Presentan:
Ay i A b d u l B a s i t h
Destya Suci Nuraeni
Preseptor:
d r. N u n i e k K h a r i s m a w a t i , S p . O G
2
KELUHAN UTAMA
Perdarahan dari
jalan lahir
3
ANAMNESIS (HETEROANAMNESIS)
Genitalia
v/v : tak (tampak PUKUL 22.00
lendir disertai sedikit darah) Pasien tiba di IGD Kebidanan
Pembukaan : 2 cm RSUD Al-Ihsan
Portio : tebal lunak
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Penurunan : H II
5
RIWAYAT PERNIKAHAN RIWAYAT MENSTURASI
RIWAYAT KONTRASEPSI
Tidak ada data
RIWAYAT ANC
Kontrol ke bidan rutin
Konsumsi vitamin dan Fe
PEMERIKSAAN FISIK
KIMIA KLINIK
SGOT 18 U/L
SGPT 14 U/L
Ureum 19 mg/dl
Kreatinin 0,95 mg/dl
GDS 382 mg/dl
11
DIAGNOSIS KERJA
Syok Hipovolemik Pada G4P2A1 Parturient
Aterm Kala II Akut Abdomen + Suspek
Rupture Uteri + Anemia Gravis + Janin
Tunggal + Mati + Intrauterine + Letak
memanjang
12
PUKUL 22.10 s/d 23.45
TATALAKSANA IGD
• Observasi KU, TTV, dan perdarahan;
• O2 face mask/mask resucitator10 liter;
• Resusitasi cairan dengan pemasangan 3 line (guyur) 1500 ml terdiri dari: 2
Fima HES dan 1 RL dan persiapkan 4 labu PRC dan 4 labu FFP;
• Ceftriaxone IV 2 gr;
• Persiapkan HCU;
• Persiapkan OK untuk dilakukan SC dan Histerektomi.
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Dubia ad malam
• Quo ad functionam : Ad malam
• Quo ad sanationam : Ad malam
FOLLOW UP
TANGGAL &
CATATAN INSTRUKSI
PUKUL
10/11/18 S/ G4P2A1 merasa hamil 9 bulan dengan keluhan perdarahan dari • Observasi KU, TTV, dan
22.10 jalan lahir sejak ½ jam SMRS. Perdarahan muncul pada saat pasien perdarahan;
dipimpin oleh bidan untuk melahirkan. Perdarahan keluar terus • Resusitasi cairan dengan
IGD menerus dan semakin bertambah banyak. Nyeri abdomen +, lemas pemasangan 3 line (guyur)
+ 1500 ml terdiri dari: 2 Fima
HES dan 1 RL.
O/ Kesadaran : Sopor
TD : 54/40 mmHg Nadi : 150 x/m Pernapasan: 50 x/m
Suhu : 36,9 C SpO2 : 98 %
Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva anemis +/+
Abdomen : Cembung, striae gravidarum +, TFU: 31 cm, DJJ: Tidak
terdeteksi
Ekstrimitas : akral dingin, CRT > 2 detik
Pemeriksaan dalam
v/v: Tampak perdarahan aktif Portio: Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm Ketuban : Tidak ada
Bagian terendah janin : Kepala Penurunan kepala : Hodge II
DX PRA BEDAH • Dilakukan tindakan a dan antiseptik daerah abdomen dan sekitarnya.
Syok Hipovolemik Pada • Dilakukan insisi mediana inferior ± 10 cm
G4P2A1 Parturient Aterm • Setelah peritoneum dibuka tampak darah dan bekuan darah mengisi
Kala II Akut Abdomen + rongga abdomen ± 3000 cc
Suspek Rupture Uteri + • Explorasi tampak dinding uterus merah kebiruan tampak sebelah kanan
Anemia Gravis + Janin uterus bokong bayi diluar uterus, eksplorasi tampak robekan uterus
Tunggal + Mati + sebelah lateral kanan dari vagina sampai ke puncak fundus, uteri tampak
Intrauterine + Letak hematom reperitoneal sampai dengan ke dinding posterior.
memanjang • Bayi dilahirkan pukul 00.40 tanpa tanda-tanda kehidupan, kaku badan,
majemuk -, BBL 3130 gram dan PBL 52 cm. Jam 00.42, plasenta lengkap
DX POST BEDAH dikeluarkan.
P3A1 Partus Maturus SC • Diputuskan dilakukan sesarean histerektomi totalis.
dan Histerektomi ai Ruptur • Pilka vesikouterina dipisahkan ke caudal dan ditahan dengan refrakter
Uteri Komplit + Stillbirth + abdomen, lalu rotundum kanan dan kiri diklem, dipotong dan diikat.
Anemia Gravis • Ligamen infundibulopelvikum kanan diklem, dipotong, dan diikat diligasi
ganda. Pangkal tuba kiri, ligament ovarii propium kiri diklem, dipotong,
JENIS OPERASI dan diikat.
SC + Histerektomi totalis • Arteri uteri kanan dan kiri diidentifikasi diklem, dipotong dan diikat.
• Ligamen kardinale kanan dan kiri diklem, dipotong dan diikat. Ligamen
INDIKASI OPERASI salpingouterina dipotong, diklem, dan diikat, dijahit satu-satu dan
Ruptur Uteri dijelujur pada robekan dan dilakukan reperitonelisasi.
• Perdarahan dirawat dan dicuci dengan Nacl 0,9%. Regio abdomen ditutup
lapis demi lapis. Perdarahan ± 100 cc dan diuresis ± 20 cc.
23
PEMBAHASAN
KASUS
24
MIND MAP
1 PERDARAHAN OBSTETRIK
5 SYOK
2 AKUT ABDOMEN
6 SC DAN HISTEREKTOMI
3 RUPTUR UTERUS
7 STILLBIRTH DAN IUFD
4 ANEMIA GRAVIS
25
PERDARAHAN
OBSTETRIK
RUPTUR UTERUS
26
PERDARAHAN OBSTETRIK
28
PERDARAHAN POSTPARTUM
29
PERDARAHAN POSTPARTUM
Klasifikasi
• Perdarahan pascapartum segera (primer) yaitu jika terjadi dalam 24
jam pertama
• Perdarahan pascapartum lanjut (sekunder) yaitu jika terjadi setelah
24 jam pertama
32
DEFINISI ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Kasus akut abdomen
tercatat 5%-10% dari semua
kunjungan gawat darurat
atau 5-10 juta pasien di
Amerika Serikat. Studi lain
menunjukkan bahwa 25%
dari pasien yang datang ke
gawat darurat mengeluh
nyeri perut.
33
DIAGNOSIS BANDING
36
DEFINISI
Ruptur uteri komplit adalah keadaan robekan
Ruptur Uterus adalah robekan pada rahim pada rahim dimana telah terjadi hubungan
sehingga rongga uterus dan rongga langsung antara rongga amnion dan rongga
peritoneum. (transperitoneal)
peritoneum dapat berhubungan.
Ruptur uteri inkomplit hubungan kedua rongga
tersebut masih dibatasi oleh peritoneum viseral.
Berdasarkan definisi terbagi menjadi: (subperitoneal)
• Ruptur uteri komplit Ruptur uteri pada parut akibat adanya regangan
• Ruptur uteri inkomplit (dehisens).
37
EPIDEMIOLOGI
38
ETIOLOGI
DAN KLASIFIKASI
Pada inpartu, korpus uteri berkontraksi dan segmen bawah rahim tetap pasif dan serviks
melunak.
Kontraksi uterus retraksi SAR menebal SBR menipis janin terdorong kebawah
lingkaran retraksi yg membatasi 2 segmen meninggi janin turun.
PATOFISIOLOGI
Segmen Atas Rahim
R= H + O Lebih tebal dan volume korpus
uteri menjadi lebih kecil.
Prox.
Distal
Gambaran Klinis
Nyeri yang hebat di perut bagian
bawah, nyeri tekan, gelisah, nadi
dan pernapasan cepat. segmen
bawah uterus tegang, nyeri pada
perabaan, lingkaran retraksi (Van
Bandle Ring) meninggi sampai
mendekati pusat.
Anamnesis
• Adanya riwayat partus yang lama atau macet
• Adanya riwayat partus dengan manipulasi oleh
penolong.
• Adanya riwayat multiparitas
• Adanya riwayat operasi pada uterus (misalnya seksio
sesaria. enukleasi mioma atau miomektomi,
histerektomi, histeritomi, dan histerorafi.
43
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Luar
• Nyeri tekan abdominal
• Perdarahan per vaginam
• Kontraksi uterus biasanya akan hilang
• Pada palpasi bagian janin mudah diraba di bawah
dinding perut ibu atau janin teraba di samping
uterus
• Di perut bagian bawah teraba uterus kira-kira
sebesar kepala bayi
• Denyut Jantung Janin (DJJ) biasanya negatif (bayi
sudah meninggal)
• Terdapat tanda-tanda cairan bebas
• Jika kejadian ruptur uteri telah lama, maka akan
timbul gejala-gejala meteorismus dan defans
muskular yang menguat sehingga sulit untuk
meraba bagian-bagian janin.
44
DIAGNOSIS Pemeriksaan Dalam
Pada ruptur uteri komplit:
• Perdarahan pervaginam disertai perdarahan intra
abdomen sehingga didapatkan tanda cairan bebas
dalam abdomen.
• Pada pemeriksaan pervaginal bagian bawah janin
tidak teraba lagi atau teraba tinggi dalam jalan lahir,
selain itu kepala atau bagian terbawah janin dengan
mudah dapat didorong ke atas hal ini terjadi karena
seluruh atau sebagian janin masuk ke dalam
rongga perut melalui robekan pada uterus.
• Kadang-kadang dapat teraba robekan pada dinding
rahim dan jika jari tangan dapat melalui robekan
tadi, maka dapat diraba omentum, usus, dan bagian
janin.
• Pada kateterisasi didapat urin berdarah.
Laparatomi
• Histerektomi dilakukan, jika fungsi reproduksi ibu tidak diharapkan lagi dan
kondisi buruk yang membahayakan ibu. Indikasi jika terdapat robekan yang
luas atau multiple dan tepi luka yang nekrotik, edema dan sulit dikenali.
• Repair uterus (histerorafi) Histerorafi dilakukan jika masih mengharapkan
fungsi reproduksinya, kondisi klinis ibu stabil, dan ruptur tidak berkomplikasi.
Indikasi jika robekan tidak luas, tepi robekan bersih dan tidak edema dan
tidak ada tanda infeksi.
46
KOMPLIKASI
• Hipovolemik
• Syok
• Peritonitis sepsis
• Infeksi
• Trauma kandung kemih/ureter
• Kematian PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Quo ad functional : Dubia ad malam
47
ANEMIA GRAVIS
48
DEFINISI
KRITERIA
NO KELOMPOK
Penurunan jumlah massa eritrosit (red cell ANEMIA
mass) sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa oksigen dalam 1. Laki-laki dewasa < 13 g/dl
jumlah yang cukup ke jaringan perifer.
2. Wanita dewasa < 12 g/dl
tidak hamil
3. Wanita hamil < 11 g/dl
49
SYOK
50
Definisi
• Syok adalah suatu kondisi di mana terjadi kegagalan pada sistem sirkulasi
untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital.
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh
a. Tatalaksana Umum
Carilah bantuan tenaga kesehatan lain.
Pastikan jalan napas bebas dan berikan oksigen.
Miringkan ibu ke kiri.
Hangatkan ibu.
Pasang infus intravena (2 jalur bila mungkin) dengan menggunakan
jarum terbesar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar yang tersedia).
Berikan cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) sebanyak 1 liter
dengan cepat (15-20 menit).
Pasang kateter urin (kateter Folley) untuk memantau jumlah urin yang
keluar.
Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam 1 jam pertama, atau
hingga 3 liter dalam 2-3 jam (pantau kondisi ibu dan tanda vital).
Cari penyebab syok dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih
lengkap secara simultan, kemudian beri tatalaksana yang tepat sesuai
penyebab.
Pantau tanda vital dan kondisi ibu setiap 15 menit.
Bila ibu sesak dan pipi membengkak, turunkan kecepatan infus menjadi
0,5 ml/menit (8-10 tetes/menit), pantau keseimbangan cairan.
Tanda-tanda bahwa kondisi ibu sudah stabil atau ada perbaikan adalah
sebagai berikut:
• Tekanan darah sistolik >100 mmHg
• Denyut nadi <90 kali/menit
• Status mental membaik (gelisah berkurang)
• Produksi urin >30 ml/jam
Setelah kehilangan cairan dikoreksi (frekuensi nadi < 100 kali/menit dan
tekanan darah sistolik > 100 mmHg), pemberian infus dipertahankan
dengan kecepatan 500 mL tiap 3-4 jam ( 40-50 tetes/menit)
Pertimbangkan merujuk ibu ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap
b. Tatalaksana Khusus
SYOK HEMORAGIK
Jika perdarahan hebat dicurigai sebagai penyebab syok, cari tahu dan
atasi sumber perdarahan:
• Perdarahan sebelum usia kehamilan 22 minggu
• Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu dan saat persalinan
• Perdarahan setelah persalinan
Transfusi dibutuhkan jika Hb < 7 g/dl atau secara klinis ditemukan
keadaan anemia berat
JUMLAH CAIRAN PENGGANTI YANG DIBUTUHKAN PADA PERKIRAAN KEHILANGAN
DARAH
SYOK SEPTIK
Ambil sampel darah, urin, dan pus/nanah untuk kultur mikroba lalu
mulai terapi antibiotika sambil menunggu hasil kultur
Berikan kombinasi antibiotika kepada ibu dan lanjutkan sampai ibu tidak
demam selama 48 jam:
• • Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
• • Gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
• • Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
SYOK ANAFILAKTIK
Hentikan kontak dengan alergen yang dicurigai.
Koreksi hipotensi dengan resusitasi cairan yang agresif dan berikan
epinefrin/adrenalin 1:1000 (1 mg/ml) dengan dosis 0,2-0,5 mlIM atau
subkutan.
Berikan terapi suportif dengan antihistamin (difenhidramin 25-50 mg IM
atau IV), penghambat reseptor H2 (ranitidin 1 mg/kgBB IV) dan
kortikosteroid (metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari, diberikan tiap 6 jam).
SC DAN
HISTEREKTOMI
65
SEKSIO SESARIA
DEFINISI
Suatu persalinan buatan, di mana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim
INDIKASI
Indikasi ibu
o Disproporsi sefalopelvik Indikasi janin
o Pelvis kecil atau malformasi o Janin sangat besar
o Bekas seksio sesarea dengan o Gawat janin
indikasi disproporsi sefalopelvik o Letak lintang
o Disfungsi uterus o Presentasi bokong pada
o Distosia jaringan lunak primigravida
o Plasenta previa o Double footling breech
JENIS
Menutup Perut
Yakinkan tidak ada perdarahan lagi dari insisi uterus dan
kontraksi uterus baik.
Fasia abdominalis dijahit jelujur dengan catgut kromik no. 0
atau poliglikolik.
Apabila tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit dijahit dengan
nilon atau catgut kromik secara subkutikuler
MASALAH YANG DAPAT DIALAMI SEWAKTU
PEMBEDAHAN
Perdarahan Terus Berlanjut
Lakukan masase uterus.
Jika terdapat atonia uteri, lanjutkan infus oksitosin, beri ergometrin 0,2
mg IV.
Transfusi darah jika perlu.
Jika perdarahan tidak dapat diatasi, lakukan ligasi arteri uterina dan arteri
utero-ovarika, atau histerektomi jika perdarahan tetap berlanjut.
• Bayi Sungsang
Jika bayi presentasi bokong, lakukan ekstraksi kaki melalui luka insisi,
selanjutnya lahirkan bahu seperti persalinan sungsang.
Kepala dilahirkan secara Mauriceau Smellie Veit.
• Perawatan Pasca Tindakan
Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien
bebas demam selama 48 jam:
o Ampisilin dosis awal 2 g IV, lalu 1 g setiap 6 jam.
• o DAN Gentamisin 80 mg IV setiap 8 jam.
• o DAN Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Beri analgesik jika perlu.
Periksa tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan dan keadaan umum),
tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan tiap 15
menit pada satu jam pertama, 30 menit dalam 1 jam berikutnya, dan tiap 1
jam dalam 4 jam berikutnya.
Jika dalam dalam 6 jam pemantauan:
• o Kondisi ibu stabil: Pindahkan ibu ke ruang rawat.
• o Kondisi tidak stabil: Lakukan evaluasi ulang untuk tindakan yang sesuai.
Catat seluruh tindakan dalam rekam medis.
Perawatan Selama Rawat Inap
Rawat gabung ibu dan bayi.
Periksa tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, suhu
tubuh), produksi urin, dan perdarahan pervaginam setiap 6 jam selama
24 jam dan setiap 8 jam selama 48 jam berikutnya jika kondisi ibu stabil.
Periksa kadar Hb setelah 24 jam dan melakukan transfusi bila Hb<8
g/dL.
Pasien dipulangkan bila hasil pemantauan selama 3 x 24 jam dalam
batas normal dan kadar Hb ≥ 8 gram/dL.
Buat resume dalam rekam medis dan berikan pasien surat kontrol.
HISTEREKTOMI
DEFINISI
83
JENIS HISTEREKTOMI
2. Histerektomi total
Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara keseluruhan. Keuntungan
dilakukan histerektomi total adalah ikut diangkatnya serviks yang menjadi sumber
terjadinya karsinoma dan prekanker. Akan tetapi, histerektomi total lebih sulit daripada
histerektomi supraservikal karena insiden komplikasinya yang lebih besar.
84
3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral
Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba falopii, dan kedua ovarium.
Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti menopause meskipun usianya
masih muda.
4. Histerektomi radikal
Histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina, jaringan dan kelenjar
limfe disekitar kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa
jenis kanker tertentu untuk bisa menyelamatkan nyawa penderita.
85
c
86
TEKNIK OPERASI HISTEREKTOMI
1. Histerektomi abdominal
Keuntungan teknik ini adalah dokter yang melakukan operasi dapat melihat dengan
leluasa uterus dan jaringan sekitarnya dan mempunyai cukup ruang untuk melakukan
pengangkatan uterus. Cara ini biasanya dilakukan pada mioma yang berukuran besar atau
terdapat kanker pada uterus. Kekurangannya, teknik ini biasanya menimbulkan rasa nyeri
yang lebih berat, menyebabkan masa pemulihan yang lebih panjang, serta menimbulkan
jaringan parut yang lebih banyak.
2. Histerektomi vaginal
Prosedur ini biasanya digunakan pada prolapsus uteri. Kelebihan tindakan ini adalah
kesembuhan lebih cepat, sedikit nyeri, dan tidak ada jaringan parut yang tampak.
87
3. Histerektomi laparoskopi
Teknik ini ada dua macam yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop (laparoscopically
assisted vaginal hysterectomy, LAVH) dan histerektomi supraservikal laparoskopi (laparoscopic
supracervical hysterectomy, LSH).
LAVH mirip dengan histerektomi vagnal, hanya saja dibantu oleh laparoskop yang dimasukkan
melalui irisan kecil di perut untuk melihat uterus dan jaringan sekitarnya serta untuk
membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya.
LSH tidak menggunakan irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan pada perut. Melalui
irisan tersebut laparoskop dimasukkan. Uterus kemudian dipotong-potong menjadi bagian kecil
agar dapat keluar melalui lubang laparoskop. Kedua teknik ini hanya menimbulkan sedikit nyeri,
pemulihan yang lebih cepat, serta sedikit jaringan parut.
88
HISTEREKTOMI PASCASALIN
1. Perdarahan intraoperatif
2. Kerusakan pada kandung kemih
3. Kerusakan ureter
4. Kerusakan usus
5. Penyempitan vagina yang luas
Komplikasi
1. Hemoragik
2. Thrombosis vena
3. Infeksi
4. Pembentukan fistula
100
STILLBIRTH/ IUFD
101
DEFINISI
WHO
ETIOLOGI
Anamnesis
Inspeksi Palpasi
• Tidak terlihat gerakan- • TFU lebih rendah dari
gerakan janin, yang seharusnya tua kehamilan
Auskultasi
biasanya dapat terlihat ; tdak teraba gerakan-
• Dengan doppler tidak
terutama pada ibu yang gerakan janin
terdengar denyut
kurus • Dengan palpasi yang teliti
jantung janin
• Penurunan atau dapat dirasakan adanya
terhentinya peningkatan krepitasi pada tulang
bobot berat badan ibu kepala janin.
Pemeriksaan
Penunjang
Keadaan servik
Kasep Tidak kasep
matang Belum matang
Pertimbangan Kelola partograf
embriotomi/SC WHO
Misoprostol, Estrogen,
Prostin E
Laminaria
Induksi
Foley Catheter
• Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir spontan setelah 2
minggu, umumnya tanpa komplikasi. Persalinan dapat terjadi
secara aktif dengan induksi persalinan dengan oksitosin maupun
misoprostol. Tindakan perabdominam bila janin letak lintang.
Induksi persalinan dapat dikombinasi oksitosin + misoprostol.
Hati-hati pada induksi dengan uterus pascaseksio sesarea
Penatalaksanaan ataupun miomektomi, bahayanya terjadi ruptura uteri.
stroke
kematian organ DIC
kematian otak
Koma
kematian
Bankowski BJ, Hearne AE, Lambrou NC, Fox HE, Wallach EE. The John Hopkis Manual of
Gynecology and Obstetrics. 2nd Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins,
Komplikasi
11
6