Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 7

• NAMA ANGGOTA :
1. Windi Khaira (1801119)
2. Tri Maryanti (1801123)
3. Icha Maulid Dayansa (1801128)
4. Ivony Yunita (1801129)
5. Prathiwy Yulandha (1801133)
6. Desta Malinda (1801134)
7. Seli Aprilia Putri (1801138)
8. Winda Arni Dalimunthe (1801142)
Kelas : IV B
Waktu Presentasi : 15 menit
pengertian

sistem saraf otonom adalah bagian system saraf


tepi yang mengatur fungsi viseral tubuh. Sistem
saraf otonom diaktifkan oleh pusat - pusat yang
terletak dimedula spinalis, batang otak, dan
hipotalamus
Pembagian sistem saraf otonom

1. Saraf simpatis
• Terletak didepan koulumna vertebral dan
berhubungan serta bersambungan dengan
sumsum tulang belakang melalui serabu-
serabut saraf.
• Mempunyai aktifitas perangsangan, responnya
antara lain : peningkatan denyut jantung,
peningkatan kekuatan jantung, peningkatan
gula darah, dan tekanan darah
NEUROTRANSMITTER
• Sistem saraf simpatis juga dikenal sebagai sistem saraf
adrenergik karena menggunakan adrenalin atau
noradrenalin (norepinefrin, NE) sebagai
neurotransmitternya.
RESEPTOR
• Ada tiga jenis sel-sel organ reseptor adrenergik:
alfa,
beta-1
beta-2 .
NE dilepaskan dari ujung saraf adrenergik dan merangsang
reseptor sel untuk menghasilkan suatu respons.
2. Saraf parasimpatis
• Terbagi dua bagian : saraf otonom kranial dan
saraf otonom sakral.
• Berkaitan dengan pertahanan tubuh.
• Berkaitan dengan perbaikan sumber-sumber
tubuh anatar lain : penurunan denyut jantung,
peningkatan aktivitas gastrointestinal dan
absorbsi makanan.
NEUROTRANSMITTER
Sistem saraf parasimpatis juga dikenal sebagai
sistem kolinergik karena neurotransmitter yang
terdapat pada ujung neuron yang mempersarafi
otot adalah asetilkolin (AK).
RESEPTOR
1. Reseptor muskarinik
beberapa subtype reseptor muskarinik
yaitu M1, M2, M3, M4, M5. Reseptor
muskarinik dapat ditemukan dalam ganglia
sistem saraf efektor dan organ efektor
otonom seperti, jantung, otot polos, otak,
dan kelenjar eksokrin.
2. Reseptor nikotinik
selain mengikat Ach, reseptor ini dapat
mengenal nikotin, dan afinitasnya lemah
terhadap muskarin.
• Sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis bekerja
pada organ-organ yang sama, tetapi menghasilkan respons
yang berlawanan agar tercapainya homeostasis.
Klasifikasi obat sistem saraf otonom
1. Saraf simpatis
dua kelompok obat yang mempengaruhi sistem saraf simpatis:
- simpatomimetik (obat-obat yang menyerupai efek dari
norephinefrin ).
- simpatolitik ( obat yang menghambat adrenergik).

2. Saraf parasimpatis
dua kelompok obat yang mempengaruhi sistem saraf
parasimpatis:
-parasimpatomimetik (menyerupai efek acetylkolin)
-parasimpatolitik (menghambat kolinergik )
klasifikasi obat dalam saraf
simpatis
1. Adrenergik (simpatomimetik)
ada 3 golongan :
- simpatomimetik yang bekerja
langsung merangsang reseptor adrenergik,
contohnya ephinefrin.
- simpatomimetik yang bekerja tidak
langsung yang merangsang pelepasan
noephinefrin dari ujung saraf terminal.
Contohnnya amfetamin.
- simpatomimetik yang bekerja
campuran (baik langsung maupun tidak
langsung)
2. Penghambat adenergik ( simpatolitik)
a. Penghambat adenergik alpa
Penghambat alpa dipakai untuk mengobati
penyakit pembulu darah tepi seperti penyakit
rainaud contoh obatnya prazosin, dan terazosin
b. b. Penghambat adenergik beta
Penghambat adenergik beta menurunkan denyut
jantung yang biasa diikuti dengan penurunan
tekanan darah contoh propanolol hcl
klasifikasi obat dalam saraf
parasimpatis
• 1. Obat Kolinergik ( parasimpatomimetik )
a. obat kolinergik yang bekerja langsung
suatu obat kolinergik yang bekerja langsung,
bekerja pada reseptor muskarinik (kolinergik)
dan terutama dipakai untuk meningkatkan
berkemih. contoh : karbakol.
• b. obat kolinergik bekerja tak langsung
kolinergik yang bekerja tidak langsungObat-obat kolinergik
yang bekerja tidak langsung tidak bekerja pada reseptor,
tetapi mereka menghambat enzim kolinesterase . contoh :
neostigmin
2. obat penghambat kolinergik ( parasimpatolitik )
Jaringan tubuh dan organ utama yang dipengaruhi oleh
kelompok obat antikolinergik ini ialah jantung, saluran
pernapasan, saluran GI, kandung kemih, mata dan kelenjar
eksokrin. antikolinergik menghambat kerja
asetilkolin dengan menempati tempat reseptor-reseptor ini.
contoh : propantelin
Penjelasan Farmakologi
1. Efedrin
Farmakodinamik : Efedrin secara langsung
berperan sebagai agonis pada reseptor alfa
adenergik dan beta adenergik, serta secara tidak
langsung menyebabkan pelepasan norepinefrin
pada persarafan simpatis hal ini menyebabkan
efek peningkatan tekanan darah, denyut
jantung, cardiac ouput serta peningkatan
resistensi perifer.
Farmakokinetik : pada pemberian oral efedrin
diserap dengan baik melalui gastrointestinal
durasi kerja sediaan oral berkisar 3-6 jam.
2. Atropin
Farmakodinamik : atropin menghalangi aksi
muskarinik dari asetilkolin pada :
• struktur jaringan yang diinervasi oleh
persarafan kolinerjik post ganglion
• Otot polos yang respon terhadap asetilkolin
endogenus
mekanisme kerja utama atropin adalah sebagai zat
antagonis yang kopetitip dimana dapat diatasi dengan
cara meningkatkan konsentrasi asetilkolin pada lokasi
reseptor dari organ efektor contohnya adalah dengan
menggunakan zat antikolinesterase menginbihisi
destruksi enzim matik dari asetilkolin
Farmakokinetik : obat atropin yaitu mengenai absobsi
distribusi, metabolisme dan eliminasi obat
3. Pilocarpine
Merupakan obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit mata akibat
glaucoma.Obat ini menurunkan
tekanan tinggi yang ada pada mata
untuk membantu mencegah kebutaan
serta kerusakan pada saraf.Obat ini
digunakan untuk membalikan efek
memperbesar pupil pada operasi
mata.Pilokarpin mengecilkan pupil
mata dan menggurangi cairan dalam
mata.Efek sampingnya iritasi
temporer,penglihatan kabur
temporer,sakit kepala,nyeri alis.
• 4.Terazosin
Adalah obat yang digunakan
untuk penangan pembesaran
prostat atau benigh prostatic
hyperplasia(BPH) pada pria.Selain
itu terazosin juga dipakai sebagai
monoterapi atau dikombinasikan
dengan obat lain untuk mengatasi
tekanan darah
tinggi(hipertensi).Efek sampingnya
sakit dada,pusing ringan ketika
bangun dari berbaring atau
duduk,pingsan(tiba-tiba) ,denyut
jantung cepat/tidak teratur,detak
jantung berdebar,sesak
nafas,pembengkakan kaki.
Daftar pustaka
• 1. Barret KE, Barman S, Boitano S, Brooks HL.
Ganong’s Review of Medical Physiology. 23th ed.
AS:McGraw-Hill. 2010
• 2. Guyton, A. Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran ed-11. Jakarta:EGC,2007.
• 3. Indian sejati & fajri
purnama,2016.farmakologi.kemenkes ri. Jakarta
selatan
• 4. Martini, FH. Fundamentals of anatomy &
Physiology seventh edition. San Fransisco:
Pearson, 2006.

Anda mungkin juga menyukai