Anda di halaman 1dari 39

Teknologi Farmasi

Sediaan Semi Padat


Nuryanti, M.Sc., Apt
Laboratorium Farmasetika
Jurusan Farmasi FIKes UNSOED
Sediaan Semisolid

Salep Krim Gel Pasta


1. Krim
1. Krim (FI IV) :
Merupakan sediaan semisolid yang
mengandung satu atau lebih bahan obat
yang terlarut atau terdispersi baik dalam
emulsi air dalam minyak maupun
minyak dalam air atau dalam jenis lain
seperti basis yang tercucikan air.
Digunakan untuk :
• Topikal
• Rektal
• vaginal
Sistem Krim

Emulsi minyak dalam air

Emulsi air dalam minyak

Dispersi asam-asam lemak/alkohol berantai


panjang dalam air
Sifat Umum Krim

Mampu melekat pada permukaan tempat


pemakaian dalam waktu yang cukup lama
sebelum sediaan dicuci/dihilangkan
• Sifat rheologis plastik sediaan yang
memungkinkan sediaan krim tetap bentuknya dan
melekat sebagai lapisan tipis sampai ada suatu
tindakan pencucian/dihilangkan
Eksipien Krim
Penunjang : estetika & stabilitas
Utama : bentuk sediaan krim
produk

Fase minyak
Antioksidan

Bahan pengkhelat (Chelating agent)

Pewarna
Fase air Pewangi

Pengawet
Surfaktan Pendapar
Eksipien Utama
1. Fase Minyak

2. Lemak dan
1. Hidrokarbon 3. Wax 4. Asam Lemak 5. Alkohol 6. Ester sisntetik
Minyak
• Squalane, • Minyak zaitun, • Beeswax, • Asam stearat, • Stearil alkohol, • Isopropil
paraffin cair, almond oil, lanolin, asam oleat, behenil miristat,
paraffin padat, cocoa butter, carnauba wax, asam alkohol, trigeliserida,
petrolatum, macadamia nut candelilla wax, isostearat, heksadekil pentaeritritil
microcrystalin oil, avocado ail, jojoba oil asam miristat, alkohol, tetraester,
wax,ceresin hardened palm asam palmitat oktildodekit kolesteril ester
oil, castor oil, alkohol, • Silikon, dimetil
sunflower oil, kolesterol, polisiloksan,
evening ceteth-20 metilfenil
primrose oil, polisiloksan,
trigliserida siklometiokn
sintetik
Eksipien Utama
2. Fase Air

1. Humektan 2. Agen penebal 3. Alkohol 4. Air

• Gliserin, • Quince seeds, • Etanol,


propilen glikol, • pektin, • isopropanol
sorbitol, • derivat
polietilen glikol, selulosa,
dipropilen
• xanthan,
glikol, 1, 3-
butilen glikol, • gom,
poligliseril-2 • sodium alginat,
manitol, PEG • karaginan,
metil glikosida, • karboksivinil
biopolimer, PCA polimer
Eksipien Utama
3. Surfaktan (emulgator)
1. Anionik 2. Kationik 3. Amfoterik 4. Non-ionik

• Na lauril sulfat, • Dialkil dimetil • Derivat asam • Ester-ester glikol


• Trietanolamin amonium lemak, & gliserol
lauril sulfat, klorida, • Asam amino, ( gliseril
• Asil N-metil • Benzalkonium • Betain rantai monostearat &
taurat, klorida, Setrimid panjang propilen glikol)
• Garam asam N- • Ester-ester
Asilamino makrogol
karbomer • Ester-ester
sorbitan
• Polisorbat,
poloksakol,
polivinil alkohol
Untuk memodifikasi sifat pembawa
atau kondisi kulit sehingga dapat
meningkatkan penetrasi zat aktif
untuk tujuan lokal/sistemik
Eksipien
Pendukung • Gliserin
• Minyak mineral
Emollient • Vaselin
• Isopropil palmitat
• Isopropil miristat
• mentol
Masalah dalam
sistem emulsi
(Krim)
Teknik
Formulasi
pembuatan
1.Formulasi
1. Pemilihan emulgator :
2. Mendapatkan 3..Oksidasi atau reaksi
harus memenuhi
konsistensi yang tepat mikrobiologi
persyaratan ;
• Dapat tercampurkan • Meningkatkan • Cara pembuatan
• Tidak mengganggu kekentalan fase luar • Alat yang digunakan
stabilitas & efikasi zat • Meningkatkan • Pemilihan wadah
aktif persentase volume fase
• Harus stabil terdispersi
• Harus tidak toksik • Memperkecil ukuran
• Harus berbau, berasa & partikel & homogenitas
berwarna lemah • Menambah jumlah
emulgator
• Menambah pengental &
emulgator hidrofob
2. Teknik Pembuatan
3. Peralatan mekanik
1. Pemanasan 2. Pengadukan
yang digunakan
• 60 – 70 oC • Harus dicari waktu • Jenis alat yang
• Suhu tinggi akan pengadukan yang digunakan akan
menyebabkan optimum mempengaruhi
tegangan permukaan diameter globul yang
& viskositas turun terbentuk
• Kenaikan suhu:
meningkatkan energi
kinetik globul
sehingga
meningkatkan
bertumbukan & terjadi
koalesensi
Kegagalan dalam pembuatan sediaan krim
1. Pemilihan emulgator yang kurang tepat
2. Emulagator teryrai karena reaksi kimia
3. Proses pengerjaan tidak tepat
4. Apabila zat pengemulsi peka terhadap perubahan suhu, adanya perubahan
suhu akan menyebabkan pemisahan fase, sebaliknya penurunan suhu akan
merangsang pembentukan kristal
5. Adanya elektrolit dalam jumlah yang tidak tepat
6. Perbandingan volume antara kedua fase tidak tepat. Kondisi yang baik untuk
fase terdispersi adlah 40 – 60%
7. Penyimpanan tidak sesuai
8. Ketengikan minyak
9. Terjadi thickening atau menjadi mengkristal (viskositas meningkat) setelah
disimpan
2. Gel
1. Gel (Jeli) (FI IV) :

Merupakan sistem semipadat


terdiri dari suspensi yang dibuat
dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang
besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Digunakan untuk :
• Kulit, Mata, Hidung, Vagina, rektum
Sistem Gel

Sistem dua fase (gel cair)


• Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil/besar yang terpisah.
• Partikel kecil : gel aluminium hidroksida
• Partikel besar : magma bentonit
• Bersifat tiksotropik : membentuk semi padat jika didiamkan dan
menjadi cair pada pengocokan.

Sistem fase tunggal


• Dibuat dari makromolekul yang berasal dari alam (gum) atau senyawa
polimer alami/sintetis (karbomer)
Sifat Umum Gel

Terdiri dari 90% air


• Molekul obat yang kecil dapat bergerak bebas di dalam sediaan
sehingga pelepasan obat menjadi cepat

Mampu mengurangi kecepatan pengeringan formulasi


dan memperpanjang lama diamnya pada tempat aplikasi
• Sifat mukoadesi Polimer dalam gel dapat berinteraksi dengan lapisan
mukus pd permukaan mukosa, dapat meningkatkan waktu kontak dan
mempererat kontak dengan jaringan menghasilkan absorbsi obat
yang lebih efisien
Eksipien Gel
Penunjang : estetika & stabilitas
Utama : bentuk sediaan gel
produk

Basis Gel Humektan


• Bahan yang dapat mengembang Bahan pengental
dengan adanya air
Anti oksidan
Air
• Jumlah air menentukan sifat enhancer
rheologi gel
• Gel dapat dirubah menjadi Pengawet
solutio dengan penambahan air
yang lebih banyak Pendapar
Eksipien Utama : Basis Gel
Derajat mengembang gel
Pemanjangan struktur kimia
merupakan parameter penting,
polimer dipengaruhi oleh :
yang ditentukan oleh :
• Keseimbangan antara • Densitas/massa jenis
kontribusi entropi dan entalpi • Tautan silang (cross-link)
dalam pembentukan molekul
polimer tunggal
• Pelarut yang sesuai:
• Polimer dapat mengembang
dengan baik dengan
menyerap sejumlah air
Eksipien Utama : Basis Gel (pembentuk gel)
1. Gel Tautan Silang (Cross-Link) Secara Kimia

2. Gel yang terbentuk oleh polimer polisakarida

3. Pembentuk Gel, Polimer-Base Asam Akrilat

4. Turunan Selulosa

5. Padatan koloid terdispersi


1. Gel Tautan Silang (Cross-Link) Secara Kimia

Memodifikasi polimer dengan mencampur dua eksipien


yang dapat berinteraksi tertaut-silang secara kovalen
1. Gel Tautan-Silang (Cross-Link) Secara Kimia
Tautan silang dapat mencegah pemisahan fase makroskopik
polimer

Semakin tinggi densitas senyawa penaut-silang, semakin kecil


kontraksi polimer dengan pelarut

Pada kondisi penetrasi air yang baik ke dalam molekul polimer,


maka massa mengembang
• adanya interaksi tautan silang pada polimer sering menyebabkan penurunan
penyerapan air
• Semakin tinggi densitas ikatan tautan-silang, maka semakin kecil pengembangan
massa yang terjadi, namun gel terbentuk umumnya semakin kuat.
Contoh Gel Tautan-Silang (Cross-Link) Secara
Kimia

Polimer nonionik dengan cross-link surfaktan ionik.


• Pengembangan dari gel tergantung pada parameter yang
mengendalikan ikatan kooperatif pada surfaktan dan rantai
backbone polimer
• Saat panjang rantai alkil surfaktan meningkat, afinitas ikatan
pada polimer akan meningkat, sehingga secara efektif
meningkatkan “densitas muatan polimer”
• Derajat pengembangan secara langsung mempengaruhi
pelepasan senyawa yang bergabung dalam gel tertaut-silang.
2. Gel yang terbentuk oleh polimer polisakarida

Pembentukan gel umumnya diinduksi oleh pembentukan


heliks, kadang diikuti dengan agregasi dari heliks
Faktor yang mempengaruhi sifat gel yang
terbentuk oleh polimer polisakarida
1. Temperature reversible (tidak semua gel polisakarida)
• Pemanasan : gel mencair karena peningkatan entropi pada sistem gel
• Pendinginan : pembentukan gel
2. Bobot molekul
• Rendah – intermediet : membentuk heliks ganda pendek yang tidak
dapat membentuk struktur tiga dimensi, terbentuk agregat
multiheliks yang memisah
• Tinggi : dapat membentuk heliks ganda, terbentuk struktir tiga
dimensi yang dapat menterap air dalam jumlah besar, terbentuk
massa gel semipadat
Pembentuk Gel Alami
Gom Alam Gom xanthan
Gelatin Agar-agar
Karaginan
Karbomer
Pektin
Bentoit Alginat

Polivinilalkohol Polivinilpirolidon
3. Pembentuk Gel, Polimer-Base Asam Akrilat

Merupakan polimer Mekanisme


asam akrilat yang
bertautan silang Pembentukan Gel
dengan polialkenil • 1. Netralisasi polimer
polieter dengan basa yang cocok
• 2. Donor hidroksil yang
• Karbomer 934P, karbomer ditambahkan pada
941 (Carbopol®)
polimer
• Pemulen®
Karbomer
Pemulen®
Neutralization Ratio Base/Carbopol® Polymer
No Neutralizer Rasio
1 NaOH 18% 2,3/1,0
2 Ammonia 28% 0,7/1,0
3 KOH 18% 2,7/10
4 L-Arginine 4,5/1,0
5 AMP-95® 0,9/1,0
6 Neutrol® TE 2,3/1,0
7 TEA 99% 1,5/1,0
8 Tris Amino® 40% 3,3/1,0
9 Ethomeen® C-25 6,2/1,0
10 Di-isopropanol amine 1,2/1,0
11 Tri-isopropanol amine 1,5/1,0
4. Turunan Selulosa

Metilselulosa

Karboksimetilselulosa natrium

Hidroksipropil Metilselulosa

Hidroksietilselulosa

Polietilen
1. Metilselulosa

pH 5,5 – 8,0
• Stabil pada pH 3 - 11

Sebagai zat pengental dalam sediaan topikal krim dan


gel

Berbentuk serbuk stabil walaupun higroskopis


2. Karboksimetilselulosa natrium

Konsentrasi : 4 – 6%

Higroskopis

Stabil pada pH 2 - 10
• pH stabol Viskositas 7 - 9
3. Hidroksipropil Metilselulosa

pH 5,5 – 8,0

Sebagai suspending agent, emulsifier


dan stabilizing agent pada gel dan salep
4. Hidroksietilselulosa
pH 5,5 – 8,5
• pH stabil 2 – 12
• < 5 terjadi hidrolisis
• pH > terjadi oksidasi
Higroskopis

Kenaikan temperatur
• Menurunkan viskositas
5. Padatan koloid terdispersi

Silika mikrokristalin

• Dapat berfungsi sebagai pembentuk gel dalam cairan yang


bervariasi

Pembentukan jaring-jaring dalam gel dihasilkan


dari daya tarik partikel oleh gaya polar, terutama
ikatan hidrogen
Eksipien Pendukung
Humektan Syarat enhancer
Bahan Pengental • Bersifat inert
• Tidak mengiritasi
Antioksidan • Onset cepat
• Durasi dapat diperkirakan
Pengawet • Barrier kulit segera normal
• Berkerja satu arah
Buffer • Kompatibel
• Dapat diterima secara
Enhancer kosmetologi

Anda mungkin juga menyukai