Anda di halaman 1dari 15

Farmakokinetika Klinik Pada Gender

Kelompok 2 :
1.Dewi Yulia Ningsih
2.Sri Wahyuni 1801006
3.Ziana Fiska Sari 1801029
4.Tri Evi Lestari 1801069

Kelas:2018B

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts Insert LOGO


Terdapat perbedaan anatomi dan fisiologi antara pria dan wanita ya
ng dapat mempengaruhi farmakokinetik obat: berat badan ,komposisi t
ubuh, motolitas gastrointestinal, metabolisme hepar dan fungsi ginjal.
Dibandingkan pria,wanita memiliki berat badan yg lebih rendah,ko
mposisi lemak yg lebih banayk,ukuran organ yg lebih kecil,CYP3A4 y
g lebih aktif ,dan kecepatan filtrasi ginjal yg lebih rendah.
Perbedaan internal antara pria dan wanita tersebut
mengakibatkan perbedaan absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi d
an respon terhadap obat, meskipun obat dengan dosis sama diberikan m
elalui alur yang sama.
Dan kejadian efek samping obat cenderung lebih tinggi pada wanita da
ripada pria
 Absorpsi Obat
Lama transit obat di dalam saluran gastrointestinal berbeda
signifikan antara  pria dan wanita, dimana pada pria lebih pende
k 45% jam sedangkan pada wanita lebih lama 92 jam.
Terdapat perbedaan komposisi asam-asam empedu yang berfung
si sebagai  pelarut senyawa atau obat lipofilik, dimana kadar
asam kholat pada pria lebih tinggi, sedangkan pada wanita asam
khenoddeoksikholat lebih tinggi.
pada pemeriksaan data bioekivalensi oleh FDA, ternyata sebagia
n besar kadar  puncak (Cmaxs) dan AUC obat lebih besar pada
wanita.
Polietilen glikol bahan pengisi tablet, dapat meningkatkan ke
tersediaan hayati ranitidin pada pria, tetapi pada wanita yang terja
di justru sebaliknya.
Makanan berlemak menurunkan ketersediaan hayati siklospor
in A pada wanita, namun pada pria justru meningkatkan.
Dalam hal transporter obat, ekspresi  poliglikoprotein (PgP) d
i sel-sel usus halus lebih banyak pada pria, sehingga lebih  banya
k fraksi obat yang ditolak keluar dan masuk lagi ke dalam lumen
usus. Hormon-hormon seks (estrogen dan progestin) endogen ata
u eksogen (dari pil kontra sepsi) terbukti mampu mengatur dan m
enghambat PgP di usus halus sehingga dapat meningkatkan absor
psi senyawa lain.
 Distribusi obat
Perbedaan komposisi tubuh antara pria dan wanita menyebabk
an perbedaan distribusi obat di dalam tubuh, sehingga kadar obat d
i dalam darah berbeda.
lemak tubuh wanita lebih besar dibanding pria, menyebabkan
obat-obat yang larut lemak terdistribusi lebih luas, tetapi untuk ob
at- obat yang kurang larut dalam lemak , volume distribusinya lebi
h kecil pada wanita.
Obat laut lemak:diazepam, vankomisin
Obat kurang larut dalam lemak: alprazolam, etanol, netilmisin
Perbedaan perfusi dan kecepatan aliran darah regional antar
a pria dan wanita pada keadaan istirahat menunjukan bahwa ali
ran darah ke otot skelet pria lebih cepat,tetapi aliran darah ke ja
ringan adipose wanita lebih cepat. lebih rendahnya kecepatan al
iran darah hepatik pada wanita berpengaruh terhadap klirens he
patik obat-obat dengan eh tinggi, sehingga jika volume distribu
si obat tidak berubah, akan menyebabkan kadar obat di dalam d
arah lebih tinggi.
 Metabolisme Obat
• CYP3A
Enzim CYP3A terlibat dalam metabolisme 50-60% obat-obatan
yang digunakan dalam terapi.
Verapamil mengalami first-pass metabolism oleh enzim CYP3A
,CYP3A5 dan CYP2C8, dan sekaligus merupakan substratat pgp.Pa
da pemberian intravena, klirens verapamil (rasemat atau enantiome
r) lebih cepat pada wanita.Namun pada pemberian oral, ternyata ket
ersediaan hayati verapamil lebih besar pada wanita.
Fenomena ini menunjukkan ketergantungan sistem pgp-CYP3A
dari gender,dimana eksresi pgp lebih besar pada pria sehingga men
yebabkan ketersediaan hayati verapamil peroral lebih rendah.
• CYP2D6
Obat yang dimetabolisme oleh enzim CYP2D6
ex: amitriptilin, dekstrometorfan, fluoksetin, kodein, imipramin, met
oprolol, propranolol, dan spartein.
Pada wanita pemetabolisme cepat (extensive metabolizers), aktivitas
CYP2D6 ternyata lebih tinggi ketimbang pria.

• CYP1A2

Enzim ini berperan dalam metabolisme berbagai macam obat, terma


suk dalam N-hidroksilasi kafein dan teofilin, dan deaktivasi berbaga
i karsinogen.
Ex: kadar fluvoksamin dan sertralin plasma lebih tinggi pada wanit
a, dibanding pria karena aktivitas CYP1A2 lebih rendah pada wanit
a.
• CYP2C19

Enzim ini berperan dalam metabolisme S-mefenitoin (prebo ut


ama CYP2C19), inhibitor pompa proton (lanzoprazol, omeprazol,
pantoprazol), diazepam dan metabolitnya desmetildiazepam. Aktiv
itas enzim CYP2C19 ternyata terpengaruh oleh gender-etnik.
ex: pada wanita china aktivitas enzim ini lebih tinggi, sedangkan p
ada wanita Afro-Amerika, Belanda, Swedia dan Yahudi lebih rend
ah.
• UGT
UDP-glucuronosyl-transferase merupakan kelompok isozim yang
terletak di endoplasmik retikulum hati ,dan terdiri dari dua subfa
milia utama : UGT1 dan UGT2. Pengurangan aktivitas UGT terja
di pada wanita,dan hal ini menyebabkan kadar obat lebih tinggi d
ari pada pria.
Ex: terjadi pada asam klofibrat, asam mikofenolat,diflusinal,labet
alol,oksazepam,temazepam,parasetamol.
Ekskresi obat
Kecepatan filtrasi glomeruli(GFR ) pada wanita lebih rendah 1
0-15 % dari pria .
Klirens digoksin nilainya 12-14 % lebih rendah dari pada wan
ita setelah stimulan jantung tersebut diberikan per oral. Seperti
diketahui, digoksin juga merupakan substrat PgP dimana kadar
transporter ini pada pria lebih tinggi dari wanita,sehingga pada
pemberian oral dapat mengurangi ketersediaan hayati digoksin ,
sedangkan ekskresi nya melalui ginjal lebih besar pada pria.
Dengan dasar ini maka ketika pria dan wanita penderita
gagal jantung diberi digoksin per oral dengan dosis yang sa
ma ( tanpa normalisasi berat badan), kadarnya di dalam dar
ah lebih tinggi dari pria ,sehingga dapat menyebabkan fatal
itas klirens ginjal pada wanita juga lebih lambat pada wanit
a juga lebih lambat untuk obat obat yang sebagian besar die
kskresi melalui ginjal, termasuk flerosaksin, sefepim, seftas
idim, dan vankomisin .
Kesimpulan:
Wanita memiliki risiko yg lebih tinggi memperoleh rea
ksi buruk obat ketimbang pria.
Wanita umumnya menerima dosis lebih besar dari pri
a karena pada umumnya berat wanita lebih rendah deng
an komposisi tubuh berbeda dibandingkan pria. Dari sud
ut ini maka wanita akan terekspos jumlah obat yang lebi
h  besar, sehingga menyebabkan kadarnya di dalam tubu
h lebih tinggi. Namun hal ini dapat diatasi, diantaranya d
engan menyatakan dosis dalam satuan masa/berat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdina,hani.2012.Variabilitas Farmakokinetik Dan Farmak


odinamik Karena Faktor Gender Dan Kehamilan . P r
ogram Studi Profesi Apoteker Fakultas farmasi Un iveri
tas Padjadjaran Jatinangor.
Faull,F.R.2007.prescribing in renal Disease. Australian pre
s criber.17-20.
Miriam and francisco.2011.Gender Differences in the pha
rmacokinetics of oral Drugs.Pharmacology & Phar
macy.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai