Anda di halaman 1dari 31

Variabel-variabel

penelitian

Titiek sumarawati
PENGERTIAN
 SEMUA CIRI ATAU FAKTOR YANG DAPAT
MENUNJUKKAN VARIASI
 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN YG
BERUBAH DR SATU SUBYEK KE SUBYEK
LAINNYA
 KARAKTERISTIK SUATU BENDA ATAU
SUBYEK, BKN BENDANYA ITU SENDIRI.
BERDASARKAN FUNGSI TERDIRI :
1. VARIABEL SEBAB
2. VARIABEL PENGHUBUNG
3. VARIABEL AKIBAT
 Variabel sebab dapat dibedakan atas :
1. Variabel bebas
2. Variabel moderaor
3. Variabel kendali
4. Variabel random
Secara skematis

 SEBAB PENGHUBUNG AKIBAT

 VARIABEL BEBAS
 VARIABEL MODERATOR Variabel Variabel
 Variabel random intervening tergantung
 Variabel kendali
 Istilah dalam variabel
independent
Prediktor
Resiko
kausa
 Variabel tergantung :
independent
Efek
Respons
Event
outcome
Variabel : konsep yang mempunyai variabilitas

Konsep : penggambaran atau abstraksi dari suatu


fenomena tertentu

Secara garis besar 2 macam :


Variabel bebas (variabel pengaruh, variabel perlakuan,
kausa, treatment, dsb) yaitu variabel yang bila
dalam suatu saat berada bersama dengan
variabel lain, variabel terakhir ini akan berubah.
Variabel tergantung (variabel tak-bebas, variabel
terpengaruh, efek dsb) : variabel yang berubah
karena variabel bebas
Sebagai bentuk lain dari variabel bebas
1. Variabel perantara (variabel penghubung): variabel
yang menjembatani pengaruh suatu variabel bebas
dengan variabel tergantung
2. Variabel pendahulu : variabel bebas yang
berpengaruh pada variabel tergantung tetapi sekaligus
berpengaruh pula variabel alinyang juga berperan
sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung
tersebut
3. Variabel prakondisi : variabel yang keberadaannya
merupakan prasyarat bagi bekerjanya suatu variabel
bebas terhadap variabel tergantung
Contoh : ada hub ant umur daun teh dengan kadar kofein yg terkandung

 Varibel bebas:
 Variabel tergantung :
 Variabel penghub :
 Variabel random :
 Variabel moderator
 Variabel kendali :
V.bebas : yg menjd pokok permasalahan yg
diteliti
v. Penghub :yg terjd dlm daun, tdk bs
diamati langsung tp dpt diambil
hasilnya
V. Tergantung :unt menentukan ada tdknya
pengaruh dr v.bebas
 V. random : v.sebab yg diabaikan
pengaruhnya
 V.moderator :v.yg penting tp tdk
diutamakan
 V kendali : v yg dikendalikan stau
dikontrol
Definisi operasional dr variabel
 Untuk menentukan alat atau instrumen
untuk pengambilan data yang akan
digunakan
 Pengukuran variabel dapat dilakukan
secara langsung jika ciri atau faktor yg
akan diukur tsb secara fisik dapat diukur
 Sebagai batasan dlm penelitian, agar tidak
ada makna ganda
Skala pengukuran
Dalam Penelitian Pengukuran adalah observasi
dengan maksud agar dapat dilakukan analisis
sesuai aturan tertentu.

Skala pengukuran : diklasifikasi 2 golongan yaitu :


1. Skala kategorikal (skala nominal dan ordinal)
2. Skala numerik (skala interval dan skala rasio)
 Skala Nominal : mempunyai makna dua
nilai disebut dikotom ( sembuh- tidak
sembuh); jk memp lebih dr 2 nilai disbt
polikotom (isla,hindu ,kristen,katolik). Pad
skala nominal tdk dpt dihitungmeannya tp
proporsi,prosentase,resiko relatif.
 Skala ordinal : memp informasi peringkat,
akan tetapi jarak ant 2 peringkat tidak
sana dan tidak dapat diukur (derajat
penyakit buruk,kurang,cukup,lebih)
 Skala Interval :memp informasi lengkap
dan dapat diukur,tidak mempunyai nilai
nol
 Skala rasio : mempunyai nilai nol
PENGERTIAN HIPOTESIS
THESIS= DALIL/ KAIDAH
HYPO = BELUM TERUJI
 Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu
dalil atau kaidah (thesis) yang
kebenarannya belum teruji (hypo) secara/
melalui data/fakta empirik
CIRI-CIRI POKOK HIPOTESIS
1. Disusun sebagai kalimat deklaratif
2. Kaitan (hubungan atau perbedaan) 2 atau
lebih variabel
3.Jawaban sementara dari masalah
4. Memungkinkan untuk pembuktian secara
empirik
MACAM HIPOTESIS
1. Hipotesis kerja: yang akan dibuktikan
kebenarannya lewat penelitian, diutarakan dalam
proposal
2. Hipotesis tandingan: hipotesis variabel- variabel
lain yang mempunyai pengaruh yang sama
terhadap variabel yang diteliti (variabel
confounding/ perancu): ada dalam benak peneliti
3. Hipotesis nihil: hipotesis nol yang menyatakan
tidak ada hubungan antara 2 variabel (kebalikan
hipotesis kerja) yang digunakan untuk
pembuktian pada analisis statistik, tidak ditulis
dalam proposal
TINGKATAN HIPOTESIS
 HIPOTESIS MAYOR: Jawaban sementara dari
masalah besar penelitian yang diutarakan yang
mana komponen dalam hipotesis tersebut tidak
bisa langsung diukur. (selaras dengan Tujuan
Umum)

 HIPOTESIS MINOR: Jawaban sementara masalah


penelitian yang mana komponen dalam hipotesis
tersebut bisa diukur, yang merupakan uraian
lebih rinci dari hipotesis mayor. (selaras dengan
tujuan khusus)
KEGUNAAN HIPOTESIS
1. Tuntunan arah penelitian
2. Melokalisasikan fenomena dan identifikasi
variabel
3. Petunjuk rancangan penelitian
4. Petunjuk cara pengolahan data dan
analisa
PENYUSUNAN HIPOTESIS
 Didahului penyusunan landasan teoritik dan
kerangka teoritik
 Diidentifikasi premis-premis yang
mendukungnya baik yang mayor maupun yang
minor
 Dirumuskan hipotesis (secara logika deduktif)
 Dalam keadaan tertentu logika induktif juga
berperan dalam menyusun hipotesis
PREMIS SEBAGAI LANDASAN
MERUMUSKAN HIPOTESIS
 Utarakan teori/ konsep/ hasil penelitian yang
mempunyai nilai dukung bermakna (premis
mayor) untuk merumuskan hipotesis.
 Utarakan hasil penelitian/ fakta yang
mempunyai nilai dukung untuk merumuskan
hipotesis meskipun tidak bermakna (premis
minor)
 Hubungkan antar premis yang ada diniali
cukup kuatkan dipakai untuk merumuskan
hipotesis
CONTOH PENARIKAN KESIMPULAN
SECARA DEDUKTIF
 Hambatan ekskresi empedu menyebabkan
ikterus (premis mayor)
 Karsinoma kaput pankreas dapat
menghambat ekskresi empedu (premis
minor)
 Karsinoma kaput pankreas dapat
mengakibatkan ikterus (kesimpulan
hipotesis)
Premis:

Merokok mempunyai risiko untuk mendapatkan bronchitis kronik 7 kali


lebih tinggi dibanding bukan perokok (12)
Pada bronchitis kronik ditemukan adanya displasia mukosa bronkhus
pada 45% kasus (8).
Merokok mempunyai risiko 5x lebih tinggi untuk mendapatkan
karsinoma bronkus (1)
Makin banyak dan makin lama seseorang merokok risiko untuk
mendapatkan karsinoma bronkhus makin meningkat (5)
Penelitian pada kelinci menunjukkan bahwa paparan asap rokok yang
kronik akan mengakibatkan terjadinya karsinoma bronkhus (9)
Pada karsinoma bronkhus, 80% terjadi mutasi pada gene P53 (35)

Hipotesis

Paparan asap rokok secara kronik pada kelinci akan terjadi displasia
bronkhus dan terjadi mutasi pada Gene P53 yang merupakan prekusor
untuk terjadinya karsinoma bronkhus.
RUMUSAN HIPOTESIS
Keadekuatan tergantung:
- substansi
- formulasinya
KRITERIA FORMULASI
HIPOTESIS YANG BAIK
1. Kalimat deklaratif
2. Macam hubungan antar variabel harus
jelas
3.Memungkinkan dilakukan pembuktian
secara empirik:
a. measurable
b. provable
4. Berkaitan dengan teori yang mapan
5. Cakupannya yang cukupan

Anda mungkin juga menyukai

  • F 123
    F 123
    Dokumen7 halaman
    F 123
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Askfas KM
    Askfas KM
    Dokumen38 halaman
    Askfas KM
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Fafa Geg
    Fafa Geg
    Dokumen29 halaman
    Fafa Geg
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Askfas KM
    Askfas KM
    Dokumen38 halaman
    Askfas KM
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Fffqfe
    Fffqfe
    Dokumen5 halaman
    Fffqfe
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • G 41
    G 41
    Dokumen7 halaman
    G 41
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • SFFF
    SFFF
    Dokumen5 halaman
    SFFF
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Asfasf
    Asfasf
    Dokumen5 halaman
    Asfasf
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Fafgg
    Fafgg
    Dokumen7 halaman
    Fafgg
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Feeaa
    Feeaa
    Dokumen7 halaman
    Feeaa
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • F 3 RF
    F 3 RF
    Dokumen7 halaman
    F 3 RF
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • TT 11
    TT 11
    Dokumen7 halaman
    TT 11
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • 155
    155
    Dokumen7 halaman
    155
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • 224
    224
    Dokumen7 halaman
    224
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • 23456
    23456
    Dokumen7 halaman
    23456
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • 123
    123
    Dokumen7 halaman
    123
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • HTW
    HTW
    Dokumen7 halaman
    HTW
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • DWW
    DWW
    Dokumen26 halaman
    DWW
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Gee
    Gee
    Dokumen7 halaman
    Gee
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Dwaax
    Dwaax
    Dokumen28 halaman
    Dwaax
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Faax
    Faax
    Dokumen28 halaman
    Faax
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • TP
    TP
    Dokumen7 halaman
    TP
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Faad
    Faad
    Dokumen27 halaman
    Faad
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Feeas
    Feeas
    Dokumen28 halaman
    Feeas
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Inf Virus Herpes Kuliah
    Inf Virus Herpes Kuliah
    Dokumen24 halaman
    Inf Virus Herpes Kuliah
    Ridha
    Belum ada peringkat
  • Gear
    Gear
    Dokumen27 halaman
    Gear
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Inf Virus Herpes Kuliah
    Inf Virus Herpes Kuliah
    Dokumen24 halaman
    Inf Virus Herpes Kuliah
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Frambusia Revisi - Lisa
    Frambusia Revisi - Lisa
    Dokumen30 halaman
    Frambusia Revisi - Lisa
    Aq Mw
    Belum ada peringkat
  • Sumbangan Kedokteran Islam Pada Kedokteran Modern
    Sumbangan Kedokteran Islam Pada Kedokteran Modern
    Dokumen14 halaman
    Sumbangan Kedokteran Islam Pada Kedokteran Modern
    Aq Mw
    Belum ada peringkat