Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN SYNDROMA NEFROTIK


EKO RUSTAMAJI, SST,M.TR.KEP
PENGERTIAN
• Nefrotic syndrome adalah adalah kumpulan gejala yang
disebabkan oleh adanya injuri glomerular yang terjadi
pada anak dengan karakterristik; proteinuria,
hipoproteinuria, hypoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema
(Suriadi dan Rita yuliani, 2006).

• Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis yang ditandai


dengan (1) meningkatnyaprotein dalam urine secara
bermakna(protein urine) (2) penurunan albumin dalam darah
(hipoalbuminemia) (3) edema, dan (4)serum kolesterol yang
tinggi dan lipoprotein densitas rendag (hiperlipidemia) (brunner
and sudart,2002)
ETIOLOGI
1. Sindrom nefrotik bawaan
• Diturunkan sebagai resesif autosomal atau
karena reaksi maternofetal. glomerulonefritis
kronis
2. Sindrom nefrotik sekunder akibat penyakit tertentu
• Glomerulonefritis akut ataupun kronik,
• Diabettes melitus disertai glomerulo sklerosis
interkapiler
• Infeksi
• Keganasan
• Efek obat dan toksin.
3. Sindrom nefrotik idiopatik
• Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma
nefrotik primer.
• Kelainan minimal, Nefropati membranosa, .
Glomerulonefritis proliferatif
PATOFISIOLOGI
• Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas
membran glomerulus. Sebagian besar protein dalam urin
adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar
dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi
hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan retensi garam
dan air.
• Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema
generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem
vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler. Penurunan
sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem imun
angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema
lebih lanjut
• Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis
lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak
dalam darah (hiperlipidemia).
• Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap
penyakit renal intrinsik atau sistemik yang
mempengaruhi glomerulus.
• Meskipun secara umum menyerang anak-anak, namun
juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia
• Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa
MANIFESTASI KLINIS atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-
anak.
• Hipoalbuminemia < 30 g/l.
 Edema : edema pada mata
(periorbital), Edema pada
abdomen (asites), Edema area
ekstemitas(sakkrum, tumit dan
tangan), efusi pleura
 Malese, keletihan
 anoreksia
 Sakit kepala
 Berat badan meningkat

 Hiperlipidemia, umumnya
ditemukan hiperkolesterolemia
EVALUASI DIAGNOSTIK
• Riwayat infeksi saluran nafas atas
• Analisa urin : Hematuria
mikroskopik, sedimen urin,
meningkatnya protein dalam urin
(proteinuria)
• Menurunnya serum protein
• Biopsi ginjal
KOMPLIKASI

• Infeksi (akibat defisiensi respon imun)


• Tromboembolisme (terutama vena renal)
• Emboli pulmo
• Peningkatan terjadinya aterosklerosis
• Hypovolemia
• Hilangnya protein dalam urin
• Dehidrasi
PENATALAKSANAN
• Betrest selama beberapa hari
• Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika edema berat
• Pembatasan sodium jika anak hipertensi
• Antibiotik untuk mencegah infeksi
• Terapi diuretik menurunkan edema
• Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang
• Terapi adrenokortikosteroid. prednison dgn dosis 2
mg/kg/hari sesuai program mengurangi proteinuria
PENGKAJIAN a.Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya
edema
b.Dapatkan riwayat kesehatan dgn cermat, t’tama yg
b’hubungan dgn penambahan BB saat ini, disfungsi
ginjal.
c.Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :
1) Penambahan berat badan
2) Edema
3) Wajah sembab :
a)Khususnya di sekitar mata
b)Timbul pada saat bangun pagi
c)Berkurang di siang hari
4) Pembengkakan abdomen (asites)
5) Kesulitan pernafasan (efusi pleura)
6) Pembengkakan labial (scrotal)
7) Edema mukosa usus yang menyebabkan :
a)Diare
b)Anoreksia
c)Absorbsi usus buruk
8) Pucat kulit ekstrim (sering)
9) Peka rangsang
10) Mudah lelah
11) Letargi
12) Tekanan darah normal atau sedikit menurun
13) Kerentanan terhadap infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan akumulasi cairan dalam
jaringan dan ruang ke tiga
2) Resti kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan edema
3) Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelelahan.
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan pertahanan tubuh yang
menurun, kelebihan beban cairan,
kelebihan cairan.
RENCANA TINDAKAN
DIAGNOSA 1
1. Kaji / pertahankan intake dan output pasien yang akurat
2. Timbang berat badan setiap hari
3. Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada
umbilicus serta pantau edema sekitar mata.
4. Monitor status hemodinamik pasien
5. Monitor vital sign
6. Kolaburasi
 Kortikosteroid untuk menurunkan ekskresi proteinuria
 Deuretik  mengurangi edema
DIAGNOSA 2
1) Hindari pakaian ketat anjurkan memakai pakaian yang
longgar
2) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering :
bedaki area kulit beberapa kali sehari
3) Hindari kerutan pada tempat tidur
4) Topang area edema
5) Mobilisasi /Ubah posisi setiap 2 jam
6) Gunakan penghilang tekanan atau matras atau
tempat tidur penurun tekanan sesuai kebutuhan
DIAGNOSA 3
Pertahankan tirah baring awal bila terjadi edema hebat
• Seimbangkan istirahat dan aktivitas bila ambulasi
• Rencanakan dan berikan aktivitas tenang
• Instruksiksn istirahat bila anak mulai merasa lelah
• Berikan periode istirahat tanpa gangguan
• kolaburasi dengan tenaga rehabitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang tepat

Anda mungkin juga menyukai