Anda di halaman 1dari 20

Asma merupakan

penyakit yang sudah


dikenal sejak zaman
Yunani kuno. Istilah
‘asthma’ berasal dari
kata Yunani aenai,
yang berarti
“pernafasan pendek”
atau “pernafasan
pendek dan cepat” .
 Asma adalah penyakit yang menyebabkan
otot-otot di sekitar saluran bronkial (saluran
udara) dalam paru- paru mengkerut,
sekaligus lapisan saluran bronkial
mengalami peradangan dan bengkak.

 Asma adalah suatu kondisi paru-paru yang


kronis, yang ditandai dengan sulit bernafas
(Vita Health, 2006)
Menurut The Lung Association ada 2 faktor
yang menjadi pencetus asma :

1. Pemicu (trigger)
 Perubahan cuaca atau suhu udara
 Rangsangan sesuatu yang bersifat
alergen, misal : asap rokok, serbuk sari,
debu, bulu binatang, asap, uap dingin
dan olahraga, insektisida, polusi udara
dan hewan peliharaan
 Infeksi saluran pernafasan
 Gangguan emosi
 Kerja fisik atau olahraga yang
berlebihan
 sekuat tenaga supaya dapat
bernafas. Kontraksi otot polos
 Peningkatan pembentukan
lendir
 Perpindahan sel darah putih
tertentu ke bronchi yang
mengakibatkan peradangan
pada saluran pernafasan
dimana hal ini akan
memperkecil diameter dari
saluran udara
(bronkokonstriksi) dan
penyempitan ini menyebabkan
penderita harus berusaha
1. Asma alergi
Alergen seperti debu, serbuk sari, dan tungau debu adalah
penyebab paling umum asma alergi.

2. Asma Non-alergi
Disebabkan oleh infeksi pada saluran pernafasan bawah dan atas.
Asma non-alergi ditandai oleh penyumbatan saluran pernafasan
akibat peradangan
3. Asma Nocturnal

Dada sesak
adalah salah satu
gejala pertama
dari asma
nocturnal yang
diikuti oleh batuk
kering
 Diawali dengan faktor pemicu, seperti allergen,
ketika hal tersebut terjadi maka tubuh akan
merespon dengan suatu reaksi sel peradangan yang
kuat untuk melawan
 Sel-sel ini memberikan respon dengan
mengeluarkan sejumlah zat kimia seperti protein-
protein dan peroksida beracun yang dimaksudkan
meyerang faktor pemicu, namun juga merusak
beberapa jaringan yang melapisi paru
 Lama kelamaan serangan asma seringan sekalipun
terbukti mampu menjadi penyebab atau menjadi
rentan terhadap rangsangan
 Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang
melapisi jalan pernapasan menjadi bengkak dan
udara tidak dapat lagi bergerak cepat, produksi
mukus meningkat untuk melindungi jaringan yang
rusak, akan tetapi akan menutupu jalan napas, dan
mengurangi kemampuan paru meyerap oksigen
 Saraf simpatis yang terdapat di bronkus, ketika
terganggu atau terangsang maka terjadi
bronkokontriksi yang menyebabkan sulit
bernapas, hasilnya adalah gejala khas dari asma,
yaitu mengi, napas yang pendek, batuk, berdahak,
dan dada terasa sesak.
 Bising mengi (Wheezing)
yang terdengar dengan
atau tanpa stetoskop.
 Batuk produktif, sering
pada malam hari.
 Nafas atau dada seperti
tertekan
 Gejalanya bersifat
paroksismal, yaitu
membaik pada siang
hari dan memburuk
pada malam hari
 Penatalaksanaan Asma Akut

Dilakukan penilaian berat serangan berdasarkan riwayat


serangan, gejala, pemeriksaan fisis dan bila memungkinkan
pemeriksaan faal paru, agar dapat diberikan pengobatan
yang tepat.
 Anti inflamasi merupakan pengobatan rutin yang yang bertujuan
mengontrol penyakit serta mencegah serangan dikenal sebagai
pengontrol, Bronkodilator merupakan pengobatan saat serangan
untuk mengatasi eksaserbasi/serangan, dikenal sebagai obat
pelega gejala asma.
1. Pengobatan non farmakologik:

 Memberikan penyuluhan
 Menghindari faktor pencetus
 Pemberian cairan
 Fisiotherapy
 Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik

 Bronkodilator (obat yang melebarkan saluran


nafas) , Seperti :

 Santin (teofilin) : Aminofilin (Amicam


supp),Aminofilin (Euphilin Retard),Teofilin
(Amilex)
 Kromalin , Kromalin bukan bronkodilator tetapi
merupakan obat pencegah serangan asma.
 Ketolifen
 Simptomatik/ andrenergik : Orsiprenalin
(Alupent) , Fenoterol (berotec) ,Terbutalin
(bricasma)
 Pengertian Keluarga
 Ciri-ciri struktur keluarga
 Tipe Keluarga
 Peran keluarga
 Tahap Perkembangan
 Tugas kesehatan keluarga
 Pengkajian data dasar

Data identitas, riwayat


dan tahap
perkembangan
keluarga, data
lingkungan, struktur
keluarga, fungsi
keluarga, stress dan
koping keluarga,
harapan keluarga.
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.

Intervensi :
 Ajarkan pada keluarga cara perawatan untuk mencegah
terjadinya bersihan jalan nafas yang tidak efektif.
 Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah untuk
mencegah terjadinya jalan nafas yang tidak efektif.
 Pantau keluarga dalam melakukan perawatan untuk
mencegah terjadinya bersihan jalan nafas yang tidak efektif.
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Intervensi :
 Beri informasi tentang penyakit yang di derita klien
 Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
 Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghapi masalah
kurang pengetahuan tentang penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai