Anda di halaman 1dari 34

BAB 8

Kelompok 8 :
Moh Ghifary A Modeong
18021107035

REDUKSI OKSIDASI Ragil A P Hartono 18021107


Muhammad Fauzi Lakuto 180211070
Chatrin Angel Toreh 18021107
KONSEP DASAR
Reaksi oksidasi - reduksi adalah reaksi yang melibatkan perubahan total pada keadaan oksidasi
formal dari unsur-unsur yang terlibat dalam reaksi. Oksidasi adalah hilangnya elektron dan reduksi
adalah penguatan elektron. Reaksi-reaksi ini berlangsung secara simultan dan oleh karena itu sering
disebut sebagai reaksi "redoks“.
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi suatu reaksi redoks
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi suatu reaksi redoks
Contoh : 2Fe3+ + Sn2+ = 2Fe2+ + Sn4+
Fe sebagai Oksidator karena mengalami reduksi
Sn sebagai reduktor karena mengalami oksidasi
2 reaksi setengah pada reaksi tersebut adalah ;
Fe3+ + e = Fe2+
Dan
Sn2+ = Sn4+ + e
Reaksi redoks dapat dibagi menjadi setengah reaksi. Aturan untuk menyeimbangkan setengah
reaksi sama dengan aturan untuk reaksi biasa, yaitu, jumlah atom setiap elemen serta muatan
bersih pada setiap sisi persamaan harus sama.
Reaksi redoks dapat terjadi akibat transfer elektron langsung dari donor ke akseptor.
Misalnya, ketika logam seng direndam dalam larutan tembaga (II) sulfat, ion Cu2 +
bermigrasi ke permukaan seng dan dikurangi:
Zn(s) + Cu2+ = Cu(s) + Zn2+
Menurut definisi, oksidasi terjadi pada anoda dan reduksi pada katoda. Saat reaksi redoks
terjadi, konsentrasi Zn2 + akan meningkat dan Cu2 + akan menurun. Solusi ini harus menjaga
netralitas listrik dan karenanya harus ada migrasi bersih anion dari larutan tembaga melalui
jembatan garam ke larutan seng. Reaksi redoks berlanjut sampai kesetimbangan tercapai
dan tidak ada transfer elektron neto tambahan.
SEL ELEKTROKIMIA

Sel elektrokimia adalah suatu alat yang menghasilkan arus listrik dari energi yang dihasilkan oleh reaksi di dalam selnya,
yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi (reaksi redoks). Sel elektrokimia tersusun dari dua material penghantar atau konduktor
listrik yang disebut dengan katoda dan anoda. Kedua material penghantar ini disebut dengan elektroda.

Jumlah energi listrik yang tersedia dari sel tergantung pada dua reaksi setengah yang terlibat. Seperti disebutkan
sebelumnya, beberapa spesies kimia adalah agen pengoksidasi yang lebih baik daripada yang lain, dan oleh karena itu
urutan kemampuan oksidasi relatif dari spesies kimia dapat diperoleh dengan membandingkannya dengan reaksi setengah
yang sama. Elektroda hidrogen standar (SHE) telah dipilih sebagai elektroda referensi
Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah elektroda tempat
terjadinya reaksi reduksi. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menghasilkan kenaikan bilangan oksidasi,
sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menghasilkan penurunan bilangan oksidasi.
Elektroda ZN (anoda) : Zn(s) Zn2+ (aq) + 2e (1)
Elektroda Cu (katoda) : Cu2+ (aq) +2e Cu (s) (2)
Larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 seperti terlihat pada skema sel Daniell) merupakan elektrolit yang
mengandung ion-ion yang bebas bergerak dalam sistem. Pada saat elektron-elektron yang bermuatan negatif
melewati sirkuit eksternal, ion-ion positif Cu2+ bergerak kearah elektroda yang bermuatan positif, yaitu
katoda Cu dan berikatan dengan electron sehingga menjadi Cu(s). Untuk menghindari pencampuran kedua
jenis elektrolit, maka kedua sel anoda dan katoda dipisahkan dan dihubungkan dengan suatu jembatan
garam (salt bridge).
Dalam suatu sel elektrokimia, jembatan garam menjaga elektronetralitas dalam sel dan memastikan arus
tetap mengalir dalam sel. Apabila tidak ada jembatan garam, maka sel anoda-sel katoda tidak akan
terhubung secara elektrik. Apabila kedua sel berada dalam satu wadah, maka ion-ion dalam larutan
elektrolit akan bercampur dan lebih mudah bereaksi secara langsung daripada melewatkan elektron-elektron
ke sirkuit eksternal. Mekanisme kerja jembatan garam adalah sebagai berikut
NOTASI SEL VOLTA
Susunan sel volta dapat dinyatakan dengan notasi sel volta yang disebut juga diagram sel. Untuk
contoh sel volta di atas, notasi selnya dapat dinyatakan sebagai berikut.
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
atau
Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)
Penulisan notasi sel volta mengikuti konvensi umum sebagai berikut.

Komponen-komponen pada kompartemen anoda (setengah sel oksidasi) ditulis pada bagian kiri, sedangkan
komponen-komponen pada kompartemen katoda (setengah sel reduksi) ditulis pada bagian kanan.
Tanda dua garis vertikal ( || ) melambangkan jembatan garam yang memisahkan kedua setengah sel.
Tanda satu garis vertikal ( | ) melambangkan batas fase antara komponen-komponen dengan fase berbeda.
Sebagai contoh, Ni(s) | Ni2+(aq) mengindikasikan bahwa Ni padat berbeda fase dengan larutan Ni2+.
Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam fase yang sama. Sebagai contoh,
suatu sel volta dengan anoda Co dan katoda inert Pt, di mana terjadi oksidasi Co menjadi Co2+ dan reduksi
Fe3+ menjadi Fe2+, dinotasikan sebagai berikut.
Co(s) | Co2+(aq) || Fe3+(aq), Fe2+(aq) | Pt(s)

Jika diperlukan, konsentrasi dari komponen-komponen terlarut ditulis dalam tanda kurung. Sebagai contoh, jika
konsentrasi dari larutan Zn2+ dan Cu2+ adalah 1 M keduanya, maka dituliskan seperti berikut.

Zn(s) | Zn2+(aq, 1 M) || Cu2+(aq, 1 M) | Cu(s)


ENERGI BEBAS DAN GAYA GERAK LISTRIK
Contoh Soal 1
PERSAMAAN NERSNT
CONTOH SOAL 5
Tulislah persamaan Nernst untuk setengah reaksi Zn2+ + 2e = Zn pada 25 C
Hasilnya =
0.059 1
EZn^2+ - Zn = E0 Zn^2+ - Zn - log 2
2 (𝑍𝑛 +)

Jika ada parameter aktivitas ZN yang 1,00, tingkat konsentrasi ZN dapat


digunakan, bukan aktivitas
CONTOH SOAL 6
SISTEM NON-STANDAR
. Kondisi standarnya hampir tidak terpenuhi di perairan alami. Namun, persamaan nnist menyediakan
hubungan yang dibutuhkan untuk menghitung total sel di bawah standar non-standar.
Contoh Soal 7

Dimasukkannya S.H.E sebagai anoda tidak diperlukan selama seseorang mengingat asumsi awal
yang digunakan dalam pembentukan potensi redoks standar.
CONTOH SOAL 8
CONTOH SOAL 9

Kompleksasi dan pengendapan spesies kimia yang


terlibat dalam reaksi redoks juga memengaruhi sel
potensial atau elektrokimia. pengaruh presipitasi
pada reaksi Ag ditunjukkan pada contoh soal 10
CONTOH SOAL 10
Berapakah E untuk Ag setengah reaksi Ag+ + e = Ag(s) dari konsentrasi klorida 1.0 x 10-4
dan T=25 C. konsentrasi klorida akan menentukan konsentrasi perak melalui reaksi
Ag+ + Cl- = AgCl(s)

Aktivitas Ag+ dapat digantikan oleh Ksp/[Cl-] dan


dengan asumsi bahwa koefisien aktivitas adalah satu Dengan Ksp = 1.8 x 10-10 dan Eo = 0,799 setengah reaksi
dan menggantikan, hasil. potensialnya adalah
0.0591 [𝐶𝑙] E= 0,799 – 0,340 = 0,459 V
E= Eo - log
1 𝐾𝑠𝑝
Jika aktivitas Cl adalah kesatuan, nilai e dihitung untuk setengah reaksi 0,222 V. artinya
reaksinya adalah

AgCl + e = Ag + Cl-

Pembentukan endapan menghasilkan pergeseran negatif dalam potensi redoks. Seperti


pergeseran menunjukkan proses yang kurang menguntungkan, atau dalam hal ini bahwa
keadaan oksidasi positif perak distabilkan oleh pembentukan garam yang tidak larut.
Kompleksasi menghasilkan perubahan emf yang sebanding.
CONTOH SOAL 11
Ka+b(konduksi) = Ks+b a4 = (6,3 x 1018)(3,5 x 10-7)
= 2,2 x 1012
Dengan kondisi eksperimental yang dinyatakan EDTA dalam kelebihan besar.
[CuEDTA]^2- = 1,0 x 10-5 M dan [EDTA]T = 1,0 x 10-2
CONTOH SOAL 12
DIAGRAM EH – PH
TEORI MODERN
(Prinsip Termodinamika)
∆G = perubahan enersi bebas (KJ/mol)
Faraday : ∆G = ‐ n FE
n = elektron yang dipindahkan
F = muatan/mol = 96494 C/mol
E = potensial terukur
Kondisi standard:
∆G = ‐ n Feo
NO, DEA
T = 298 K
p = 1 atm
Keterangan :
∆G negatif Æ reaksi spontan (proses berjalan dengan
sendirinya.
∆G emas Æ + 66 KJ/ l 66 KJ/mol Æ tid ka tk i er orosi
NO,
Nenrst
DEA SULISTIJON E = Eo – 0,059 log hasil reaksi n reaktan
Misal : penentuan emf (PE) Besi
Fe + 2 H+ Æ Fe2+ + H2 (gas)
Persamaan Nernst
E = Eo – 0,059 log [Fe2+].[H2 g ]
n [Fe].[H+] Dibuat 1 M
E=Eo – 0 059 log 1 0,059 log 1
n
= nol
E=Eo NO, DEA E = E
Sehingga potensial E yang terukur = Eo (potensial reduksi
standard), untuk besi E = + 0,440 volt
Diagram pourbaix E ‐ pH
Secara thermidinamika thermidinamika fenomena
fenomena korosi bisa
didiskripsikan dalam diagram E – pH (diagram
pourbaix)
Dari diagram dapat dibagi menjadi 3 daerah:
• C i orros on ( j di terjadi k i) oros
• Immunity (tidak terjadi korosi)
NO, DEA
• Passivity (tidak sedang terkorosi)
EH PADA AIR MURNI
Air permukaan yang bercampur cepat yang tidak mengandung banyak senyawa
organik memiliki nilai eH yang ditunjukkan oleh pengurangan oksigen. Reaksi pH =
80, Po = 0,21 = , = 0,21 ° C, dan nilai eH +0.747 (c = 124,46).

Pengukuran eH dalam sampel air telah dilakukan oleh banyak peneliti lain dengan
tingkat kesuksesan. Sistem yang ditimpa dengan oksigen menyediakan nilai eH yang
serupa dengan nilai yang diprediksi. Pengukuran yang dapat dibandingkan dengan
endapan yang basah dan kadar anemia sulit ditafsirkan. Itu terutama karena sulit
untuk melihat reaksi pembacaan yang mana yang dipantau.
ELEKTRODA SELEKTIF ION
Elektrode yang paling banyak digunakan adalah elektroda pH. Seperti yang
dibuktikan oleh fakta bahwa elektroda seperti ini sensitif terhadap tingkat
kepadatan suhu hidrogen dari 100 M sampai 10-14 M, teknologi sangat maju di
bidang ini. Elektrode yang dihasilkan adalah fungsi aktivitas ion hidrogen.

komposisi kaca dapat bervariasi untuk menyediakan membran yang peka terhadap
kation monovalen lainnya, seperti Na+, K+, NH4+, Rb+, Cs+, Li+, dan Ag+.
Nilainya antara 100 M sampai 10-5 M.
ELEKTRODA REFERENSI
JENIS-JENIS ELEKTRODA POSITIF
Elektrode referensi yang baik mempunyai :
a. Potensial elektroda referensi yang stabil. Stabilitas yang tinggi akan tereapai jika material yang digunakan untuk
elektroda maupun pengisinya telah di ketahui karakteristiknya dengan baik.
b. Perubahan potensial elektroda referensi terhadap perubahan temperatur harus keeil.
Beberapajenis elektroda referensi yang umum di gunakan :
a. Sistem logam mulia / gas hidrogen Pada sistem ini akan terjadi reaksi reduksi ion hidrogen menjadi gas hidrogen
dan sebaliknya pada permukaan logam mulia platina. Logam platina yang digunakan biasanya diperoleh dari
elektrodeposisi sehingga butirannya halus.
b. Sistem logam / garam tak lamt Pad a sistem ini akan terjadi reaksi reduksi dari garam logam menjadi logam
mulia dan sebaliknya. Garam yang terbentuk umumnya tidak lamt dalam air. Sistem ini dapat dioperasikan hingga
temperature lebih dari 100°C tergantung pada logam mulia yang digunakan
c. Sistem logam / garam Pada sistem ini terjadi reaksi reduksi dari ion logam membentuk logam dan sebaliknya.
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa sistem ini tidak sepenuhnya elektroda referensi tetapi elektroda
referensi semu
Pad a suatu elektroda referensi reaksi kimia yang terjadi umumnya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Rd (I)
Dimana: Ox adalah zat yang direduksi dan Rd adalah zat yang dioksidasi. Reaksi
diatas hams terjadi dalam lingkungan yang sesuai dimana komposisi elektrolit sebagai
bahan pengisi elektroda tetap. Jika ini terjadi maka potensial yang ada dapat ditentukan
dan konstan. Besamya potensial tersebut mengikuti persamaan Nerst:
Ec = Eo + (RT/nF) In ([Ox]/[RdD
Dimana Eo = Potensial elektroda dasar
R = Konstanta Gas Molar
T = Temperatur
F = Konstanta Faraday
n =jumlah elektron yang ada dalam reaksi diatas
[Ox] = Konsentrasi ion yang akan direduksi
[Rd] = Konsentrasi zat yang akan dioksidasi
Elektroda Hidrogen Standar (SHE)
Ini merupakan elektroda referensi dengan sistem logam mulia / gas
hidrogen. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:
(3)
Elektrolit yang digunakan dalam elektroda ini adalah as am klorida. Fasa-fasa
yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pt (s) I H2 (g) I H+ (aq)
Garis tegak menyatakan batas fasa. Potensial elektrodanya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
(4)
Dimana [H+] adalah konsentrasi ion hidrogen di dalam larutan, [H2] adalah
tekanan parsial gas hidrogen. Untuk kondisi standar, bahan mumi pada
temperatur 25°C, tekanan hidrogen parsial pada 1 atm, aktifitas ion hidrogen 1
unit (equivalent dengan 1,18 M asam klorida), maka suku ke dua dari
persamaan
(4) menjadi nol, sehingga:
E H +fH2 = EO H +fH2
CONTOH SOAL 14
PEMBAHASAN SOAL-SOAL MATERI 8
penyelesaian

Anda mungkin juga menyukai