“ASI Eksklusif”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
ASI Eksklusif
• Seorang perempuan, berusia 28 tahun baru
saja melahirkan seorang bayi yang sehat 1
bulan yang lalu dan masih menyusui. Setiap
kali bayinya menangis, perempuan tersebut
selalu merasa air susunya mengalir keluar.
Mengapa hal tersebut terjadi?
Kelompok 18
Learning Objective
Tubulus ginjal
Kelenjar susu
post antr
Otot uterus Korteks adrenal
HIPOFISIS Tulang
Testis / ovari
Sistem Umpan Balik
• Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh
umpan balik negatif manakala kadar hormon
telah mencukupi utuk menghasilkan efek yang
dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh
dicegah oleh umpan balik negatif.
• Peningkatan kadar hormon mengurangi
perubahan awal yg memicu pelepasan hormon.
Mis. Pe sekresi ACTH dari kelenjar pituitari
anterior merangsang pelepasan kortisol dari
korteks adrenal, menyebabkan penurunan
pelepasan ACTH lebih banyak.
Menjelaskan Histologi
Sistem Endokrin (hipofisis,
Thiroid)
DEFINISI
• Suatu sistem yang dalam pelaksanaan tugasnya selalu melibatkan
HORMON dan PEMBULUH DARAH
• Berperan pada: pertumbuhan dan perkembangan, homeostasis,
dan reproduksi
• Gangguan:
- Hipo(under) Production →hipofungsi
- Hiper(upper) Production →hiperfungsi
• Penyebab gangguan:
Rangsangan mekanis
Penyakit
Tumor
congenital
Organ endokrin
• Berupa SEL
• Ex: sel agrentaffine(lambung→hormon gastrin)
• Berupa STRUKTUR KELENJAR dalam organ lain
• Ex: pulau langerhans(pankreas→glukagon dan insulin)
• BerupaORGAN ENDOKRIN
Kelenjar hipofise
Kelenjar thyroid
Kelenjar parathyroid
Kelenjar adrenal/suprarenal
Kelenjar pineal/ ephipyse
Gonads (ovariumdantestis)
KELENJAR HYPHOPHYS
(pituitary gland)
• Terletak di SELLA TURSICA
• Makros:
adeno-hyphopyse (anterior: lunak kemerahan)
neuro-hyphopyse (posterior: agak putih)
• Anatomis:
Lobusanterior →pars distalis
Lobusposterior →pars nervosa & pars intermedia
• Embrional:
Ectodermal
Neuro-ectodermal
HIPOFISIS
Adeno-hyphopise
1.Adeno-hyphopise PARS DISTALIS (lobus
anterior)
– SediaanHE:
Sel chromophobe(chief cell/ C-cell) →sel utama
sitoplasma tidak berwarna, hanya tampak inti, ukuran
sel kecil
Selchromophil:
a. selacidophil (sel ALFA)
Ukuran lebih besar, batas jelas, sitoplasma merah muda
• b. Sel basophil(sel BETA)
• -ukuran lebih besar dari se lacidophil, warna merah
ungu atau biru
• -memakai pengecatan khusus aldehyde-fuchsin
dibedakan menjadi 2:
1. sel beta basophil(selthyrotropic)
menghasilkan thyrotropic hormon/thyroid
stimulating hormone/TSH
2. Se ldelta basophil
Berdasarkanhormonyang dibentuk, dibagi3:
-Sel gonadothropic tipe1 →FSH
-Sel gonadothropic tipe2 →LH/ICSH
-Sel corticotrophic→ ACTH (pada amfib iACTH dibentuk
di pars intermedia)
Jenis sel pada hyphopise
2. neuro-hyphopise
• Terdiri dari2 macam struktur:
o Pars nervosa →infundibularprosesus
o Infundibulum→neural stalk
(menghubungkanhyphopyse+hyphotalamus)
• Tersusun dari:
Sabut saraf: tak bermyelin
Sel pituicyte: neuroglia
Khas: Herring bodies
Hormon:
Anti diuretic hormone (ADH/vasopressin)
oxytocyn
Kelenjar thyroid
• Di leher, melekat pada larynx dan trachea
• 2 lobus kiri dan kanan, dihubungkan dengan isthmus
• 2 kapsulpembungkus:
Outer false capsule
Inner true capsule
• Mikroskopis:
Terdiri atas thyroid folicel→sel folikel
Thyroid hipoaktif→sel folikel kubis rendah
Thyroid hiperaktif→sel folikel silindris
Diantara thyroid folikel→sel parafolikuler→hormon
thyrocalcitonin(menurunkankadarCa)
Pada Anjing
Pada Kuda
Menjelaskan STS
(mekanisme kerja hormon,
klasifikasi, komponen,
lintasan,regulasi)
KOMUNIKASI SEL
• Komunikasi sel sangat penting karena sel harus
berkomunikasi untuk mengkoordinasi aktivitas mereka.
• Terdapat beberapa mekanisme regulasi sel, termasuk
mekanisme sinyal sel
– Pertama kali oleh Sutherland meneliti mekanisme kerja
H. epinephrin
KOMUNIKASI SEL
• Komunikasi sel terbagi menjadi :
– Intrakrin
• Regulasi yang terjadi pada intraseluler
• Contoh : angiotensin II
– Autokrin
• Sel dapat distimulasi untuk menerima dan merespon
faktor yang diproduksi dirinya sendiri
• Contoh : Growth Hormone
KOMUNIKASI SEL
– Parakrin
• Sel yang mensekresi sinyal untuk menstimulasi sel
target sekitar
KOMUNIKASI SEL
– Endokrin
• Sel mensekresikan sinyal kimiawi ke sistem sirkulasi
kemudian melintasi jalur yang jauh menuju suatu sel
target
KOMUNIKASI SEL
– Neurokrin
• Komunikasi sel saraf dengan perantaraan
neurotrasmiter/neuropeptida yang menjalar dari
prasinaps menuju pascasinaps
KOMUNIKASI SEL
– Juxtakrin
• Seperti parakrin namun dengan menjulurkan suatu
lengan reseptor antar sel yang berdekatan
– Eksokrin
• Sel mensekresi sinyal kimiawi menuju sel target
melalui suatu saluran tertentu
TRANSDUKSI SINYAL
• Komponen transduksi sinyal :
– First messenger (sinyal ekstraseluler : epineprine,
acetilcoline)
– Reseptor
– Efektor (adenylyl cyclase, fosforilase, dll)
– Second messenger (cAMP, cGMP, ion Ca)
– Respon seluler
• Reseptor intraseluler :
– Steroid
– Tiroid
– Vitamin D
– Ecosanoid
GPCR
GPCR
– Pensinyalan melalui pengikatan dengan G-
Protein
– Aktif, bila berikatan dengan GTP
– Inaktif, bila berikatan dengan GDP
– GTP dapat bertindak sebagai GTP-ase yang
menghidrolisis GTP GDP
RTK’s
RTK’s
– Bekerja secara efektif bila sel mengatur berbagai
aktivitas dalam memicu banyak sinyal sekaligus
– Terdiri dari :
• Extracellular binding-site
• Alfa helik tunggal transmembran
• Ekor intraseluler dengan beberapa tirosin (tirosin
mengalami fosforilasi dgn mentransfer pospat dari
ATP ke tirosin lalu pospat dapat berikatan dengan
protein)
ION CHANNEL
ION CHANNEL
– Terdapat pada membran plasma, retikulum
endoplasma, mitokondria
– Aliran ion mengubah konsentrasi di dalam sel
NUCLEUS RECEPTOR
TRANSDUKSI SINYAL
Jalur transduksi sinyal secara bertahap
(amplifikasi) :
– Patologis diare
• Bakteri cholera membuat G-Protein tetap dalam
keadaan aktifnya
• Membuat adenylyl cyclase terus memproduksi cAMP
• Mengakibatkan ion channel intertitisial pada sel-sel
di ginjal secara konstan terbuka sehingga membuat
pengeluaran cairan dan garam dalam jumlah besar
TRANSDUKSI SINYAL
Respon seluler :
79
2. Phosphoinositide (PI-3K) Signaling System
3.MAPK Signaling Pathways
4.THE JAK/STAT SIGNALING PATHWAY
(LIGAND: GH, Prolactin, EPO and CYTOKINES)
85
9.Hh/Hedgehog Signaling Pathway
86
10.Wnt Signaling Pathway
87
11.PI3K/AKT (Survival) Signaling Pathway
88
12.ROS Signaling Pathway
89
13.Hypoxia Signaling Pathway
14.Hypertrophy Signaling Pathway
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
ASI
1. Frekuensi Penyusuan
• ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari
selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena
bayi prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam
ACC/SCN, 1991).
• Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama
2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI
yang cukup (de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991).
• Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali
perhari pada periode awal setelah melahirkan.
• Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon
dalam kelenjar payudara.
2. Berat Lahir
• De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan
frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang
lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500
gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi
dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal
yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam
memproduksi ASI.
6. Konsumsi Alkohol
• etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8
gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari
normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari
normal (Matheson, 1989).
7. Pil Kontrasepsi
• Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin
berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987
dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991)
Menjelaskan Histologi
dan Fisiologi Mammae
Mammae
Mammae
• Merupakan kelenjar kulit khusus di subkutan
• Modifikasi kel. Keringat
• Kelenjar apokrin
• Terdapat pada pria dan wanita
• Pertumbuhan hanya sedikit pada anak-anak
• Wanita: tumbuh pesat pada pubertas
• Pria: tumbuh sangat lambat. Pubertas stop.
Mammae
• Terdiri atas 15 - 20 lobus
• Terdapat:
– Kelenjar keringat
– Kelenjar sebasea
Kelenjar mammae non laktan
• Duktus merupakan jaringan epitel utama : di
lapisi epitel selapis/2 lapis sel kubus
• Alveoli sedikit