Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PERITONITIS

Oleh : Nurlina
DEFINISI

 Peritonitis adalah inflamasi pada rongga peritoneum/


lapisan membran serosa rongga abdomen dan visera.

 Kolostomi adalah anus buatan pada dinding depan


abdomen dengan tujuan mengalirkan/ drainase tinja
yang bersifat temporer atau permanen.
ETIOLOGI

 Infeksi bakteri ; organisme berasal dari penyakit


di saluran gastrointestinal atau penyakit organ
reproduksi internal ( pada wanita).
 Trauma / cedera ( luka tusuk, luka tembak).

 Infeksi luas dari rongga di luar peritoneum.


MANIFESTASI KLINIK

 Manifestasi klinis tergantung pada lokasi dan luas


inflamasi.Pada awalnya nyeri menyebar dan bersifat
konstan terutama disisi inflamasi.Biasanya mual,
muntah serta penurunan peristaltik dan demam.
PATOFISIOLOGI PERITONITIS

TRAUMA INFEKSI

Mengenai diafraghma Mengenai kolon transversum

Udara masuk kerongga pleura Perforasi kolon transversum

Pneumothoraks WSD
Proses Inflamasi Migrasi leukosit
Paru-paru kolaps
Cairan eksudat meningkat &
Hipoventilasi menyebar kerongga peritonium

Gagal nafas Edema Jaringan & dinding abdomen


Hipovolemik
Akumulasi cairan dalam usus dan intra abdomen

VentilasiMekanik Distensi Abdomen

Continue….
Peningkatan produksi sputum Distensi abdomen

Peningkatan tekanan intra abdomen Nyeri

Bersihan jalan nafas tidak efektif Usaha pernafasan tidak maksimal KOLOSTOMI

Defisit cairan Risiko tinggi infeksi


Pola nafas tidak efektif
KOMPLIKASI

 Komplikasi peritonitis dapat di bagi menjadi dua


bagian, yaitu :
 Dini : sepsis dan syok sepsis, syok hipovolemik,
perdarahan, iskemik/ nekrosis jaringan ( lubang
terlalu kecil), jahitan lepas, infeksi.
 Lanjut : obstruksi: menutup kembali, perlengketan
dan pembengkakan.
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

 Klien Tn. ID, usia 35 th, No RM .2149223. Tanggal


masuk 15 Desember 2014 jam 00. 41 WIB.Tanggal
pengkajian 22 Desember 2014.
Alasan kunjungan dan keluhan utama

 Pasien datang ke IGD dengan luka di abdomen


kiri atas akibat luka tusuk dengan pisau
dapur.Luka terbuka dan usus terburai. Kesadaran
compos mentis, TTV : TD 105/70 mmHg, HR
106x/ mnt, Rr 30-35x/ mnt.
 Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri pada daerah
dada dan perut terutama saat bergerak, nyeri terasa
seperti ditususk-tusuk. Pasien tampak meringis
kesakitan, dan membatasi aktifitas. Skala nyeri 7,
pasien tampak berkeringat (diaphoresis) . Pasien
mengatakan nyeri terasa terus menerus dan semakin
bertambah saat beraktifitas.
 Pasien post Relaparatomy hari ke 3, kesadaran
composmentis. Pasien mengeluh nyeri pada area post
op, batuk berdahak, demam, dan merasa haus. TTV S
38,6 C, N 117, TD 133/82, RR 24, SpO2 96 %, CVP +14
CmH2O.
 Terdapat stoma pada abdomen sebelah kiri atas,
produksi (+) 300cc warna hijau. NGT terpasang
dialirkan produksi (+) warna kecoklatan.
 Pasien terpasang alat bantu nafas dengan mode
ventilasi SIMV TV 450, RR 8, Pi 30, Ps 10, FiO2 50%,
PEEP 5. Pasien terpasang WSD di mid aksila
intercostal ke 5, undulasi (+), produksi (+), buble (-).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan adanya peningkatan produksi sputum.
 Risiko tinggi gangguan kebutuhan cairan kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan prosedur
puasa, pengeluaran cairan lambung dan kolostomi
 Nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan
akibat luka insisi
 Risiko tinggi Infeksi berhubungan dengan adanya
luka operasi, stoma dan alat invasif.
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan Jalan nafas efektif setelah dilakukan 1. Kaji suara nafas, catat adanya suara nafas
dengan peningkatan produksi sputum tindakan perawatan selama 7 x 24 jam. tambahan
DS : Kriteria hasil : 2. Monitor kepatenan jalan nafas
Pasien mengatakan batuk dan banyak dahaknya 3. Beri posisi semi fowler
DO : - Pasien dapat mengeluarkan batuk 4. Kaji kebutuhan akan suctioning
- Klien tampak batuk, sputum banyak dan secara mandiri 5. Keluarkan sputum dengan suctioning atau
kental, dengan warna kuning. - Pasien dapat melakukan latihan batuk
- TTV : S 38,6 C, N 117 x/mnt, TD 133/82 batuk efektif 6. Monitor hemodinamik
mmHg, Rr 30 x/mnt - Suara nafas vesikuler 7. Monitor hasil AGD
- Pasien merokok 3 bungkus/ hr - Produksi sputum berkurang bahkan 8. Lakukan fisioterapi bila perlu
- Suara nafas vesikuler. Ronchi -/-wheezing - hilang 9. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
/- - Hasil AGD dan st O2 dalam batas penggunaan alat ventilasi mekanik.
- Pasien terpasang ETT sejak 3 hr yang lalu normal. 10. Beri therapy oksigen dan inhalasi sesuai
- Hasil AGD tgl 22/12/2014 program
- pH 7,419 pCO2 33,3 pO2 80 HCO321,1 BE -2,5
Sat O2 95 %
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai