Anda di halaman 1dari 2

Komunikasi Dalam Keperawatan pada Pasien Menjelang Ajal (Dying)

Peran :

Ana Ukhti Isnaeni : Dokter Eni


Aniskurli Noor M.H : Perawat 2
Dhara Bunga H : Perawat 1
Oktavia Shintiawati : Ibu Wati (Istri Tn A)
Pramadasyah : Tn. A (Pasien)

Dialog

Di pagi hari di ruang ICU Rumah Sakit Sehat Selalu terdapat pasien yang bernama Tn
A yang terbaring koma selama satu minggu. Selama satu minggu alat-alat kesehatan seperti,
NGT (Nassogastric Tube), Infus, Electrocardiogram (ECG) terpasang di tubuh Tn A selama
dirawat di Ruang ICU kondisi Tn A tidak menunjukan perubahan yang signifikan. Seperti
biasa Perawat setiap pagi merapikan tempat tidur Tn A.

Perawat 1 : Selamat Pagi Tn A, saya perawat yani hari ini saya yang akan merawat Tn A dari jam 7
sampai jam 2 siang, disini saya akan merapikan tempat tidur Tn A, permisi ya Tn.
Perawat pun selesai merapikan tempat tidur dan melihat keadaan Tn A.
Perawat 1 :Tn A saya sudah merapikan tempat tidur Tn,sekarang saya akan kembali ke ruangan
perawat,permisi ya Tn.

Setelah dari Ruangan Tn A, perawat pun pergi keruangan perawat untuk memberikan
hasilnya kepada perawat Triya agar menyampaikan keadaan Tn A kepada dokter
Perawat 1 : Suster tadi saya sudah melihat keadaan Tn A tolong sampaikan hasilnya kepada dokter Eni
Perawat 2 : baik suster

Setelah itu perawat Triya pergi ke ruangan dokter Eni untuk menyampaikan keadaan
Tn A saat ini.
Perawat 2: Permisi dok, tadi perawat Yani sudah melihat keadaan tanda – tanda vital pasien Tn A di
monitor ECG, hasilnya adalah Tekanan Darahnya 60/40mmHg, Nadi 50x/mnt, RR 12x/mnt
dan suhu tubuhnya 32ºC.
Dokter : Mari sus kita ke ruangan Tn A untuk melihat keadaan Tn A.
Perawat 2 : Baiklah dok.

Di dalam Ruangan Tn A
Dokter : Suster keadaan Tn A tidak ada perubahan
Perawat 2: Iya dok,tanda tanda vital pasien pun tidak ada perubahan.
Terlihat dimonitor ECG detak jantung pasien sudah tidak ada, dan dokter pun
meminta perawat 2 untuk mengambilkan alat pemacu jantung.
Dokter : suster tolong ambilkan alat pemacu jantung
Perawat 2 : Iya dok
Setelah dokter dan perawat berusaha menolong Tn A dengan pemacu jantung,akhirnya
Tn A tidak bisa tertolong lagi
Dokter : suster Tn A tidak bisa tertolong lagi
Perawat 2 : innalilahi wainnalilahi rojiun
Dokter : mari kita sampaikan keadaan Tn A kepada keluarganya
Perawat 2 : Baik dok

Suster dan Dokter pergi keluar menemui keluarga pasien yang pada saat
itu Istri pasien menangis khawatir.
Istri : Bagaimana dok keadaan suami saya?
Dokter : Ibu, kami dan semua tim medis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan
suami ibu, tetapi tidak berhasil. Baiklah Ibu saya akan kembali ke ruangan, untuk tindakan
selanjutnya akan dilakukan oleh suster Triya.
Istri : Iya Dok
Perawat 2: Ibu, saya turut berbela sungkawa atas meninggalnya Tn A. Semoga amal ibadah Tn A
diterima disisi-Nya. Ibu yang sabar dan tabah ya...
Istri : Sus, saya ingin melihat suami saya
Perawat 2: Iya Ibu silahkan. jika ibu sudah mulai tenang, ibu dapat memanggil saya kembali.
Istri : iya sus, terimakasih.

SELESAI

Kesimpulan :

Bagi seorang tenaga kesehatan mendampingi klien sudah menjadi suatu kewajiban,
tidak pandang buluh bagaimana keadaan klien tersebut. Termasuk klien yang hampir
meninggal dunia atau pada umumnya disebut sakaratul maut/dying. Kita sebagai perawat
dapat membantu keluarga pasien untuk menguatkan hati dan menerima semuanya dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai