Anda di halaman 1dari 16

ASKEP PASIEN STROKE HEMORAGIK

KELOMPOK 1
MUHAMMAD TASLIM
SELVIANI ICE RERUNG
SATRIANDA SUKRI
AWAL DARMAWAN
RESUME PASIEN STROKE HEMORAGIK DI RUANG ICU RS UNHAS

PENGKAJIAN
Identitas Pasien
 Nama : Tn “M”
 Umur : 56 Tahun
 Jenis kelamin : laki-laki
 Agama : Islam
 No. Rekam Medik : 1278xx
 Tanggal Pengkajian : 8 September 2019
 Diagnosa Medik : SH (stroke hemoragik)
Riwayat penyakit
Keluhan Utama
 Klien mengalami penurunan kesadaran
Riwayat penyakit sekarang :
 Klien dibawa ke ruang ICU pada tanggal 7 September 2019 pukul
10.00 WITA dari IGD dengan penurunan kesadaran sejak jam 04.00
pagi, sebelum tidak sadar klien sempat kejang dua kali, lalu klien di
bawa ke RS UNHAS Makassar GCS = 8; E2, M4, V2 Sopnolen. KU
lemah, TD 140/ 90 mmHg, HR 50x/ menit,RR 30 x/ menit, suhu
36,8 0C, SPO2 90%,MAP 185 mmHg,akral hangat,terdengar suara
nafas stridor,ronkhi terlihat retraksi dinding dada .terpasang OPA,
terpasang NGT,dari hasil CT SCAN terdapat Perdarahan
intracerebral temporoparietal kiri vol ± 50 cc, RO Thorax terdapat
cardiomegaly, klien gelisah, klien di restraint,di berikan posisi head
up 300 terpasang O2 NRM 10 L, Infus NS 20 tpm, di berikan
catapres 300 mg dalam 50 cc Nacl jalan 2 cc/ jam ( syrim pump)
Riwayat penyakit sebelumnya:
 Riwayat pengobatan keluarga klien mengatakan klien tidak
memepunyai riwayat alergi obat dan klien jarang berobat hanya
mengkonsumsi buah pace untuk mengontrol hipertensinya.
 Keluarga klien mengatakan klien terserang stroke kedua kalinya,
yang pertama 2 bulan yang lalu, lalu klien dipijat ke tukang pijit
dan dikasih jamu dan sembuh dapat berjalan dan tidak ada
kelemahan pada anggota gerak tetapi klien mengalami susah
bicara, pikun, dan BAB, BAK tidak terkontrol dan keluarga klien
mengatakan klien baru pertama kalinya di rawat di RS.
Pengkajian Kritis B6
 B1 (Breathing) Klien tampak sesak nafas, RR :30 x/menit,
menggunakan NRM 10L,terlihat retraksi dinding dada terdengar suara
nafas stridor dan ronkhi.
 B2 (Blood) TD : 140/90 mmHg, N :50 x/menit, S: 36,8, RR:
30x/menit, SPO2 :90%, akral hangat, tidak terdapat sianosis, Map
:185 mmHg.
 B3 (Brain) kesadaran somnolen , KU lemah, GCS E:2V:2M:4 , PUPIL
3mm/3mm.
 B4 (Bowel) Klien terpasang NGT, cairan yang keluar berwarna hijau
kehitaman,dilakukan bilas lambung , belum mendapatkan diit apapun,
bising usus 22x/menit.
 B5 (Bladder) Diuresis yang keluar dari jam 10.00 -12.00 sebanyak
400cc
 B6 (Bone) Terpasang infus NS 20 tpm, tidak terdapat edema pada
ekstremitas, tidak terdapat gangguan hemiparesis pada ekstremitas.
Pemeriksaan Lab
 WBC 13,57
 RBC 5,99
 HGB 18,3
 HCT 50,5
 PLT 235

Pemeriksaan Penunjang
 Dari hasil CT-Scan terdapat pendarahan di intracerebral
temporoparietal kiri vol ± 50 cc
 PemeriksaanThoraks Dari hasil RO Thorax tampak normal ,
cardiomegaly
Terapi
 Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
 Inj. Ceticolin 500 mg/12 jam
 Inj. Piracetam 1 gr/8 jam
 Inj. Kalnex 500mg/ 8 jam
 Inj. Manitol 4x125cc
 Catapres 300mg jalan 2cc dalam Nacl 50cc/syrimp
 O2 NRM 10 liter
 Infus NS 20 tpm
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Perdarahan dibagian otak Ketidak efektifan perfusi jaringan
DO: otak
-GCS=8 E;2,M;4,V;2
- Sopnolen
-KU : lemah
- Perdarahan intracerebral temporoparietal kiri vol ± 50 cc.

2 DS : Akumulasi secret yang berlebih Ketidakefekti fan bersihan jalan


DO: - Klien tampak sesak nafas - RR:30x/menit - Terdapat nafas
retraksi dinding dada - Terpasang O2 NRM 10 liter - Terdengar
suara nafas stridor, ronkhi.

3 DS : Penurunan kesadaran (gelisah) Risiko cedera


DO:
-Klien gelisah.
-Klien terpasang restraint pada kedua kaki dan tangan
- Klien mengalami penurunan kesadaran, GCS E2,M4,V2:
Somnolen. - TD : 140/90 mmHg - RR : 30x/menit - HR :
50x/menit - S : 36,80C - SPO2 90 %
INTERVENSI
PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE-
EVIDENCE BASED NURSING
 ”Early Mobilization After Stroke Early Adoption but Limited Evidence”
(Bernhardt, English, Johnson, & Cumming, 2015).
 Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui kapan waktu
mobilisasi pasien terbaik apakah 24 jam pertama atau 72 jam
pertama setelah serangan stroke.
 Artikel ini me-review 4 artikel penelitian, yang pertama penelitian
oleh Bernhardt et al pada tahun 2008 (AVERT, fase 2 dengan
jumlah pasien 71 orang), lalu penelitian yang dilakukan Langhorne
et al pada tahun 2010 Very Early Rehabilitation or Intensive
Telemetry After Stroke [VERITAS], dengan pasien 32 orang,
kemudian Diserens et al 2011 (Lausanne trial) dengan pasien 42
orang, yang keempat penelitian Sundseth et al pada 2012,
Akershus Early Mobilization in Stroke Study [AKEMIS], dengan
jumlah pasien 56 orang.
 Jadi, total 201 pasien telah diintervensi dengan mobilisasi dini
yang dimulai dalam 24 hingga 72 jam setelah stroke, terhadap
pasien kontrol dilakukan perawatan biasa (mobilisasi kemudian -
pemantauan) dalam lingkungan unit stroke. Secara umum, kriteria
inklusi telah luas dengan rentang usia, keparahan stroke, dan jenis
stroke yang luas (hanya uji coba Lausanne yang mengecualikan
pasien dengan perdarahan intraserebral.
 . Intervensi yang diuji bervariasi; dengan beberapa fokus pada
pelatihan mobilitas yang sering dan berkelanjutan yang didukung
oleh terapis atau perawat (AVERT, VERITAS), dan yang lainnya
menguji protokol peningkatan kepala di tempat tidur kemudian
keluar dari tempat tidur setelah 52 jam (uji coba Lausanne). Yang
penting, tidak ada uji coba yang menunjukkan peningkatan fungsi
pada 3 bulan pasca stroke13; Namun, ukuran sampel tetap kecil (n
= 103).
 Semakin banyak, kita melihat uji coba rehabilitasi awal dari
Cina.Sistematic review dan meta-analisis dari 37 uji coba Cina (n
= 5916) menemukan manfaat fungsional yang signifikan dengan
intervensi sebelumnya yang sangat bervariasi dibandingkan
dengan tanpa / sedikit intervensi; Namun, kualitas percobaan
masih rendah. 14 Percobaan rehabilitasi awal yang lebih baru
oleh Liu et al termasuk 243 pasien dengan perdarahan
intraserebral, secara acak untuk memulai rehabilitasi (tidak ada
komponen mobilitas yang ditentukan) dalam waktu 48 jam
setelah onset stroke, atau menerima perawatan biasa
(rehabilitasi dimulai > 7 hari istirahat). Risiko kematian yang lebih
tinggi (rasio bahaya, 4,44; interval kepercayaan 95%, 1,24-
12,87) dan defisit 6 poin (interval kepercayaan 95%, 4,2–8,7)
pada SF-36 (fisik) dilaporkan pada pasien di tempat tidur yang
lama.
 Meskipun bukti terbatas untuk mobilisasi awal,
pedoman telah berubah banyak dalam beberapa
tahun terakhir.Sistematic review ini meninjau 30
pedoman stroke akut di seluruh dunia untuk
rekomendasi terkait dengan mobilisasi dini (lihat Tabel
I dalam Tambahan Data online saja).Meskipun 22
(73%) berisi rekomendasi untuk memobilisasi lebih
awal, hanya 8 (36%) yang mendefinisikan intervensi
dengan sebagian besar merekomendasikan awal
dalam 24 jam setelah onset stroke.Pembenaran
utama untuk memobilisasi dini adalah untuk
mencegah komplikasi (13/22 pedoman), bukan
mempromosikan pemulihan.Kumpulan bukti yang
menjadi dasar rekomendasi ini kecil.
 Variasi dalam apa yang direkomendasikan (berdiri dan duduk
di tempat tidur, berjalan, aktif terlibat dalam kegiatan
kehidupan sehari-hari, dll) dan kapan harus dimulai (setelah
stabilisasi, dalam 24 jam, dalam 72 jam, dll) menyoroti
ketidakpastian yang sedang berlangsung di sekitar terbaik
berlatih perawatan di hari-hari pertama setelah stroke.
penelitian ini secara substansial akan meningkatkan evidence
base di bidang ini.
 Penelitian ini telah menjadi guideline dari American Stroke
Association yang diterbitkan tahun 2015.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai