah tampak
“tua”, edema, rambut tipis & jarang, otot lengan dan paha
tipis, iga gambang, perut
membesar, bokong tipis & kisut)
2. Apakah terdapat penurunan BB selama 1 minggu/ 1 1( √ ) 0( )
bulan terakhir?
*Ket : Untuk bayi < 1 tahun berat tidak naik selama
3 bulan terakhir
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi sebagai 1 (√) 0( )
berikut ini?
- Diare ≥ 5 kali/hari dan/atau muntah > 3 kali/hari
dalam seminggu terakhir
- Asupan makanan berkurang selama 1
minggu terakhir
- Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan
karena nyeri/sakit
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang 2 (√ ) 0( )
mengakibatkan pasien beresiko mengalami
malnutrisi?
Penyakit :
- Diare Persisten (lebih dari 2 minggu)
- Terdapat Stoma Usus Halus
- Prematurita
- Trauma
- Penyakit Jantung Bawaan
- Konstipasi Berulang
- Kelainan Bawaan 1 atau lebih (Celah Bibir &
Langit-langit, Atresia Ani,dll)
- Gagal Tumbuh (Ukuran Pendek & Mungil)
- Penyakit Akut Berat
Paru : Pneumonia, Asma, dll Penyakit
Metabolik
Hati : Hepatitis, dll
Ginjal : GGA, GNA, dll
- Retardasi mental
- Infeksi Human immunodeficiency Virus (HIV)
- Luka Bakar
- Kanker
- Rencana Operasi Mayor
- Penyakit Hati Kronik
- Penyakit Ginjal Kronik
- Penyakit Paru Kronik
TOTAL SKOR 5
Kategori Skor :
4-5 : Berisiko Tinggi
1-3 : Berisiko sedang
0 : Berisiko rendah
(McLaren, 1967 dalam Utari, 2011)

2.3 ASSESSMENT
Pengkajian yang didalakukan pada pasien meliputi antropometri, data biokimia, fisik/klinis, riwayat
makan dan riwayat pasien. Selengkapnya sebagai berikut :
2.3.1 ANTROPOMETRI
Pengukuran antropometri yang dilakukan pada pasien meliputi Tinggi Badan, Berat badan
dan Lingkar Lengan Atas (LLA). Hasil dari pengukuran tersebut adalah sebagai berikut :
Lingkar Lengan Atas (LLA) = 11,5 cm
Berat Badan = 11 kg
Tinggi Badan = 99 cm

Pemeriksaan Gizi Buruk Hasil


Anak dengan satu atau lebih
tanda berikut :
 Terlihat Sangat Kurus
 Edema pada seluruh tubuh
 BB/PB atau BB/TB < -3 SD Terlihat sangat
 LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan) Dan
salah satu atau lebih dari tanda-tanda komplikasi medis kurus + Lingkar
berikut : Lengan Atas <
 Anoreksia
 Pneumonia berat 11,5 cm dan
 Anemia berat anemia berat
 Dehidrasi berat
 Demam sangat tinggi
 Penurunan kesadara
Kesimpulan :
Gizi Buruk dengan komplikasi dan harus dirawat inap
(Kemenkes RI, 2011)

Tabel 2.2 Klasifikasi KEP menurut McLaren


Skor
Gejala Klinis/laboratoris Skor
Pasien
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serum/g %
<1.00 <3.25 7
1.00-1.49 3.25-3.9 6
1.50-1.99 4.00-4.74 5
2.00-2.49 4.75-5.49 4 2
2.50-2.99 5.50-6.24 3
3.00-3.49 6.25-6.99 2
3.50-3.99 7.00-7.74 1
>4.00 >7.75 0
Total Skor 3
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat
dikumpulkan
tiap penderita:
0-3 angka : marasmus
4-8 angka : marasmic-kwashiorkor 9-
15 angka : kwashiorkor

2.3.2 BIOKIMIA
Data biokimia yang terbaru dari pasien adalah pada tanggal 11 April 2018.
Selengkapnya sebagai berikut :
Tabel 2.3 Data Hasil Pemerikasaan Laboratorium
Data Lab Nilai Nilai Normal
Hemoglobin 1,7 13,4 – 17,7 g/dL
Eritrosit (RBC) 0,76 4,0 – 5,0 x 106/µL
Leukosit (WBC) 4,06 4,3 – 10,3 x 103/µL
Hematokrit 5,2% 40 – 47 %
Trombosit (PLT) 30 142 – 424 x 103/µL
MCV 68,4 80 – 93 fL
MCH 22,4 27 – 31 pg
MCHC 32,7 32 – 36 g/dL
Eosinofil 0,0 0–4%
Basofil 0,0 0–1%
Neutrofil 64 51 – 67 %
Limfosit 22 25 – 33 %
Monosit 4 2–5%
Albumin 3,47 3,5 – 5,5 g/dL
Asam urat 8,7 2,4 – 5,7 mg/dL
SGOT/AST 81 0 – 40 u/L
SGPT/ALT 44 0 – 41 u/L
Gula Darah Sewaktu 121 < 200 mg/dL
Ureum 13,4 16,6-48,5 mg/dl
Kreatinin 0,25 < 1,2 mg/dl
pH 7,45 7,35 – 7,45
pCO2 26,7 35 – 45 mmHg
pO2 214,9 80- 100 mmHg
Bikarbonat (HCO3) 18,8 21 – 28 mmol/L
Kelebihan Basa (BE) -5,4 - 3 – (+3) mmol/L
Saturasi O2 99,8 >95%
Bilirubin Total 6,31 <1 mg/dL
Bilirubin direk 5,11 < 0,25
Bilirubin Indirek 1,2 < 0,75
Kalsium 7,5 7,6 – 11 mg/dL
Phospor 1 2,7 – 4,5 mg/dL
Natrium 138 136 – 145 mmol/L
Kalium 2,09 3,5 – 5,0 mmol/L
Klorida 107 98 – 106 mmol/L

2.3.3 FISIK/KLINIS
Data fisik/klinis pasien diambil pada hari Kamis 12 April 2018 yang meliputi tingkat
kesadaran, tekanan darah, pengukuran nadi, suhu, respiratory rate, dan tanda/gejala lainnya
yang muncul serta yang dirasakan pada pasien. Selengkapnya sebagai berikut :

Tabel 2.4 Fisik/klinis 12 April 2018


Fisik/Klinis Nilai Nilai Normal
Kesadaran CM CM
GCS 456 456
KU Lemah Cukup
HR 100 x/menit 75-105 x/menit
Suhu 36,9º C 36,1-37,2º C
Respiratory Rate 24 x/menit 18-26x/menit
Pucat (+) (-)
Batuk (+) (-)
Mual (-) (-)
Muntah (-) (-)
Sesak (-) (-)
Nampak Kuning (+) (-)
Iga Gambang (+) (-)
Rambut Merah dan tipis (+) (-)

2.3.4 RIWAYAT MAKAN


Data Riwayat makan pasien merupakan data riwayat makan yang meliputi riwayat makan
pasien dahulu dan sekarang. Riwayat makan terdahulu untuk mengetahui kebiasaan makan
pasien sebelumnya dikaji menggunakan Semi Qualitative-Food Frequency Questioner
(SQ-FFQ). dan riwayat makan pasien sekarang terkait dengan asupan atau intake makan
pasien pada 24 jam terakhir yang dikaji dengan menggunakan metode Recall 1x24 jam.
Selengkapnya untuk hasil pengambilan data tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Data Riwayat Makan Pasien
Riwayat Makan Bahan Makanan,Frekuensi dan Porsi
Dahulu  Frekunsi makan pasien 2x/hari
 Komponen bahan makanan yang dikonsumsi terdiri dari makanan pokok,
lauk nabati dan lauk hewani. Terkadang sayur dan terkadang buah
 Sumber makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi putih 2x/hari
@1 centong tidak penuh , roti pia isi cokelat 2x/minggu @1 buah, mie
goreng instan 1x/minggu @1 bungkus
 Sumber makanan lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu/tempe
3-4x/minggu @1- 2 potong
 Sumber makanan lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah ikan asin
2x/minggu @5-4 ekor kecil, telur 1x/minggu @1 butir, ikan laut asap
1x/minggu @1 ptg sedang, ayam 7x/minggu @1 ptg sedang
 Sayur yang sering dikonsumsi adalah kangkung, wortel, selada air dan
bayam 2x/minggu @1 centong
 Buah yang dikonsumsi jika ada yang paling sering adalah pisang
2x/minggu @2 buah
 Pasien susah untuk makan sayur kecuali kangkung dan lebih suka makan
dengan lauk dan sambal
 Metode pemasakan lauk adalah digoreng atau dikuah santan. Sayur
dimasak bening, sop atau bobor
 Penggunaan penyedap rasa untuk masakan masih digunakan
dirumah
 Pasien setiap hari konsumsi keripik pedas di sekolah
 Pasien tidak memiliki riwayat alergi

Sekarang  Pasien mendapakan makanan via oral yaitu diet cair F75
 Pasien mengalami penurunan nafsu makan di rumah sakit
 Pasien dan keluarga belum pernah mendapat edukasi gizi

Tabel 2.6 Hasil perhitungan Recall 1x24 jam 12 April 2018

Energi dan Zat Gizi Makro


Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan makanan 537,4 26,3 20 63,5

2.3.5 OBAT PASIEN


Tanggal 12 April 2018
- Inj. Ampicilin 3 x 400 mg
- Inj. Furosemid 2 x 6 mg
- PO digoxin 2 x 0,06 mg
- PO vitamin B kompleks 1 x 1 tab
- PO vitamin C 1 x 100 mg
- PO vitamin E 1 x 100 IU
- PO Asam folat 1 x 1 mg
- PO Allopurinol 2 x 100 mg
- PO Asam Ursodeoxycholic 3 x 120 mg
- PO zinc 1 x 2 mg
- PO Vitamin A 1 x 600 IU

2.3.6 EKOLOGI
Berikut ini merupakan riwayat personal dari pasien dalam studi kasus ini :
a. Sosial Ekonomi
Pasien An. C sekarang adalah seorang siswa kelas 4 SD. Pasien adalah anak kedua dari
dua bersaudara. Orang tua pasien bekerja sebagai pedagang.
b. Riwayat Penyakit
 Sekarang
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 11 April 2018 rujukan dari Ruma Sakit
Lawang dengan keluhan pasien pucat, lemas, terlihat kuning di kulit dan mata. Pada 1
minggu SMRS pasien merasakan perutnya membesar dan keras selama 4 hari disertai
batuk 2 hari dan lemas. Kemudian pasien dibawa ke Intalasi Gawat Darurat RSSA dan
dipindahkan ke Ruang 7 High Care Unit (HCU) anak. Pasien terdiagnosa Thalasemia
+ Gizi Buruk Marasmus fase stabilisasi H1 + Anemia
 Dahulu
Pasien lahir prematur 6 bulan dengan berat badan lahir rendah 2 kg melalui kelahiran
normal di Bidan. Sejak usia 5 tahun pasien sudah menunjukkan adanya kuning, tetapi
dibiarkan saja dan hanya sesekali dibawa ke mantri. Dari mantri sudah menganjurkan
untuk dirujuk ke rumah sakit, tetapi orang tua pasien tidak melakukan dengan alasan
kuning selalu hilang setelah pasien mendapat vitamin dan istrahat cukup. Kemudian
pasien akan terlihat kuning lagi ketika terlalu kelelahan di sekolah. Fase pertumbuhan
pasien saat kecil adalah langsung duduk dan berdiri dan mulai bisa berjalan pada usia
2 tahun.
1. Data Subjektif

a. Keluhan

Terlihat sangat kurus + Lingkar Lengan Atas < 11,5 cm dan anemia berat

b. Diagnosa penyakit

Thalasemia + Gizi Buruk Marasmus fase stabilisasi Hari 1 + Anemia

2. Data objektif

LiLA : 11,5 cm

Berat Badan : 11 kg

Tinggi Badan : 99 cm

Pemeriksaan Gizi Buruk = Gizi buruk dengan komplikasi

- Terlihat sangat kurus

- LLA <11,5 cm

- Anemia berat

- Harus rawat inap

- Klasifikasi KEP = Pasien tergolong marasmus

- Perubahan pada rambut

- Albumin serum atau protein total serum/g% = 3.00-3.49

3. Tata Laksana Diet

Jenis Diet

Diet yang digunakan pasien gizi buruk jenis Marasmus adalah diet untuk fase
stabilisasi. Fase stabilisasi diberikan 75% formula 75.

Tujuan Diet

1. Pemberian makanan untuk menstabilkan kondisi anak

2. Memberikan makanan untuk koreksi mikro nutrient

3. Memulihkan kondisi kesehatan

Prinsip Diet

1. Pemberian cairan dan makanan terapi gizi secara teratur

2. Rendah Laktosa
3. Tinggi zat besi

4. Tinggi Asam folat

5. Cukup energi

6. Cukup protein

7. Cukup cairan

8. Cukup lemak

9. Cukup karbohidrat

Syarat Diet

1. Makanan yang diberikan berupa cair atau lumat

2. Makanan dalam bentuk cair adalah F75 modifikasi dengan tepung beras dengan
osmolaritas 333mOsm/L

3. Formula 75 diberikan sebanyak 12 X dakam sehari dengan interval setiap 2 jam sekali

4. Memberikan makanan dengan porsi kecil namun sering dan bertahap

5. Pemberian susu yang digunakan free laktosa

6. Makanan formula75

7. Kebutuhan energi sehari 1100 kkal

8. Kebutuhan protein sehari 14,3 gr

Perhitungan Energi dan Zat Gizi

 Fase Stabilisasi

BBI = (Usia dalam tahun (12 bulan) x 2) + 8

= (10 tahun x 2) + 8

= 28 Kg

TEE = (80-100 Kkal/Kg) x BB/hari

= 100 Kkal x BB/hari

= 100 Kkal x 11 Kg

= 1100 Kkal/hari

Protein = (1-1,5 gr/Kg) x BB/hari

= 1,3 gr/Kg x BB/hari


= 1,3 gr/Kg x 11

= 14,3 gr/hari (5,2% dari kebutuhan energi)

Frekuensi Pemberian Formula F-75

Pemberian pada 1-2 hari setiap 2 jam sekali dengan volume :

 1 hari = 100 ml/Kg x BB/hari

= 100 ml/Kg x BB/hari

= 100 ml x 11 Kg/hari

= 1100 ml/hari

 2 jam = 1100 ml/12 = 91,66 ml/pemberian (pembulatan menjadi 92)

Anda mungkin juga menyukai