Anda di halaman 1dari 45

KONSEPSI MANAJEMEN BENCANA

Tsunami Aceh 2004 sebagai Wake Up Call


Bencana menjadi
masalah global
Internasional
Hyogo Framework for Action
2005 – 2015 disepakati 168
negara sebagai pedoman DRR
dunia

Indonesia
Tsunami Aceh 2004 menjadi
Kebangkitan Nasional Jilid II 
timbul kesadaran nasional arti
pentingnya penanggulangan
bencana  lahirlah UU No. 24
Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
Laju penghancuran hutan di Indonesia
sepanjang 200-2005 sebagai yang
tercepat di dunia.

Rentan !!!

Tempo, 27 Mei 2007


LEMPENG TEKTONIK DUNIA
5.4

Eurasian plate 1.8


EURASIAN Eurasian plate
plate Juan de Fuca plate 2.3
North
3.7
5.4 American
plate 3.0
PACIFIC
Philippine 5.5
2.0
plate
plate 2.5
11.7
Pasific plate African plate
Cocos South
10.5 plate 2.0
American
1.1 17.2 plate
3.0
Indo-Australian NAZCA plate
plate
10.
7.3 5
1.3
INDO-AUSRALIA 7.7 4.1
1.7
plate 3.7

7.2
Scotia plate

5.7 Antartic plate

DIVERGENT CONVERGENT TRANSFORM


Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan : PLATE PLATE PLATE
BOUNDARY B BOUNDARY C BOUNDARY
* Lempeng Eurasia : di lepas pantai Sumatra,A Jawa dan Nusa Tenggara.

* Lempeng Pasific : di utara Irian dan Maluku utara.


TEKTONIK INDONESIA

Terdapat 5000 sungai besar (30%) melalui pemukiman padat

Memiliki kawasan pantai 81.000 km (30% hidup dikawasan pantai)..


Konsep dan Karakteristik Bencana

1 Definisi bencana;

2 Berbagai pandangan mengenai bencana

3 1.Rumusan resiko bencana;

4 1.Jenis-jenis bencana; dan

5 Karakteristik bencana
KONSEP BENCANA
BENCANA
Bencana adalah peristiwa yang
mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
(UU Nomor 24 Tahun 2007).
PAPUA RAWAN BENCANA
BENCANA ALAM BENCANA NON ALAM BENCANA SOSIAL
Gempa bumi, tsunami, banjir, Gagal Teknologi, kebakaran, Konflik Sosial,, kerusuhan dll
kekeringan, angin topan, tanah epidemi dll
longsor dll
MENUJU PAPUA TANGGUH
Mewujudkan masyarakat yang memiliki kemampuan

1. Daya antisipasi
2. Daya proteksi dengan menangkis dan
menghindar
3. Daya adaptasi
4. Daya lenting
Strategi:
Menuju PapuaTangguh
1. Jauhkan masyarakat dari bahaya.
2. Jauhkan bahaya dari masyarakat.
3. Living harmony with risk.
4. Tumbuhkembangkan kearifan lokal.
MANAJEMEN BENCANA

H2M
BENCANA

KESIAPSIAGAAN

MITIGASI
PASKA
MANAJEMEN PRA BENCANA
RESIKO BENCANA

MANAJEMEN
PEMULIHAN
LINGKUP PENYELENGGARAAN PB
Perencanaan
Situasi Tidak Pencegahan
Ada Pengurangan Risiko
Pendidikan
Bencana
Pelatihan
Penelitian
Prabencana Penaatan Tata Ruang
Situasi Terdapat Mitigasi
Potensi Bencana Peringatan Dini
Kesiapsiagaan

Kajian Cepat
Penyeleng Status Keadaan Darurat
garaan PB Saat Tanggap Penyelamatan & Evakuasi
Darurat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Perlindungan
Pemulihan

Prasarana dan Sarana


Rehabilitasi
Sosial
Ekonomi
Pascabencana Kesehatan
Rekonstruksi Kamtib
Lingkungan
PERGESERAN PARADIGMA DALAM
MANAJEMEN BENCANA

Pandangan
Holistik Pengurangan
Resiko

Pandangan
Ilmu Peng. Sosial

Pandangan Pembangunan
Progresif

Pandangan
Ilmu Peng. Terapan Mitigasi

Pandangan
Ilmu Peng. Alam

Pandangan Relief /
Konvensional Bantuan
Paradigma Penanggulangan Bencana

1
Paradigma Bantuan Darurat

2 Paradigma Mitigasi

3 Paradigma Pembangunan

4 Paradigma Pengurangan Risiko


Paradigma Bantuan Darurat

a. Penanggulangan bencana yang difokuskan


pada saat kejadian bencana melalui upaya
pemberian bantuan darurat (relief) berupa:
pangan, tempat penampungan, kesehatan.
b. Tujuan utama penanganan adalah untuk
meringankan penderitaan korban dan
memperbaiki kerusakan akibat kejadian
bencana dan segera mempercepat upaya
pemulihan (recovery).
Paradigma Mitigasi

a. Penanggulangan bencana dengan


memfokuskan pada upaya pengenalan bahaya
yang mengancam dan pola perilaku individu/
masyarakat yang menimbulkan kerentanan
terhadap bencana.
b. Mitigasi atau meminimalkan dampak terhadap
bencana dilakukan secara fisik struktural/
bangunan, sedangkan mitigasi terhadap pola
perilaku yang rentan melalui non struktural,
seperti penyuluhan, relokasi permukiman,
peraturan-peraturan bangunan dan penataan
ruang.
Paradigma Pembangunan

a. Manajemen bencana yang memfokuskan pada


faktor-faktor penyebab dasar dan proses
terjadinya kerentanan masyarakat terhadap
bencana.
b. Manajemen bencana dikaitkan dengan sektor-
sektor pembangunan, seperti masalah kemiskinan,
kualitas hidup, pemilikan lahan, akses terhadap
modal, pendidikan yang rendah, inovasi teknologi
dsb.
Paradigma Pengurangan Risiko

a. Paradigma ini merupakan kombinasi dari sudut


pandang teknis dan ilmiah terhadap kondisi sosial,
ekonomi dan politis dan lingkungan.
b. Penanggulangan bencana diawali dari menganalisis
risiko bencana berdasarkan ancaman / bahaya dan
kerentanan, untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengelola dan mengurangi risiko, dan juga
mengurangi terjadinya dan dampak bencana.
c. Manajemen bencana dilakukan bersama oleh
semua pemangku kepentingan (stakeholder), lintas
sektor dan dengan pemberdayaan masyarakat.
KARAKTERISTIK BENCANA
JENIS BENCANA UU NO. 24 TH. 2007
BENCANA ALAM BENCANA NON ALAM BENCANA SOSIAL
Gempa bumi, tsunami, banjir, Gagal Teknologi, kebakaran, Konflik Sosial,, kerusuhan dll
kekeringan, angin topan, tanah epidemi dll
longsor dll
Contoh BAHAYA
Mendadak Berangsur-angsur
Kebakaran Wabah Penyakit
Gejala Alam

Banjir Tanah longsor


Gempa bumi
Topan Kekeringan
Tanah Longsor Gunung Meletus
Air bah Banjir lahar
Gunung meletus
Gelombang pasang
Lain-lain Abrasi
Petir •Serangan hama Kelaparan
•Puso/gagal panen
•Pembersihan etnis Tawuran
Ulah Manusia

Kebakaran •Narkoba Keracunan massal


Bom •HIV/AIDS Konflik warga SARA
Tawuran Pengungsi
Kecelakaan lalu lintas Kelaparan
Wabah penyakit karena banjir Polusi udara
Perang
Kebocoran gas
Pemogokan sopir angkot/naker
Jenis-jenis Bencana

Alami Perbuatan
manusia

Bahagian yang paling penting dalam Penanggulangan Bencana


adalah pemahaman akan Karakteristik Bahaya
PULAU RON - NABIRE - 2010 MOANEMANI - 2009 ENAROTALI - 2009

WAMENA - 2006 KURIMA - 2006 BIME - 2001


LEMBAH BALIEM
BANJIR BANDANG DAN BIASA
KORBAN SEHAT / PENGUNGSIAN
IDIKATOR KARAKTERISTIK BENCANA
INDIKATOR UNTUK MENGIDENTIFIKASI
KARAKTERISTIK BENCANA
Pemicu
Akar
Penyebab Unsur yang
9 2
mengancam

Akibat
8 3 Tipe, Kecepatan
Kerusakan
dan Jarak Ancaman
BENCANA

7 4
Durasi Tanda-tanda

6 5
Periode Frekwensi
INDIKATOR UNTUK MENGIDENTIFIKASI
KARAKTERISTIK BENCANA

1. Pemicu, yaitu apa yang


menjadi penyebab
ancaman?

2. Unsur-Unsur yang
Mengancam,
3. Tipe, Kecepatan, dan Jarak
merupakan bagian dari Ancaman
ancaman yang
Apakah serangan bersifat tiba-
membahayakan bagi
tiba/perlahan-lahan, seberapa cepat
manusia, hewan ternak, ancaman dapat mengenai dan berapa
dan harta benda? jarak ancaman dari elemen-elemen
berisiko?
INDIKATOR UNTUK MENGIDENTIFIKASI
KARAKTERISTIK BENCANA
4. Tanda-Tanda, adalah peringatan
alam atau non-alam apa saja yang
menandakan bahwa kejadian
ancaman akan datang?

5. Frekuensi, berapa kali sebuah


ancaman datang dalam kurun waktu
tertentu di wilayah yang terancam?

6. Periode, kapan biasanya banjir


melanda sebuah wilayah?
INDIKATOR UNTUK MENGIDENTIFIKASI
KARAKTERISTIK BENCANA

7. Durasi, berapa lama biasanya


ancaman tersebut melanda?

8. Akibat Kerusakan, apa kerugian


atau kerusakan yang muncul?

9. Akar Penyebab, apa yang


menjadi akar penyebab bencana
(mengapa ancaman banjir menjadi
bencana bagi masyarakat yang
terkena)?
BENCANA BIDANG KESEHATAN
PENYELENGGARAAN UPAYA KESIAPSIAGAAN &
PENANGGULANGAN
RAPID HEALTH ASSESSMENT

SURVEYLANCE EMERGENCY / RAPID


BENCA NEED ASSMT.
NA
waktu

MEDICAL
KESIAPSIAGAAN PASCA BENCANA
RESPONSE
PUBLIC HEALTH RESPONSE :
CONTINGENCY AIR BERSIH DAN SANITASI
PLAN
SURVAILANS.
PERENCANAAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT & IMMUNISASI
DARURAT PELAYANAN KESEHATA DASAR
GIZI, DLL
ANALISIS SITUASI DAMPAK BENCANA :

I
Mass Casualty
KORBAN LUKA :
Triage Accident :
Resusitasi-Stabilisasi Sarana-Prasarana utuh Fungsi2 lain
Diagnostik definitif
normal
Terapi definitif
BENCANA

KORBAN SEHAT : II
BENCANA KOMPLEKS
Rumah rusak Food-Water
Jalan-jembatan rusak Sewage disposal
Fas.Kesehatan rusak IV Temporary shelter
Tatanan sosial terganggu Primary Health Care
Keterbatasan alat bantuan service Disease surveillance

Gangguan keamanan & KERUSAKAN III

potensi timbulnya v LINGKUNGAN


korban baru segera Dead bodies removal
AKIBAT BENCANA : HARUS DILAKUKAN (minimal)
1.Korban luka
Triage-Res/Stab-Dx definitif-Tx definitif
2.Korban sehat (lokal atau mobilisasi luar daerah)
Makanan
Air
Supply resources ex non medik
Perumahan sementara
(networking lintas sektor)
3.Penurunan/kelumpuhan kemampuan faskes
Primary health care service terganggu
Beban kerja lebih dari biasa
Petugas mungkin jadi korban
Substitusi –Empowering
4.Kerusakan lingkungan (SDM-Logistik-Hard ware)
Sewage disposal
Sampah harian
Dead bodies
5.Kemungkinan disease outbreak Removal - Environment control
Gabungan 3-4 terhadap 2, potensi secondary disaster
6.Aspek managerial disaster Surveillance-Vaccination-Disease control

Penyiapan tenaga pra disaster


(Pahami Konsep SPGDT S/B/P)
KESIMPULAN

Berdasarkan UU No. 24 tahun 2007, ada tiga


jenis bencana yaitu:
1. Bencana alam
2. Bencana non-alam
3. Bencana sosial

Penanggulangan bencana dapat dilakukan


dengan tepat setelah melalui kajian
terhadap karakteristik bencana dengan
memperhatikan sembilan indikator yaitu:
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai