LANJUT
PUSKESMAS SOKOREJO
KATEGORI LANSIA MENURUT WHO
• Pra lansia : 45 – 59 th
• Lansia awal : 60 – 74 th
• Lansia tua : 75 th ke atas
• Berbagai perubahan terjadi pada masa transisi dari usia
dewasa ke lansia.
• Perubahan tersebut ditandai dengan penurunan fungsi dari
berbagai organ dan jaringan.
• Proses penuaan merupakan proses alamiah dimana jaringan
mengalami perubahan struktur, fungsi yang menyebabkan
kualitas hidup menjadi berubah.
• Selain perubahan di atas, juga terjadi penurunan kemampuan
fisik, yang ditandai dengan mudah lelah, gerakan lebih lamban
dibandingkan dengan usia sebelumnya, dan karena imunitas
yang makin menurun lansia jadi sering sakit. Khusus bagi
perempuan akan mengalami henti-haid (menopause).
Masalah Gizi Lansia
• Menurunnya aktivitas fisik dan kebutuhan energi sering kali tidak disadari lansia
sehingga pola makannya tidak berubah, yang menjadi faktor utama kegemukan pada
lansia.
Kegemukan
• Berkurangnya nafsu makan pada manula membuat mereka makan lebih rendah dari
yang seharusnya sehingga mereka tampak kurus atau kurang gizi. Hal lain, adanya
kerusakan gigi pada lansia. Berdasarkan data yang pernah ada, hanya seperlima dari
lansia yang punya akses ke dokter/perawat gigi, terutama mereka yang
Terlalu Kurus membutuhkan gigi palsu.
• Sekitar 6 dari 10 lansia mengalami anemia gizi. Pada umumnya disebabkan oleh
rendahnya asupan zat besi dan beberapa vitamin, terutama vitamin B12, C, dan asam
folat. Kekhawatiran akan kegemukan membuat lansia membatasi asupan lauk-pauk
Anemia Gizi dan buah yang berisiko kekurangan zat besi dan vitamin tersebut.
Masalah Gizi Lansia
• Lansia sering sembelit (sulit BAB) karena berkurangnya aktivitas fisik, kurang asupan serat, kurang
minum, stres, dan sering mengonsumsi obat-obatan tertentu. Bila makanan terlalu lama berada di
saluran pencernaan, feses akan mengeras, sehingga sulit untuk buang air besar.
Sembelit
• Menurunnya fungsi dan kualitas jantung, pembuluh darah serta organ penting lainnya (ginjal, hati,
pankreas, lambung, otak) dapat menurunkan imunitas dan meningkatkan oksidan (racun), yang
akhirnya menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan metabolik, terutama hipertensi,
Peny. hiperkolesterol, diabetes, asam urat (gout), gangguan ginjal, dan kanker. Penurunan fungsi sistem
saraf yang berkaitan dengan daya ingat berisiko menimbulkan dimensia (cepat lupa).
Degeneratif
• Menurunnya kepadatan tulang sangat sering terjadi pada usia lanjut. Keadaan ini terkait dengan
pertumbuhan di masa janin, kanak-kanak, dan dewasa muda. Dengan perkataan lain,
osteoporosis pada lansia adalah gambaran pertumbuhan tulang dan keadaan ini tidak bisa
diperbaiki dengan hanya mengonsumsi satu bahan makanan atau satu zat gizi saja.
Osteoporosis
Prinsip Gizi Seimbang
Batasi Makanan Berlemak, Manis dan Tepung-tepungan
Batasi Garam
65/2,56 = 25,39
59/3,3 =