Anda di halaman 1dari 16

Diagnosis Klinik

Sistem Perkencingan
Oleh
Drh Putra Pemayun
Diagnosis Sistem Perkencingan
Langkah Pemeriksaan :
• 1. Anamnesis (Riwayat atau sejarah pasien)
• 2. Pemeriksaan Fisik inspeksi dan
palpasi
• 3. Tanda dan Gejala klinis yang ada
• 4. Pemeriksaan Laboratorium :
hematologi/darah rutin, urinalisis, BUN
(blood urea nitrogen), kreatinin serum,
kliren kreatinin, kultur urin, elektrolit serum
• 5. Pemeriksaan Radiologi : plain radiografi,
kontras radiografi (urografin)
• 6. USG
• 7. Biopsi ginjal
• 8. Cystocopy/endoscopy
• 9. MRI
1. Anamnesis/Sejarah penyakit
 Penting diketahui/tidak boleh diabaikan
 Anamnesis yang inkomplit/salah bisa
memperoleh diagnosa yang salah
 Kadang-kadang dari anamnesis mungkin
sudah dapat diagnosa yang definitif
 Anamnesis perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan lain spt. fisik, tanda klinis
laboratorium, radiografi dan teknik
diagnostik yang lain (endoscopy)
Anamnesis yang lengkap perlu ditanyakan
kepada pemilik untuk mengetahui kondisi
pasien (lihat kartu konsultasi)
 Apa saja point-point yang perlu ditanyakan
berkaitan dgn gangguan sistem perkencingan
pada pemilik/klien adalah sbg berikut:
a. Konsumsi/jumlah air diminum
Apakah hewan minum air lebih banyak atau
sedikit dari biasanya?
Misalnya: Peningkatan konsumsi air pada
penyakit ginjal kronik, muntah,diare,
pyometra, DM, DI, pemberian obat diuretik,
glukokortikoid, sodium klorida, temperatur
tinggi, penyakit liver, latihan berat
Konsumsi air sedikit pada kasus obstruksi pd
sistem perkencingan (pelvis renal, ureter,
Vesica Urinaria dan urethra)
b. Output /Produksi air kencing

1. Polydipsia/banyak minum tetapi kencing


normal , terjadi kehilangan cairan pada
sistem pencernaan, dan pernapasan
2. Output urine meningkat/poliuria dan
polydipsia umumnya tjd penyakit diatas
3. Hewan kencing sering pada malam hari
(nokturia) umumnya polyuria dan polydipsia,
ada kecurigaan pada penyakit diatas
c. Frekwensi kencing
• Tidak teratur (polakiuria), nyeri/kesakitan saat
kencing (disuria) : gangguan VU, urethra
• Hematuria : ginjal, ureter, VU, urethra,
prostat
• Anuria (tdk kencing) : obstruksi total
• Oliguria (sedikit kencing): konsumsi air sedikit
atau obstruksi partial pada urethra, VU
Tanda klinis/Gambaran
makroskopik Urin
Darah dlm urin (+) hematuria
Darah dlm urin (-) mungkin
hematuria/ atau mungkin negatif perlu
mikroskopis urin
Darah dari uterus/vagina, prostat/urethra
awal kencing
Darah berasal dari VU akhir kencing
Darah dari ginjal selama kencing
2. Pemeriksaan Fisik Pada sistem
Perkencingan
• Inspeksi : terbatas pd perkencingan bagian luar
(orificium urethra).
• Palpasi Ginjal: Hanya pada kucing dapat
dipalpasi, sedangkan pada anjing tidak dapat
dipalpasi kecuali pada ras tertentu/ras kecil.
• Dilakukan Pada posisi berdiri, rebah lateral, rebah
ventral dengan / tanpa tranquilizer/ sedatif.
• Dengan palpasi dapat menentukan : ukuran,
konsistensi, kehalusan permukaan, bentuk dan
ada tidaknya rasa sakit.
• Ureter : tidak bisa dipalpasi
• VU : dapat dipalpasi pada anjing dan kucing.
Bisa ke kranial dan ke ventral.
Mengalami distensi bila berisi urine.
Kontraksi mendekati pubis bila isinya sedikit.
Palpasi VU dapat menentukan : posisi,
konsitensi, distensi, ketebalan, kalkuli dan
massa yang abnormal.
• Urethra :
pada anjing betina tidak bisa dipalpasi.
orificium urethra luar dapat diinspeksi dengan
bantuaan spekulum.
Pada Anjing jantan dapat dilakukan inspeksi
pd orificium urethra dan palpasi.
3. Tanda klinis/Gejala Klinis
Sering disertai adanya :
• Dermatitis kronis
• Lesi pada daerah mulut
• Bau yg jelek dari daerah mulut
• Gaya berjalan yg tidak normal/kiposis
• Muntah dan diare kronis
• Kencing berdarah
• Kesakitan saat kencing
4. Pemeriksaan Laboratorium
• Hemogram : DL /darah rutin (RBC, PCV, Hb,
WBC, dan diferensial leukosit .
• Tes fungsi ginjal :BUN, Kreatinin serum, Kliren
kreatinin. biasanya terjadi kenaikan bila ada
gangguan pada system perkencingan
• Urinalisis : eritrosit, leukosit, albumin, sel
epitel, kristal dalam urine, hewan sehat ( - )
• Kultur urine negative bila keadaan sehat
5. Pemeriksaan Radiografi
• Plain Radiografi (radiografi langsung tanpa
kontras) bila ada kecurigaan ada
obstruksi/batu pada sistem perkencingan
• Kontras radiografi (IVP, Urografin) disuntikan
secara intravena baru difoto untuk
mengetahui anatomi sistem perkencingan
• IVP dapat juga digunakan untuk mengetahui
fungsi ginjal secara semikuantitatif
6. USG
7. Biopsi ginjal
Untuk mengetahui jenis penyakitnya ditinjau
dari gambaran histologinya

8. Cystoscopy/
Endoscopy

9. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Anda mungkin juga menyukai