Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

POST OPERATIF
Oleh :
Noselpa wani koaisi
Dela fitriani
Rendi rahmedi
Pengertian kamar operasi

• Kamar Operasi atau kamar bedah adalah


ruangan khusus di rumah sakit yang
diperlukan untuk melakukan tindakan
pembedahan baik elektif atau akut yang
membutuhkan keadaan suci hama atau steril
Pembagian Daerah Kamar
Operasi
Daerah Publik
• Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa
syarat khusus.
Daerah Semi Publik
• Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu
saja, yaitu petugas. Dan biasanya diberi tulisan
DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS.
Daerah Aseptik
• Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki
oleh orang yang langsung ada hubungan dengan
kegiatan pembedahan.
Post Operasi

• Post Operasi adalah masa setelah dilakukan


pembedahan yang dimulai saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir
sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,
2008). Tahap pasca-operasi dimulai dari
memindahkan pasien dari ruangan bedah ke
unit pasca-operasi dan berakhir saat pasien
pulang.
Jenis-jenis operasi
a. Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry
(2006) membagi menjadi:
• 1) Diagnostik: biopsi, laparotomi eksplorasi
• 2) Kuratif (ablatif): tumor, appendiktom
• 3) Reparatif: memperbaiki luka multiple
• 4) Rekonstruktif: mamoplasti, perbaikan wajah.
• 5) Paliatif: menghilangkan nyeri,
• 6) Transplantasi: penanaman organ tubuh untuk
menggantikan organ atau struktur tubuh yang
malfungsi (cangkok ginjal, kornea).
b. Menurut Luas atau Tingkat Resiko:
1) Mayor
• Operasi yang melibatkan organ tubuh secara
luas dan mempunyai tingkat resiko yang tinggi
terhadap kelangsungan hidup klien.
2) Minor
• Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang
mempunyai resiko komplikasi lebih kecil
dibandingkan dengan operasi mayor.
PENGKAJIAN
Perawat melakukan pengkajian TTV selama klien
belum sadar secara rutin dan tetap
mempertahankan kepatenan jalan nafas,
mempertahankan oksigenisasi jaringan, memenuhi
kebutuhan cairan darah yang hilang selama operasi
dan mencegah injuri.
Daerah luka diperhatikan secara khusus untuk
mengidentifikasi adanya perdarahan masif atau
kemungkinan balutan yang basah, terlepas atau
terlalu ketat.
Perawat bertanggung jawab dalam pemenuhan
kebutuhan dasar klien khususnya yang dapat
mengancam kehidupan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
• Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan,
pembengkakan, dan imobilisasi
• Resiko perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan pembengkakan, alat yang mengikat, gangguan
peredaran darah
• Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kehilangan kemandirian
• Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri,
pembengkakan, prosedur pembedahan, adanya alat
imobilisasi
• Perubahan konsep diri : citra diri, harga diri, dan peran diri
berhubungan dengan dampak masalah musculoskeletal
Rencana Keperawatan
Diagnosis keperawatan 1
Tindakan Criteria Evaluasi
1. Lakukan pengkaiian nyeri . meliputi Klien melaporkan nyerl berkurang/
skala, intensitas, dan jenis nyeri. hilang :
2. Kaji adanya edema, hamatom dan 1. Menggunakan berbagai
spasme otot pendekatan untuk mengurangi
3. Tinggikan ekstremitas yang sakit nyeri.
4. Ajarkan klien tehnik relaksasi , 2. Kadang menggunakan obat per
seperti distraksi, dan imajinasi oral untuk mengontrol
terpimpin ketidaknyamanan.
5. Laporkan kepada tim medis, bila 3. Meninggikan ekstremitas untuk
nyeri tidak terkontrol 4. mengontrol pembengkakan dan
6. Berikan obat-obatan analgetik ketidaknyamanan
sesuai order 5. Bergerak dengan lebih nyaman
Diagnosis keperawatan 2
Tindakan keperawatan Criteria evaluasi
1. Kaji status neurovaskuler (missal Klien memperlihatkan perfusi
warna, kulit,suhu, pengisian jaringan yang adekuat :
kapiler, nadi, nyeri, edema,
parestesi, gerakan)
1. Warna kulit normal
2. Tinggikan esktremitas yang sakit 2. Kulit hangat
3. Balutan yang ketat harus 3. Respon pengisian kapiler
dilonggarkan normal ( <3detik)
4. Anjurkan klien untuk melakukan 4. Perasaan dan emosi normal
pengesetan otot, latihan
pergelangan kaki, dan
5. Memperlihatkan
“pemompaan” betis setiap jam pengurangan pembekakan
untuk menghindari peredaran
darah.
5. Laporkan kepada tim media jika
peredaran darah mengalami
gangguan.
Diagnosa keperawatan 3
Tindakan keperawatan Kriteria evaluasi

1. Bantu klien untuk merubah Klien memperlihatkan upaya


posisi setiap 2 jam memperbaiki kesehatan :
2. Pantau adanya luka akibat 1. Mengubah posisi sendiri
tekanan untuk menghilangkan
3. Lakukan perawatan kulit, tekanan pada kulit
lakukan pemijatan dan 2. Menjaga hidrasi yang
minimal tekanan pada adekuat
penonjolan tulang. 3. Berhenti merokok
4. Kolaborasi kepada tim gizi, 4. Melakukan latihan
pemberian menu seimbang pernapasan
dan pembatasan susu 5. Bergabung dalam latihan
penguatan otot
Diagnosa keperawatan 4
Tindakan keperawatan Criteria evaluasi
1. Bantu klien menggerakan Klien memaksimalkan
bagian cidera dengan tetap mobilitas dalam batas
memberikan sokongan yang terapeutik
adekuat 1. Meminta bantuan bila
2. Ekstremitas ditinggikan dan bergerak
disokong dengan bantal 2. Meninggikan esktremitas
3. Nyeri dikontrol dengan bidai yang bengkak setelah
dan memberikan obat anti bergeser
nyeri sebelum menggerakan 3. Menggunakan alat
4. Ajarkan klien menggunakan imobilisasi sesuai petunjuk
alat bantu gerak, ( tongkat, 4. Mematuhi pembatasan
walker, kursi roda) dan pembebanan sesuai anjuran
anjurkan klien untuk latihan
Kelompok 2
Apa saja makanan yang diperolehkan atau tidak
diperolehkan diit post operasi
Kelompok 3
Intervensi d3 pembatasan susu, apakah rasional
pembatasan susu setelah post op
kelompok 4
Pasien merasa menggil 15 menit setelah operasi ,
mengapa
Kelompok 6
Berapa kali / berapa jam monitoring hemodinamik
kepada pasien post op

Anda mungkin juga menyukai