Anda di halaman 1dari 7

DIAGNOSIS

• Pedoman Diagnostik PPDGJ III  penderita


harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala
primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk
beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang
tidak terbatas atau hanya menonjolpada keadaan
situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free
floating” atau “mengambang”

Muslim.R. 2013. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. PPDGJ III dan DSM-V. Jakarta. Bagian
ilmu kedokteran jiwa FK unika jaya.
DIAGNOSIS
Gejala-gejala mencakup unsur-unsur berikut :
Kecemasan  khawatir akan nasib buruk,
merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi
Ketegangan motoric  gelisah, sakit kepala,
gemetaran, tidak dapat santai
Overaktivitas otonomik  kepala terasa ringan,
berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas,
dll.

Muslim.R. 2013. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. PPDGJ III dan DSM-V. Jakarta. Bagian
ilmu kedokteran jiwa FK unika jaya.
DIAGNOSIS
• Pada anak  kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan
somatik berulang yang menonjol.
• Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya
sementara, khususnya depresi, tidak membatalkan
diagnosis utama. Gangguan anxietas menyeluruh,
selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria
lengkap dari episode depresi (F32), gangguan
anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41.0),
gangguan obsesif kompulsif (F42.)

Muslim.R. 2013. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. PPDGJ III dan DSM-V. Jakarta. Bagian
ilmu kedokteran jiwa FK unika jaya.
TATALAKSANA
PSYCHOTHERAPY
• Terapi Kognitif-perilaku
 Pendekatan kognitif  pasien secara langsung mengenali distorsi
kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara
langsung: relaksasi dan biofeedback

• Terapi Suportif
 re-assurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan
belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal
dalam fungsi sosial dan pekerjaannya

• Psikoterapi berorientasi Tilikan


 mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi
objek, serta keutuhan diri pasien→ memperkirakan sejauh mana pasien
dapat diubah, minimal pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan
pekerjaannya

Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: 2014.
Shear, Katherine M. Anxiety Disorders “Generalized Anxiety Disorder” in : Dale DC, Federman DD, editors. ACP Medicine. 3rd Edition. Washington: WebMD
Inc. : 2007.
TATALAKSANA
• COMMON MEDICATIONS FOR THE TREATMENT OF RECURRENT
ANXIETY
Medication Brand Recommended Daily Dose
Name Initial dose (mg)
ANTIDPRESANT
Fluoxetine Prozac 5 mg/day 20-80
Fluvoxamine Luvox 50 mg/day 100-300
Paroxetine Paxil 10 mg/day 20-50
Paxil CR 12,5 mg/day 25-75
Sertraline Zoloft 25-50 mg/day 50-200
Citalopram Celexa 10 mg/day 20-60
Escitalopram Lexa pro 5 mg/day 10-30
Venlafaxine Effexor XR 37.5 mg/day 75-225
Phenelzine Nardi I 15 mg/day 45-90
TATALAKSANA
• COMMON MEDICATIONS FOR THE TREATMENT OF RECURRENT
ANXIETY

Medication Brand Recommended Daily Dose


Name Initial dose (mg)
BENZODIAZEPINES
Alprazolam Xanax 0.25 mg 1-4
Clonazepam Klonopin 0.25 mg 1-3
Lorazepam Ativan 0.5 mg 2-6
Azapirone
Buspirone BuSpar 7.5 mg 30-60

Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11 th.ed.
Prognosis
• Jika tidak diobati prognosisnya buruk. Sebagian besar pasien akan
mengalami depresi sekunder, membutuhkan terapi medis dan
psikologi untuk penatalaksanaan depresi. Dengan pengobatan
prognosisnya baik, karena risiko depresi sekunder bekurang.

Anda mungkin juga menyukai