Anda di halaman 1dari 9

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

LABORATORIUM ILMU FARMAKOLOGI KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020

FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
FENITOIN
Pembimbing :
Prof. dr. H. M. Aris Widodo, MS, SpFK, PhD

Oleh :
Dita Merry Diah Vanony
21804101049
PHENITOIN

Deskripsi Struktur Kimia Produk Obat

(difenilhidantoin), salah satu


senyawa golongan hidantoin
yang merupakan obat utama
untuk hampir semua jenis
epilepsi, kecuali bangkitan
lena. Gugus fenil pada atom
C5  mengendalikan
bangkitan tonik-klonik.
2
FARMAKOKINETIK

Absorbsi Distribusi
• Per oral  berlangsung lambat, sesekali • Ikatan protein : 95% (dewasa), 85%
tidak lengkap (bayi), 80% (neonatus)
• Puncak konsentrasi pada plasma : 3-12 • Vd : 0,6-0,7 L/kg (dewasa), 0,7 L/kg
jam, bila loading dose (600-800mg) (anak-anak), 0,7-0,8 L/kg (bayi), 0,8-0,9
dalam dosis terbagi antara 8-12 jam L/kg (neonatus), 1-1,2 L/kg (prematur)
kadar efektif tercapai dalam 24 jam
• IM  mengendap di tempat suntikan
kira-kira 5 hari, absopsi berlangsung
lambat

Metabolisme Ekskresi
• Dimetabolisme di hati oleh enzim • 10% dari dosis oral dieksresikan
mayor CYP2C9 dan CYP2C19 serta bersama tinja dalam bentuk utuh
enzim minor CYP3A4.
• Waktu paruh 22 jam (PO), 10-15 jam
• Metabolit berupa hidroksiphenytoin (IV)
yang tidak aktif
• Ekskresi dalam bentuk urine
• Enzim diinduksi : CYP3A4, CYP2C9,
CYP2C8 3
FARMAKODINAMIK

Mekanisme kerja
oMemblokade kanal kalsium atau natrium  influks/pemasukan ion Na+ ke dalam membran sel
berkurang  menghambat depolarisasi. Dengan menghambat terbukanya kembali kanal Na+
(inaktivasi) maka tidak dapat terjadi potensial aksi dan menurunkan serangan (McNamara, 2003).
oSelain itu penghambatan efek kanal Ca2+ dan menunda aktifasi ion K+ keluar aksi potensial dapat
menyebabkan kenaikan periode refractory dan menurunnya cetusan ulangan (Wibowo & Gofir, 2011).

4
Indikasi Efek Samping

• Kejang tonik-klonik dan kejang • SSP  diplopia, ataksia, vertigo,


parsial/fokal nistagmus, tremor, gugup, kantuk, rasa
lelah (>0,5 g/hari)
• Lainnya: Neuralgia trigeminal, aritmia
jantung, ECT • GIT dan gusi  nyeri ulu hati,
anoreksia, mual-muntah, hiperplasia
gusi (20%), gingivitis
• Kulit (2-25%)  eritema multiform,
Kontraindikasi hiperpireksia
• Lainnya  ikterus, hepatitis, anemia
• Hipersensitivitas terhadap fenitoin dan
megaloblastik
hidantoin lain
• Bradikardia

5
DOSIS TERAPI
Dewasa Anak
Status Epileptikus Status Epileptikus
•Loading: 10–15 mg/kgBB (IV), dengan •Loading: 15–20 mg/kgBB (IV), dengan
kecepatan 25–50 mg/menit kecepatan 1–3 mg/kgBB/menit atau 50 mg/menit
•Maintenance: 100 mg (IV atau PO), setiap 6– •Dosis tambahan (dapat diberikan jika perlu): 5–10
8 jam mg/kgBB, setelah 10 menit loading
Antikonvulsan •Maintenance: 4–8 mg/kgBB/hari (IV), dalam 2 dosis
•100 mg (PO), 3 kali sehari Antikonvulsan
•Dosis dapat ditingkatkan hingga 625 mg/hari •Dosis inisial: 5 mg/kgBB/hari, dalam 2–3 dosis
•Maintenance:
•Neonatus: 8–10 mg/kgBB/hari (PO), dalam 2–3
dosis
•>28 hari–16 tahun: 4–8 mg/kgBB/hari (PO), dalam 2
dosis
6
BEBERAPA KEADAAN

Warnings
Risiko hipotensi dan aritmia dengan laju infus >50 mg/mnt pada orang dewasa dan 1-3
mg/kg/mnt pada pasien anak

Cautions
• Dapat menyebabkan kematian janin saat diberikan pada wanita hamil.
• Penurunan kepadatan mineral tulang pada penggunaan kronis.
• Phenytoin menginduksi enzim metabolisme hati  ↑metabolisme vitamin D dan ↓ kadar
vitamin D  defisiensi vitamin D, hipokalsemia, dan hipofosfatemia

7
INTERAKSI OBAT
MENINGKATKAN
MENGHAMBAT MENGGANGGU BIOTRANSFORMASI
BIOTRANSFORMASI IKATAN PROTEIN FENITOIN DAN
FENITOIN PLASMA FENITOIN MENGURANGI
Kloramfenikol, Sulfisoksazol, ABSORPSINYA
disulfiram, INH, fenilbutazon, salisilat,
simetidin, dikumarol Teofilin
asam valproat

↑ fenitoin dalam plasma ↓ fenitoin dalam plasma

8
* According to a Survey
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai