terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam Klasifikasi Kejang Demam Widagno (2012), mengatakan berdasarkan atas studi epidemiologi, kejang demam dibagi 3 jenis, yaitu : 1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion) 2. Kejang demam kompleks (complex or complicated febrile convulsion) 3. Kejang demam simtomatik (symptomatic febrile seizure) Etiologi Kejang Demam Penyebab dari kejang demam menurut Wulandari & Erawati (2016), yaitu : • Faktor genetika • Infeksi • Demam • Gangguan metabolisme • Trauma Patofisologi Kejang Demam Manifestasi Klinik Kejang Demam Dewanto (2009), mengatakan gambaran klinis yang dapat dijumpai padapasien dengan kejang demam diantaranya : • Suhu tubuh mencapai >38⁰C • Anak sering hilang kesadaran saat kejang • Mata mendelik, tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh anak berguncang (gejala kejang bergantung pada jenis kejang) • Kulit pucat dan membiru • Akral dingin • Pemeriksaan Penunjang Kejang Demam 1. Pemeriksaan Laboratorium 2. Fungsi Lumbal 3. Elektroensefalografi (EEG) 4. Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala) Komplikasi Kejang Demam • Kerusakan neurotransmitter • Epilepsi • Kerusakan anatomis di otak • Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis karena disertai demam • Kemungkinan mengalami kematian Penatalaksanaan Kejang Demam • Penatalaksanaan Medis 1. Memberantas kejang secepat mungkin 2. Pengobatan penunjang 3. Memberikan pengobatan rumat 4. Mencari dan mengobati penyebab • Penatalaksanaan keperawatan 1. Pengobatan fase akut 2. Pencegahan kejang berulang