Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

UNTUK PASIEN TERMINAL


Nama Kelompok :

 Fanny Putri * Rejeki Harefa

 Wenny Lestari M * Nicko Simamora

 Novia Ayu

 Maya Febriayu

 Novelia Sitompul

 Havebeen Octavia

 Angelina M

 Yesica Lidya

 Cindi Melani
KEPERAWATAN TERMINAL
Keadaan terminal adalah suatu
keadaan sakit di mana menurut akal
sehat tidak ada harapan lagi bagi si
sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu
dapat disebabkan oleh suatu penyakit
atau suatu kecelakaan.
Tujuan
Ketika tidak mungkin untuk mencegah pasien
meninggal, dan perawatan medis tidak mungkin lagi
atau tidak lagi bermanfaat, perawat memberikan
perawatan penunjang pada pasien dan keluarga.
Tujuan utama perawatan ini adalah untuk :
• Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri
• Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin
untuk pasien maupun keluarga, dengan sedikit
mungkin penderitaan
• Membantu pasien meninggal dengan damai
• Memberikan kenyamanan bagi keluarga
Indikasi
• Perawatan terminal ditujukan bagi
pasien-pasien sekarat, yang semakin
mendekati ajal atau kematian, yang
secara logis tidak akan sembuh.

SEKARAT (DYING) DAN KEMATIAN (DEATH)
Sekarat (dying) merupakan suatu kondisi pasien
saat sedang menghadapi kematian, yang memiliki
berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal.
Kematian secara klinis merupakan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya
respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
aktivitas listrik otak terhenti. Dengan perkataan lain,
kematian merupakan kondisi terhentinya fungsi jantung,
paru-paru, dan kerja otak secara menetap. Sekarat dan
kematian memiliki proses atau tahapan yang sama seperti
pada kehilangan dan berduka. Tahapan tersebut sesuai
dengan tahapan Kubler-Ross, yaitu diawali dengan
penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi dan
penerimaan.
Tahapan menjelang ajal menurut Elisabeth Kubler-
Ross
seorang ahli kejiwaan dari Amerika,
menjelaskan secara mendalam respon individu dalam
menghadapi kematian. Secara umum ia membedakan
respon tersebut menjadi lima fase, yaitu penyangkalan
dan isolasi, marah, tawar-menawar, depresi dan
penerimaan. Berdasarkan pandangannya, Kubler-Ross
menyatakan bahwa respon tersebut.
• Tidak selamanya berurutan secara tetap
• Dapat tumang tindih
• Lama tiap tahap bervariasi
• Perlu perhatian perawat secara penuh dan cermat
Ada lima fase menjelang kematian menurut Kubler-Ross:
1. Penyangkalan dan isolasi. Karakteristiknya antara
lain:
• Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal, “
tidak, bukan saya. Itu tidak mungkin.”
• Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan
bahwa maut menimpa semua orang kecuali dia.
• Merepresi kenyataan
• Mengisolasi diri dari kenyataan
• Tidak memperhatikan fakta-fakta yang dijelaskan
padanya.
• Mensupresi kenyataan
• Meminta penguatan dari orang lain untuk
penolakannya
• Gelisah dan cemas.
Tugas perawat pada tahap ini adalah:
• Membina hubungan saling percaya
• Memberikan kesempatan pada klien
untuk mengekspresikan dirinya
• Melakukan dialog di saat klien siap, dan
menghentikannya ketika klien tidak
mampu menghadapi kenyataan
• Mendengarkan klien dengan penuh
perhatian
Ada lima fase menjelang kematian
menurut Kubler-Ross:
• Penyangkalan dan isolasi
• Marah
• Tawar Menawar
• Depresi
• Penerimaan
Tugas perawat adalah:
• Mendampingi klien.
• Menenangkan klien dan
meyakinkannya
bahwa Anda akan
mendampinginya
sampai akhir.
• Membiarkan klien mengetahui
perihal
yang terjadi pada dirinya.
Tanda-tanda kematian
terbagi dalam tiga
tahap,
1. Mendekati kematian.
Tanda-tanda fisik menjelang
kematian meliputi:
a. Penurunan tonus otot
b. Sirkulasi melemah
c. Kegagalan fungsi sensorik
d. Penurunan /kegagalan fungsi
pernapasan
2. Saat kematian
a. Terhentinya pernapasan, nadi, tekanan darah, dan
fungsi otak (tidak berfungsinya paru, jantung dan
otak)
b. Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal
c. Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih dan
rectum (inkontinensia) akibat peredaran darah yang
terhambat; kaki dan ujung hidung menjadi dingin.
d. Hilangnya kemampuan pancaindera; hanya indera
pendengaran yang paling lama dapat berfungsi
e. Adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi
menunjukkan terhentinya aktivitas listrik otak untuk
penilaian pasti suatu kematian
3. Setelah kematian.
Fase ini ditandai dengan:
a. Livor mortis (lebam mayat)
b. Rigor mortis (kaku mayat)
c. Algor mortis (penurunan suhu
tubuh)
d. Dekomposisi (pembusukan)
e. Adiposera (lilin mayat)
f. Mumifikasi
MEMANDIKAN JENAZAH
MENURUT PANDANGAN AGAMA
KRISTEN PROTESTAN
Hal-Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Teknis
Penanganan
Segala sesuatu yang akan disediakan dalam Perawatan
Jenazah, yaitu antara lain :
1. Tempatkan dan atur jenazah pada posisi
anatomis.
2. Singkirkan pakaian atau alat tenun.
3. Lepaskan semua alat kesehatan
4. Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda
5. Tempatkan kedua tangan jenazah di atas
abdomen dan ikat pergelangannya
6. Tempatkan satu bantal di bawah kepala.
7. Tutup kelopak mata, jika tidak bisa tertutup bisa
menggunakan kapas basah.
8. Katupkan rahang atau mulut,
kemudian ikat dan letakkan gulungan
handuk di bawah dagu.
9. Letakkan alas di bawah glutea
10.Tutup tubuh jenazah sampai sebatas
bahu
11. Kepala ditutup dengan kain tipis
12. atat semua milik pasien dan berikan
kepada keluarga
13. Beri kartu atau tanda pengenal
14.Bungkus jenazah dengan kain panjang
Tindakan di Kamar Jenazah
* Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
mengetahui cara memandikan jenazah yang infeksius. Petugas
sebaiknya menggunakan pelindung :
a. masker penutup mulut
b. kaca mata pelindung mata
c. sarung tangan karet
d. apron/baju khusus untuk melindungi tubuh dalam
keadaan tertentu
e. sepatu lars sampai lutut (sepatu boot)
* Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi desinfektan,
antara lain kaporit, Mencuci tangan dengan sabun setelah
membersihkan jenazah (sebelum dan sesudah sarung tangan
dilepaskan) ,Jenazah dibungkus dengan kain kafan atau kain
pembungkus lain sesuai dengan kepercayaan/agamanya.
Pendampingan Terhadap Keluarga Jenasah
Ketika salah satu dari anggota keluarga
ada yang meninggal, pastilah ada air mata yang
mengalir dari mata. Kesedihan karena
kehilangan seseorang yang disayang adalah hal
yang tidak sama sekali diinginkan semua orang.
Namun, kita sebagai orang yang beriman
haruslah percaya bahwa Tuhan Yesus
menghendaki kepergian seseorang yang kita
sayang adalah hal yang terbaik yang Tuhan
mau kasih ke kita dalam kehidupan.
Evaluasi Keperawatan Jenasah menurut pandangan
Agama Kristen Protestan
Antropologi Perjanjian Lama menjelaskan
bahwa manusia bukan berasal dari Allah melainkan
diciptakan oleh Allah (Kej 1:27) atau dibentuk oleh
Allah dari debu tanah dan diberi kehidupan
setelah Allah menghembus nafas hidup ke dalam
hidungnya (Kej. 2:7). Bila manusia disebut ciptaan
maka di dalam manusia ada unsur ketidakkekalan
(mortality). Rasul Paulus juga berbicara bahwa
manusia mati (nekros) karena pelanggaran dan
dosa (Ef 2:1, Rm 7:9).
Tindakan di Kamar Jenazah
• Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
mengetahui cara memandikan jenazah yang
infeksius. Petugas sebaiknya menggunakan pelindung :
a. masker penutup mulut
b. kaca mata pelindung mata
c. sarung tangan karet
d. apron/baju khusus untuk melindungi tubuh dalam keadaan
tertentu
e. sepatu lars sampai lutut (sepatu boot)
• Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi desinfektan,
antara lain kaporit, Mencuci tangan dengan sabun setelah
membersihkan jenazah (sebelum dan sesudah sarung tangan
dilepaskan) ,Jenazah dibungkus dengan kain kafan atau kain
pembungkus lain sesuai dengan kepercayaan/agamanya.
PENUTUP
Meskipun penyelesaian proses duka
cita membutuhkan waktu beberapa bulan
atau tahun, sebagian besar klien berada di
bawah perawatan perawat hanya dalam
waktu singkat.perawat mungkin menjadi
frustasi ketika klien atau keluarganya
mulai mengespresikan dukacita, klien
meninggalkan institusi perawatan
kesehatan atau meninggal.
Berduka adalah proses individual, resolusi
kehilangan tidak mengikuti urutan proses.
Penring artinya bagi klien untuk
mendiskusikan atau berbagi pengalaman
dengan orang terdekat. Tujuan yang
ditetapkan bersama klien dan keluarganya
menjadi dasar untuk evaluasi; misalnya, jika
salah satu tujuan adalah agar klien
mengomunikasikan rasa cinta dan kasihnya
kepada keluarga, maka perawat mengepaluasi
apakah hal ini telah terjadi dalam bentuk verbal
atau tertulis. Perawat juga mengamati kualitas
interaksi.
SEKIAN &
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai